Jabar sudah potong gaji ASN untuk zakat sejak tahun 2011

Merdeka.com - Provinsi Jawa Barat sudah menerapkan pemotongan gaji untuk zakat profesi dari aparatur sipil negara (ASN) sejak tahun 2011. Agar tidak memberatkan dan hasil kesepakatan bersama, porsi yang diambil untuk zakat berasal dari tunjangan perbaikan penghasilan (TPP).

Untuk itu, seluruh ASN pemprov Jabar sudah sangat siap jika rencana pemotongan gaji yang dikemukakan Kementerian Agama direalisasikan. Sekda Jabar, Iwa Karniwa menyebut sistem zakat dari pemotongan gaji sudah kuat dan baik atas instruksi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

"Pemotongan ini hanya untuk ASN yang muslim, kalau nonmuslim tidak," ujarnya saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (9/2/2018).

Sebelum diberlakukan, Pemprov melihat ada potensi besar zakat profesi yang belum tergarap oleh Baznas. Pemotongan dari TPP pun muncul karena dinilai tidak memberatkan.

"Atas saran Bapak Gubernur akhirnya dipotong dari TPP sebesar 2,5 persen. Kalau gaji, untuk keluarga," ucapnya.

Ia mengakui, saat awal diterapkan muncul sejumlah pertanyaan dan keraguan, namun seiring waktu berjalan, para ASN paham dan sepakat.

Proses pemotongan TPP untuk zakat ini sendiri memiliki alur dan pertanggungjawaban yang sangat transparan. Pemprov Jabar memberikan surat kuasa pada bendahara dalam hal ini Bank BJB untuk mendebet TPP ASN lalu mentransfernya ke Baznas Jabar yang kemudian diaudit oleh akuntan publik.

Bicara potensi zakat profesi dari ASN Pemprov Jabar menurutnya sangat besar. Setiap bulan Baznas bisa meraih potensi hingga Rp 1,2 miliar. "Sehingga banyak kebaikan dari zakat yang mereka salurkan kini juga dirasakan tak hanya warga Jabar," tuturnya.