Jabar Saber Hoaks Klarifikasi 2.643 Aduan hingga 21 Agustus 2019
Merdeka.com - Era digital di mana komunikasi masif dilakukan lewat gawai menghadirkan tantangan tersendiri, yakni bagaimana setiap orang membentengi diri dari informasi bohong alias hoaks.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika informasi tersebut sudah tersebar di masyarakat? Bagi warga Jawa Barat (Jabar), kehadiran Tim Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks menjadi garda terdepan dalam mengklasifikasikan apakah berita tersebut adalah disinformasi atau fakta.
Jabar Saber Hoaks sendiri merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) di bawah binaan teknis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar yang diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 7 Desember 2018.
-
Bagaimana orang bisa melindungi diri dari serangan siber? Para ahli keamanan siber dari ESET menyarankan agar masyarakat menghindari penggunaan kode sandi yang terlalu sederhana, karena hal ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap serangan siber.
-
Bagaimana teknologi mempengaruhi komunikasi? Sebagai contoh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan komunikasi menjadi lebih cepat, mudah, murah, dan luas.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Apa saja cara berdakwah di era digital? Di era digital saat ini, berdakwah memiliki potensi untuk mencapai audiens yang lebih luas dan mempengaruhi lebih banyak orang.
-
Bagaimana confess di era digital? Di era digital, keseimbangan antara keterbukaan dan privasi dalam confess menjadi semakin krusial
-
Kenapa penipuan online di era digital mudah terjadi? Tapi di balik segala kenyamanannya, nggak bisa dipungkiri kalau era digital juga membuka peluang kejahatan berupa penipuan online yang marak terjadi.
Selain mengklasifikasikan informasi, Jabar Saber Hoaks (JSH) juga bertujuan meningkatkan literasi digital masyarakat Jabar sehingga tidak mudah percaya hoaks. Tim Jabar Saber Hoaks pun telah melakukan sosialisasi di tujuh kabupaten/kota se-Jabar yakni Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Bekasi.
Menurut Kepala Diskominfo Jawa Barat Setiaji, hoaks muncul karena masyarakat mudah menyebarkan informasi yang belum sahih kebenarannya. Untuk itu, kata Setiaji, sosialisasi terhadap tokoh masyarakat dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) penting dilakukan untuk mencegah penyebaran hoaks.
"Selama ini 'kan kami memberikan klarifikasi, sementara sumber hoaks masih terus muncul. Nah, kami edukasi agar yang diberitakan adalah hal yang positif. Maka Diskominfo dan JSH rutin turun ke kota/kabupaten untuk sosialisasi mengenai pencegahan hoaks," ucap Setiaji.
"Yang paling penting bagaimana mengedukasi warganya agar tidak langsung share, tapi disaring dulu. Intinya bukan meng-counter (hoaks), tapi mencegah," tambahnya.
Hingga 21 Agustus 2019, Jabar Saber Hoaks berhasil mengklarifikasi 2.643 aduan dari total 4.454 aduan yang masuk. Tim Jabar Saber Hoaks juga sudah melakukan monitoring issue lokal di berbagai daerah, di antaranya Kab. Garut dan Kab. Bekasi.
Terkait proses kerja, Koordinator Jabar Saber Hoaks Enda Nasution mengatakan, pihaknya menerima aduan masyarakat melalui hotline dan WhatsApp di nomor 08211-8670-700 atau Twitter, Instagram, dan LINE @jabarsaberhoaks, serta Facebook @official.jabarsaberhoaks.
Berikutnya, aduan akan direkap oleh Tim Admin dan selanjutnya ditindak oleh Tim Pencari Fakta. "Setiap aduan yang masuk, kira-kira maksimal tiga jam (sudah bisa diklarifikasi), sesuai arahan Pak Gubernur," ucap Enda.
Terdapat klasifikasi untuk setiap informasi yang dimuat di akun media sosial Jabar Saber Hoaks, yakni disinformasi, misinformasi, berita, dan klarifikasi fakta.
Konten sendiri didominasi oleh kategori politik (42,84 persen), disusul informasi terkait kesehatan sebesar 13,47 persen. Kategori lain yakni terkait regulasi/hukum, lalu lintas, bencana, kriminalitas, hingga penipuan.
Adapun, selain mengunggah konten klarifikasi melalui media sosial tersebut, Tim Jabar Saber Hoaks juga rutin menyampaikan Top 5 Hasil Klarifikasi yang dipantau per pekannya.
Per Juli 2019, Jabar Saber Hoaks pun berhasil mendapat total 8.360.402 social media page organic reach baik melalui konten klarifikasi maupun literasi digital. Ratusan ribu comment dan likes sebagai bentuk interaksi juga sudah diberikan oleh masyarakat.
Sementara itu, beberapa aduan informasi yang telah diklarifikasi oleh Jabar Saber Hoaks antara lain 'Disinformasi Wisata Baru di Cianjur Selatan', 'Berita Pantai Jawa Berpotensi di Guncang Gempa 8,8 SR dan Tsunami Dahsyat 20 Meter', hingga 'Disinformasi Ridwan Kamil dan Bima Arya Planga-Plongo di Inggris karena Banyak Minum Air Sabun'.
Selain menindak aduan sendiri, Tim Jabar Saber Hoaks juga bekerja sama dengan komunitas Balad Saber Hoaks yang tersebar di 27 kabupaten/kota Jawa Barat.
"Kami juga ada grup WhatsApp bersama relawan, Balad JSH, dari komunitas-komunitas se-Jabar. Kurang lebih ada 40 relawan," ujar Enda.
Teranyar, program Jabar Saber Hoaks diikutsertakan dalam GovInsider Innovation Awards 2019. Pengumuman serta malam puncak penghargaan bakal digelar di UN Conference Center, Bangkok, Thailand, 16 Oktober mendatang. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca Selengkapnya