Jadi KaBIN, Sutiyoso mau datangkan alat canggih tangkis radikalisme
Merdeka.com - Sutiyoso secara resmi menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Tantangan BIN ke depannya salah satunya adalah membendung paham radikalisme yang semakin nyata mengancam kesatuan NKRI.
Menanggapi hal tersebut, Sutiyoso berpendapat paham-paham radikalisme atau terorisme lebih banyak berkembang melalui dunia maya. Oleh karena itu, pihaknya bakal lebih waspada akan paham tersebut.
"Salah satunya bakal datangkan alat super canggih tangkis radikalisme itu yang perlu kita waspadai, radikalisme, juga terorisme, karena mereka bisa melakukan doktrin lewat dunia maya," kata Sutiyoso kepada wartawan usai pelantikannya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/7).
-
Dimana serangan siber diprediksi meningkat? Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap infrastruktur kritis telah meningkat, dengan penjahat siber yang menargetkan jaringan energi, infrastruktur kesehatan, dan bahkan sistem pemilihan umum.
-
Siapa yang ingin membentuk Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa yang berpotensi memiliki psikopat? Anak yang sering mendapatkan kekerasan atau penganiayaan secara fisik rentan memiliki karakter psikopat. Lingkaran keluarga yang tidak utuh karena telah menelantarkannya juga meningkatkan risiko psikopat.
-
Siapa saja yang bisa jadi psikopat? Psikopat bisa jadi adalah seseorang yang kita kenal, seperti anggota keluarga, pasangan, rekan kerja, atau teman.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
Menurut dia, Indonesia merupakan negara sebagai pengguna internet maupun teknologi komunikasi yang terbesar nomor 6 di dunia. Dari sekian puluh juta yang menggunakan teknologi IT itu, mayoritas adalah anak-anak muda yang masih labil dan mudah untuk didoktrin.
"Tentu ke depan kita harus melakukan counter terhadap ini. Untuk melakukan itu, kita harus memiliki alat yang super canggih. Seperti apa, tentu ini masalah teknis yang enggak bisa saya jelaskan kepada kalian," jelas Sutiyoso.
"Saya akan datangkan dari berbagai referensi nanti akan kita lihat yang dimiliki negara-negara besar seperti Rusia, Amerika, seperti apa yang mereka miliki. Karena di dalam intelijen itu kan mempunyai komunitas internasional juga," tutupnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaPerlunya materi pengenalan AI dimasukkan dalam kurikulum formal di bangku sekolah.
Baca SelengkapnyaBudi Arie lalu mencontohkan bahwa Singapura menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang mempunyai angkatan siber.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto mengungkapkan TNI bakal menyesuaikan dengan kekuatan baru Angkatan Siber yang segera dibentuk.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaHadi memastikan rencana pembentukan empat matra itu serius dilakukan. Prabowo juga sangat setuju.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca Selengkapnya