Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jaksa Sebut Tuduhan Rizieq soal Diskriminatif Kerumunan Hanya Penggiringan Opini

Jaksa Sebut Tuduhan Rizieq soal Diskriminatif Kerumunan Hanya Penggiringan Opini Sidang lanjutan Habib Rizieq. ©Istimewa

Merdeka.com - Jaksa Penuntut umum (JPU) tidak terima atas pernyataan Rizieq Syihab yang menyebut para jaksa bersikap diskriminatif dalam menindak kasus pelanggaran protokol kesehatan.

Seperti yang diketahui, saat membacakan eksepsinya pada Jumat, 26 Maret lalu, Rizieq mengatakan bahwa para jaksa bersikap diskriminatif karena tidak menindak kerumunan-kerumunan yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah maupun public figure. JPU pun menilai eksepsi mantan petinggi FPI itu berlebihan dan mengada-ngada.

"Alasan yang dikemukakan terdakwa tersebut kami anggap hanya penggiringan sebuah opini yang mengada-ada, berlebihan, dan tidak berdasar. karena telah mengaitkan segala sesuatu yang jelas-jelas menjadi domain kewenangan penuntut umum," kata jaksa saat menanggapi nota keberatan Rizieq di PN Jaktim, hari ini, Selasa (30/3).

Jaksa juga mengatakan bahwa kasus-kasus kerumunan lain yang disebutkan Rizieq telah menggiring opini Kejaksaan melakukan tindakan diskriminatif. Hal itu, merupakan tindakan yang menyudutkan pihaknya.

"Lalu kemudian (kasus tersebut) digunakan untuk menyudutkan posisi penuntut umum sebagai pihak yang seolah-olah turut bersalah dan bertanggung jawab atas terjadinya asumsi-asumsi tindakan diskriminatif dalam proses penegakan hukum sebagaimana yang dicontohkan terdakwa," kata jaksa.

Seperti yang diketahui, dalam eksepsinya itu, Rizieq membandingkan kasus kerumunan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Maumere, NTT pada 23 Februari lalu, kemudian kasus kerumunan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumut pada 5 Maret, dan kasus kerumunan serta menantu Jokowi selama kampanye di Solo dan Medan saat Pilkada 2020.

Bukan hanya itu, Rizieq juga membandingkan kasus kerumunannya dengan kerumunan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), hingga kasus kerumunan pesta di rumah pembalap Sean Galael yang dihadiri oleh artis Raffi Ahmad dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok pada 13 Januari lalu.

Bukan hanya itu, Rizieq juga menyebut bahwa dakwaan penuntut umum penuh dengan fitnah. Padahal kata jaksa, tidak ada satupun dakwaan yang mengandung fitnah. Jaksa menegaskan bahwa seluruh dakwaan tersebut mengandung fakta-fakta yang sudah sesuai dengan alat bukti.

"Terdakwa menyatakan dakwaan penuntut umum penuh dengan fitnah, dan tuduhan keji, serta adanya perlakuan diskriminatif terhadap penindakan pelanggaran protokol kesehatan. Betapa disayangkan terdakwa masih menganggap dakwaan berisi fitnah. Padahal dari sekian kata atau lembar dakwaan, tidak ada satu huruf atau kata-kata yang bertuliskan fitnah," ujar jaksa.

"Dakwaan tersebut adalah rangkaian fakta sebagaimana alat bukti yang ada," tegas jaksa.

Sebagai informasi, berikut poin eksepsi Rizieq yang dimaksud jaksa:

"Anak dan menantu Jokowi saat Pilkada 2020 di Solo dan Medan telah melakukan belasan kali pelanggaran prokes, tapi tidak diproses hukum oleh Kepolisian maupun Kejaksaan. Apa karena mereka keluarga presiden sehingga mereka kebal hukum?" tanya Rizieq saat membacakan eksepsinya 26 Maret lalu.

"Paling fenomenal, 23 Februari 2021, Presiden Jokowi menggelar kerumunan ribuan massa tanpa prokes. bahkan lempar bingkisan yang sudah direncanakan dan disiapkan di Maumere. Alih-alih diproses hukum oleh Kepolisian dan Kejaksaan, tanpa punya rasa malu Mabes Polri menyatakan tidak ada pelanggaran prokes. Mengapa? Apa karena pelakunya adalah seorang presiden, sehingga boleh langgar hukum secara terang-terangan yang disaksikan jutaan rakyat?" tanya Rizieq lagi.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hakim MK Tegur Muhadjir Saat Bela Jokowi Sering Kunker ke Jateng: Mohon Bapak Tak Berpendapat soal Itu
Hakim MK Tegur Muhadjir Saat Bela Jokowi Sering Kunker ke Jateng: Mohon Bapak Tak Berpendapat soal Itu

Muhadjir membela Jokowi yang lebih sering mengunjungi Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Selain Rizieq Ada Eks Danjen Kopassus, Ini Daftar Lengkap Penggugat Jokowi Rp5.246 Triliun
VIDEO: Selain Rizieq Ada Eks Danjen Kopassus, Ini Daftar Lengkap Penggugat Jokowi Rp5.246 Triliun

Rizieq diwakili kuasa hukumnya dari Tim Advokasi Masyarakat Anti Kebohongan (TAMAK)

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya
Ridwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mencecar Ridwan Kamil dengan puluhan pertanyaan terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.

Baca Selengkapnya
Viral Ridwan Kamil Ditolak di Jaktim, PKS: Belum Kenal Kang Emil Saja
Viral Ridwan Kamil Ditolak di Jaktim, PKS: Belum Kenal Kang Emil Saja

Menurut Kholid hal itu hanya sebuah ekspresi sebagian warga yang belum mengenal Ridwan Kamil secara langsung

Baca Selengkapnya
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik
Jokowi Tanggapi Demo Tolak Revisi UU Pilkada: Itu Sangat Baik

Jokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Sekelompok Orang Tak Dikenal  Bubarkan Paksa Diskusi Silaturahmi Kebangsaan di Jakarta
Sekelompok Orang Tak Dikenal Bubarkan Paksa Diskusi Silaturahmi Kebangsaan di Jakarta

Acara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Salah Satu Pelapor Dugaan Pelanggaran Etik Anwar Usman ke MKMK Adalah Relawan Jokowi
Terungkap, Salah Satu Pelapor Dugaan Pelanggaran Etik Anwar Usman ke MKMK Adalah Relawan Jokowi

Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie pun bertanya lebih lanjut tentang Bara JP saat masing-masing Pelapor memperkenalkan diri.

Baca Selengkapnya
Hakim MK Arief Hidayat: Pilpres 2024 Paling Hiruk Pikuk, Ada Pelanggaran Etik hingga Isu Cawe-Cawe Presiden
Hakim MK Arief Hidayat: Pilpres 2024 Paling Hiruk Pikuk, Ada Pelanggaran Etik hingga Isu Cawe-Cawe Presiden

hakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.

Baca Selengkapnya
Rizieq Shihab Gugat Jokowi Rp5.246 Triliun, Ini Respons Istana
Rizieq Shihab Gugat Jokowi Rp5.246 Triliun, Ini Respons Istana

Dini menyampaikan selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.

Baca Selengkapnya
Muhadjir: Terlalu Muskil Kunker Jokowi Bagikan Bansos Bisa Pengaruhi Suara Nasional
Muhadjir: Terlalu Muskil Kunker Jokowi Bagikan Bansos Bisa Pengaruhi Suara Nasional

Muhadjir juga menjelaskan alasan keterlibatan kementeriannnya dalam pembagian bansos.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Eks Ketua MK Kesal Preman Bubarkan Diskusi
VIDEO: Eks Ketua MK Kesal Preman Bubarkan Diskusi "Merusak Jangan Dibiarkan, Polisi Harus Tindak!"

Jimly Asshiddiqie mengatakan, kejadian itu sangat tidak beradab dan membuat citra pemerintahan menjadi buru

Baca Selengkapnya
Disebut Terlalu Normatif di Debat Perdana Pilgub DKI, Ridwan Kamil: Super Serius Hayuk Aja!
Disebut Terlalu Normatif di Debat Perdana Pilgub DKI, Ridwan Kamil: Super Serius Hayuk Aja!

Ridwan Kamil (RK), merespons Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang menyebut debat cagub-cawagub Jakarta masih terlalu normatif.

Baca Selengkapnya