Jajakan lapak, komunitas perpustakaan jalanan diduga dipukul TNI
Merdeka.com - Aksi main hakim sendiri diduga dilakukan seorang anggota TNI. Tiga orang dari Komunitas Perpustakaan Jalanan Kota Bandung menjadi korban represif aparat di ruang terbuka Taman Cikapayang, Dago, Bandung.
Aksi tidak mengenakan itu dialami tiga anggota komunitas perpustakaan jalanan pada Sabtu (20/8) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu komunitas tersebut tengah menjajakan buku yang memang sering dilakukan diakhir pekannya.
Salah satu pengurus yang enggan disebutkan nama mengatakan, bahwa dirinya dan teman satu komunitas dikagetkan kehadiran rombongan truk dan kendaraan milik TNI yang tiba-tiba meminta untuk membubarkan diri.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana TNI dan Polri di Jateng menjaga netralitas? Para Babinsa juga diminta untuk meningkatkan kerja sama dengan Bhabinkamtibmas Polri dan berbagai elemen masyarakat, sehingga elemen TNI hadir memberikan rasa aman kepada masyarakat.
-
Apa yang dilakukan TNI dan Polri di Jateng untuk menjaga netralitas? Selain antisipasi gangguan keamanan, para Babinsa juga diminta untuk bersikap netral selama pemilu pilkada hingga pilpres.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
"Kayanya disangka kita jualan, padahal kita jelas dari komunitas tiba-tiba saja meminta membubarkan diri, ada mobil polisi militer dan mobil preman, kita disuruh bubar," katanya, saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (22/8).
Dia mengungkapkan, saat disuruh bubar komunitas perpustakaan jalanan ini langsung berusaha membereskan lapak bukunya. Hanya saja ada satu anggota yang justru berperilaku represif. Menurutnya, dari 15 komunitas yang hadir saat itu tiga di antaranya diduga menjadi korban kekerasan fisik.
"Ada anggota TNI yang mukul teman, pakai HT, terus korban lain ada yang pakai tangan, tapi dari 30 aparat ini cuma satu orang yang memukul," jelasnya.
Dia mengaku, 29 anggota TNI lainnya hanya berdiam diri. "TNI yang satu ini mungkin ketua regu, soalnya yang lainnya diam."
Kata dia, dalam tiga pekan ke belakang razia kelompok bermotor kerap dilakukan aparat TNI. Razia dilakukan oleh aparat karena kelompok bermotor kerap dikeluhkan masyarakat yang kian mengerikan.
"Sebenarnya memang sejak tiga minggu ke belakang ada razia dari TNI, namun yang sabtu kemarin baru ada kejadian penganiayaan," ungkapnya.
Dia menyayangkan aksi yang dilakukan anggota TNI tersebut. Apalagi Taman Cikapayang merupakan ruang terbuka yang bisa digunakan warganya kapan saja.
"Ini ada di ruang publik. Enggak ada yang melanggar kalau kita pakai tempat ini. Kalau dibubarkan bicara baik-baik. Enggak usah pakai cara kasar. Bandung ini jadi susah dong, kalau ada yang nongkrong terus dibubarin," terangnya.
Kodam III Siliwangi membantah ada anggotanya melakukan pemukulan saat razia rutin terhadap kelompok bermotor dilakukan di Kota Bandung pada Sabtu lalu. Panglima Kodam III Siliwangi, Mayjen TNI Hadi Prasodjo melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III Siliwangi, Letkol Desy Aryanto menyatakan tidak ada prajurit yang melakukan kekerasan.
"Tidak ada prajurit TNI dalam hal ini Kodam III/Siliwangi yang melakukan tindakan pemukulan, yang ada adalah beberapa anak muda yang berkumpul malah membentak-bentak petugas yang sedang melaksanakan tindakan penertiban," kata Desy menjawab tudingan tersebut lewat pesan singkatnya.
Dia mengatakan, penertiban kelompok bermotor belakangan ini terus dilakukan untuk bisa menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. "Kodam Siliwangi tetap akan melaksanakan penertiban komunitas motor yang melakukan tindakan berkumpul tidak sesuai aturan berlaku, tidak lain tidak bukan hanya untuk membantu Pemda dan kepolisian wilayah Jabar dan Banten," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaKarena tidak ditemukannya unsur pidana, proses sanksi etik Mayor Dedi diserahkan kembali ke Kodam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaMayor Dedi sempat diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaDirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengklaim tiga anggota Polri tersebut tidak berkaitan dengan teroris DE.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaBegini penjelasan Jenderal TNI usai insiden pengeroyokan prajurit TNI AL oleh Brimob.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMayor Dedi Hasibuan, dikembalikan ke kesatuan Kodam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca Selengkapnya