Jadi mafia online, 39 WN China dan Taiwan ditangkap polisi di Bali
Merdeka.com - Tim gabungan kepolisian Tiongkok dan Polda Bali serta dari Mabes Polri berhasil menggiring komplotan mafia online warga negara asing asal Tiongkok.
Komplotan mafia ini digrebek di sebuah vila di Jalan Sekar Sari Gang Nusa Indah 12, Banjar Batur Sari, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, petang kemarin (5/4).
Selain mengamankan 39 warga negara Tiongkok dan Taiwan yang diduga anggota komplotan, juga mengamankan beberapa barang bukti seperti komputer dan alat komunikasi yang digunakan untuk melakukan penipuan di Tiongkok itu.
-
Bagaimana cara mendeteksi penipuan? BSI mengingatkan bahwa modus kejahatan online perbankan atau kejahatan dunia siber (cyber crime) telah masuk ke berbagai kanal komunikasi, salah satunya melalui pesan WhatsApp.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa saja jenis penipuan yang dilakukan? Dalam makalah penelitian ini, peneliti mengkaji berbagai jenis penipuan, termasuk transfer bank, pencurian kartu hadiah, transfer kripto, serta pencurian kredensial akun media sosial atau Gmail.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
Mereka yang diamankan dari vila milik Ni Wayan Sabreg itu, diantaranya Chung Ting Wei, Huang Kuang Yang, Chung Chia Wei, Wu Hung Chih, Wei Ming Cheng, Cheng Po Hui, Cheng Yu Ming, Ke Hua Chen, Yang Hsiu Cheng, Cheng Kwong Hung, Chen Pin Hsu, Wu Cheng Li, Wei Ming Te, Sheng Ming Chen, Yuh Yen Shu, Wu Cheng Chiang, Hsu Tsu Cang, Fan Chia Hung, Chen Chia Seng, Cheng Kai Te, Chang Ming Seng, Wang Feng Yu, Hsu Yung Cin, Cen Yuan Chien, Lin Chin Hung, Liu Hsin Min, Hsieh Min Che, Hsu Tsu Hao, Hsiao Chih Ming, Chen Yen Jung, Cheng Wei dan Chao Hon.
"Ada 5 warga Tiongkok dan sisanya asal Taiwan. Kini masih dititipkan pengamanannya di Polda Bali. Apakah akan dilakukan pemeriksaan di Bali atau di Mabes, saya tidak tau," jelas salah satu petugas Polda, Senin (6/4)).
Penggerebekan ini berawal dari informasi pihak kepolisian Tiongkok yang mensinyalir ada aktivitas penipuan via online yang dilakukan dari Bali. Kepolisian Tiongkok lalu melakukan koordinasi dengan Mabes Polri untuk melakukan penyelidikan. Modusnya dengan cara membobol sejumlah bank di Taiwan, China, Korea dan Tiongkok.
Katanya penyisiran sudah dilakukan sejak Sabtu (4/4) sore sekitar pukul 18.00 WITA, Tim Gabungan Mabes Polri, Polda Bali, Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Timur (Dentim).
Baru keesokannya melakukan penggerebekan vila mewah seluas 25 are ini. Petugas masuk dengan cara membobol pintu pagar menggunakan linggis.
Mengetahui vila tersebut digerebek, puluhan warga Tiongkok dan Taiwan ini langsung melarikan diri dengan cara memanjat tembok belakang vila. Namun, petugas gabungan yang sudah mengantisipasi berhasil membekuk 39 orang yang berada di dalam vila dan satu di Bandara Ngurah Rai saat akan melarikan diri ke negaranya.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hery Wiyanto mengatakan kejahatan yang dilakukan kelompok ini merupakan kejahatan antar negara yang dilakukan di Tiongkok.
Dalam aksinya, komplotan ini menggunakan beberapa modus penipuan, diantaranya mencari informasi korbannya di Tiongkok dan Taiwan.
Mereka lalu mengaku dari Departemen Keuangan dan mengancam akan membekukan tabungan korban karena masalah perbankan. Mereka lalu meminta korban mengalihkan tabungannya ke rekening pemerintah yang ternyata milik komplotan ini.
"Biasanya korban orangtua kaya atau pensiunan," kata Kombes Hery, Senin (6/4).
Modus lainnya, komplotan ini akan membocorkan perselingkuhan pasangan pasutri yang kaya raya jika tidak membayar sejumlah uang. Mereka juga mengaku sebagai petugas pajak dan mencari pengusaha yang tidak membayar pajak untuk diajak berdamai.
Ketika ditanya mengapa melakukan aksinya dari Bali, Kombes Hery mengatakan jika kelompok ini memanfaatkan infrastruktur internet negara lain agar tak terlacak.
"Mereka melakukan di luar Tiongkok dan Taiwan karena di kedua Negara itu sudah banyak sindikat mereka yang ditangkap dan mereka bisa berada di beberapa negara sekaligus dalam satu frame kejahatan," ujarnya.
Apakah kasus ini juga ada hubungannya dengan kasus mafia online di villa wilayah Seminyak, Kerobokan Kuta. Dimana saat digerebek pemilik villa justru dikeroyok oleh komplotan yang akhirnya melarikan diri.
Namun satu diantaranya yang bernama Chan yang sebelumnya tanpa identitas lengkap justru kini punya kelengkapan setelah diamankan Polsek Denpasar Barat.
"Itu akan coba dikaitkan, apakah ada kaitannya atau tidak tergantung proses penyidikan nantinya," kata Hery. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
pihaknya akan berkoordinasi dengan Divhubinter Mabes Polri untuk mengejar bandar-bandar judi.
Baca SelengkapnyaKasubdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Rizki Agung Prakoso, menjelaskan jeratan pasal tersangka ditetapkan berdasarkan peranan mereka.
Baca SelengkapnyaPolresta Banyumas membongkar kasus judi online di Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri menangkap delapan tersangka kasus dugaan perjudian online dan konten streaming pornografi jaringan internasional.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Garap 23 Kasus Judi Online: Semua Bandar di Luar Negeri, Kita Tangkap Kakinya
Baca SelengkapnyaPolri bakal berkoordinasi dengan PPATK untuk tindak lanjut pengungkapan sindikat judi online
Baca SelengkapnyaUntuk mengelabui petugas, mereka masuk ke wilayah Bali tidak secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaPolri juga akan melacak aset-aset lain yang masih tersebar di berbagai akun yang terhubung dengan pelaku judol.
Baca SelengkapnyaModus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca Selengkapnya