Jakmania tewas di GBK diduga dipukuli polisi
Merdeka.com - Nasib malang menimpa seorang suporter klub Persija. Adalah Muhammad Fahreza yang malam itu berniat menonton laga Persija vs Persela di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/5).
Nahas, malam itu merupakan pertandingan sepakbola yang disaksikan Fahreza untuk terakhir kalinya. Pasalnya, ia meregang nyawa usai menerima bogem mentah diduga dari aparat kepolisian.
Hal itu diungkapkan Sholeh, kakak kandung korban.
-
Bagaimana kondisi kepala korban saat ditemukan? Kondisi korban sudah terbujur kaku. Di kepalanya tertancap kayu.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana penganiayaan terjadi? Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
"Iya adik saya meninggal katanya abis dipukulin sama polisi-polisi pas nonton bola kemarin," ujar Soleh saat dihubungi merdeka.com, Minggu (15/3).
Soleh pun menceritakan awal peristiwa itu terjadi. Menurutnya, ketika itu korban yang merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara itu pergi dengan kakaknya yang lain, Yatna memang berencana menonton laga Persija vs Persela.
"Jadi almarhum itu pergi sama adik saya juga Yatna nonton Persija sama temen-temen lainnya," jelas Soleh.
Namun, entah apa pemicunya terjadi keributan antara para suporter dengan aparat kepolisian yang sedang berjaga. "Gak tahu apa masalahnya pokoknya rusuh saja. Terus namanya adik saya lari kocar-kacir itu nyari kakaknya Yatna, karena mereka terpisah," tuturnya.
Sayang, korban yang tengah berlarian mencari kakaknya itu tertangkap pihak kepolisian hingga kemudian dipukuli secara beramai-ramai. "Mungkin polisi ngiranya dia (korban) provokator atau apa jadi pas ketangkep langsung dipukuli gitu. Luka-luka lebam di kepala," ungkapnya.
Kronologi peristiwa itu diketahui Soleh dari keterangan korban sendiri lantaran saat tiba di rumah kondisi korban masih bisa diajak bicara.
"Adik (korban) saya itu dibawa pakai ambulans ke rumah sekitar jam 00.30 Wib, sedangkan Yatna pulang naik motor. Nah namanya pulang dengan kondisi luka-luka begitu akhirnya ditanya-tanya sama orangtua saya sama saya juga itu kenapa bisa lebam-lebam parah gitu. Adik (korban) saya bilangnya gitu dipukulin sama polisi," terangnya.
Namun, lanjut Soleh, tak dapat keterangan yang lebih dalam dari korban lantaran masih mengalami trauma. "Abis itu adik (korban) saya enggak ditanya-tanya lagi. Masih trauma dia. Akhirnya keluarga sepakat bawa almarhum ke rumah sakit terdekat. Tapi kata dokter almarhum kepalanya harus di CT Scan karena ada pendarahan di dalam kepala," ungkapnya.
"Tapi di rumah sakit itu enggak ada alatnya dan kita dirujuk ke rumah sakit di Cilandak. Karena sudah malam, enggak ada kendaraan cuma motor satu aja jadi kita putusin bawa ke rumah sakitnya besok aja pas pagi," tambah Soleh.
Selama menerima perawatan seadanya di rumah, lanjut Soleh, kondisi korban kian memburuk. "Dikasih makan malah muntah-muntah. Muntah darah," ucapnya.
"Pas pagi-pagi keluarga langsung bawa ke rumah sakit Cilandak. Ternyata CT Scan itu mahal. Lalu keluarga musyawarah, saya sampai gadein surat tanah buat ngumpulin uangnya. Selang beberapa menit kita pindah ruangan di RS Cilandak dan dokter bilang Fahreza (korban) ini harapannya sudah tipis. Terus tadi sudah meninggal," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan itu. Menurut dia, tidak ada kerusuhan antara Jakmania dengan polisi saat di GBK saat itu.
"Yang ada anggota kita ditimpukin sama penonton sampai ada yang kepalanya luka," ucapnya.
Kini korban tengah disemayamkan di rumah duka, Jalan Raden M.Kahfi 1, Gang Sawo, RT 4 RW 1, Ciganjur, Jakarta Selatan. Untuk kemudian akan dimakamkan sore nanti. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui berapa jumlah peluru yang menyasar ke tubuh korban.
Baca SelengkapnyaCCTV yang di lokasi kejadian turut dimankan dan kemudian dilakukan analisis oleh ahli digital forensik.
Baca SelengkapnyaBripda OB ditikami tak jauh dari Mapolres Yahukimo.
Baca SelengkapnyaDari hasil peyelidikan awal diduga pelakunya adalah KKB yang terdiri dari dua orang yaitu KKB Bumi Walo dan KKB Rambo.
Baca SelengkapnyaMayat laki-laki ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di Mal Kelapa Gading
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap pada Jumat (28/7) dini hari di sebuah rumah di kecamatan Batujaya setelah pelariannya selama 10 hari.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, korban bernama Brigadir Ridhal Ari Toni yang berada dari anggota Satlantas Polres Manado.
Baca SelengkapnyaAde Ary menjelaskan korban hendak menuju sebuah warung makan di Jalan Bugis Tanjung Priok, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaAdapun kronologi penembakan dua perwira ini diduga akibat proyek tambang ilegal
Baca SelengkapnyaSeorang pria tewas seusai terlibat perkelahian di Pasar Baru Bekasi, Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Rabu (27/12) pagi.
Baca SelengkapnyaViral aksi pemukulan di jalan oleh pria yang ngaku-ngaku sebagai anggota Kopassus.
Baca SelengkapnyaTersangka ditembak karena melawan ketika diminta menunjukkan lokasi pelaku lain.
Baca Selengkapnya