ITAGI: Kasus Covid-19 Pada Anak Meningkat Saat Hari Libur
Merdeka.com - Momen liburan sangat berdampak pada angka penularan Covid-19 khususnya anak-anak. Sebab saat liburan, banyak orangtua membawa putra putri mereka ke tempat keramaian.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K), kondisi ini pernah terjadi pada minggu ke 2 Maret - 26 Desember 2020.
"Anak-anak ini kasusnya akan naik jika saat liburan. Umur 0-2 tahun, di bawah 2 tahun, 3-6 tahun. Lihat di sini libur Idul Fitri, Idul Adha, bersama ini selalu naik. Mengapa, karena ini dibawa orangtuanya, berwisata, jalan-jalan ke mal, ke pasar, ini kemudian jadi keprihatinan kita," kata Sri dalam diskusi 'IDAI menjawab kegalauan tentang vaksin Covid-19 pada anak' dalam siaran teleconference, Sabtu (22/1).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa imun anak penting? Meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak memiliki banyak manfaat yang penting untuk kesehatan dan perkembangan mereka.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
Bukan hanya balita, anak usia 6 tahun - 17 tahun yang terpapar juga meningkat saat hari libur. Dia berharap hal ini diperhatikan sehingga kondisi serupa tidak terulang.
"Anak-anak sangat rentan dengan orang lain, yang kita tidak tahu apakah ada yang terinfeksi, ada OTG walaupun tidak merasa tidak sakit, bisa lihat data ini memprihatinkan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dia berharap orangtua mau menemani putra putrinya mendapatkan vaksin. Apalagi belakangan kasus Covid-19 kembali naik. Dia pastikan, vaksin Covid yang dipakai untuk anak-anak sangat aman.
"Tetapi kita harus tahu persis bahwa vaksin yang digunakan ini harus aman," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaLiburan akhir tahun seperti sekarang seharusnya menjadi waktu menyenangkan bagi anak. Namun anak rentan sakit saat menjalani liburan.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya