Jaksa Sebut Tuduhan Rizieq soal Diskriminatif Kerumunan Hanya Penggiringan Opini
Merdeka.com - Jaksa Penuntut umum (JPU) tidak terima atas pernyataan Rizieq Syihab yang menyebut para jaksa bersikap diskriminatif dalam menindak kasus pelanggaran protokol kesehatan.
Seperti yang diketahui, saat membacakan eksepsinya pada Jumat, 26 Maret lalu, Rizieq mengatakan bahwa para jaksa bersikap diskriminatif karena tidak menindak kerumunan-kerumunan yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah maupun public figure. JPU pun menilai eksepsi mantan petinggi FPI itu berlebihan dan mengada-ngada.
"Alasan yang dikemukakan terdakwa tersebut kami anggap hanya penggiringan sebuah opini yang mengada-ada, berlebihan, dan tidak berdasar. karena telah mengaitkan segala sesuatu yang jelas-jelas menjadi domain kewenangan penuntut umum," kata jaksa saat menanggapi nota keberatan Rizieq di PN Jaktim, hari ini, Selasa (30/3).
-
Siapa yang diundang Habib Rizieq? Siang ini kami diundang makan nasi kebuli oleh beliau 🙏 Sambil mendiskusikan perkembangan dakwah yang sejuk. Serta dakwah untuk senantiasa MENGHARUMKAN AGAMA ISLAM. Sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah (SAW)...,' tulisnya dalam keterangan.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Kenapa Jokowi hadir di acara? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
-
Siapa yang hadir di persidangan? Soraya Rasyid tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Perhatian media dan fotografer segera tertuju pada kehadirannya, yang memang sudah datang untuk mengikuti jalannya persidangan.
Jaksa juga mengatakan bahwa kasus-kasus kerumunan lain yang disebutkan Rizieq telah menggiring opini Kejaksaan melakukan tindakan diskriminatif. Hal itu, merupakan tindakan yang menyudutkan pihaknya.
"Lalu kemudian (kasus tersebut) digunakan untuk menyudutkan posisi penuntut umum sebagai pihak yang seolah-olah turut bersalah dan bertanggung jawab atas terjadinya asumsi-asumsi tindakan diskriminatif dalam proses penegakan hukum sebagaimana yang dicontohkan terdakwa," kata jaksa.
Seperti yang diketahui, dalam eksepsinya itu, Rizieq membandingkan kasus kerumunan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Maumere, NTT pada 23 Februari lalu, kemudian kasus kerumunan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumut pada 5 Maret, dan kasus kerumunan serta menantu Jokowi selama kampanye di Solo dan Medan saat Pilkada 2020.
Bukan hanya itu, Rizieq juga membandingkan kasus kerumunannya dengan kerumunan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), hingga kasus kerumunan pesta di rumah pembalap Sean Galael yang dihadiri oleh artis Raffi Ahmad dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok pada 13 Januari lalu.
Bukan hanya itu, Rizieq juga menyebut bahwa dakwaan penuntut umum penuh dengan fitnah. Padahal kata jaksa, tidak ada satupun dakwaan yang mengandung fitnah. Jaksa menegaskan bahwa seluruh dakwaan tersebut mengandung fakta-fakta yang sudah sesuai dengan alat bukti.
"Terdakwa menyatakan dakwaan penuntut umum penuh dengan fitnah, dan tuduhan keji, serta adanya perlakuan diskriminatif terhadap penindakan pelanggaran protokol kesehatan. Betapa disayangkan terdakwa masih menganggap dakwaan berisi fitnah. Padahal dari sekian kata atau lembar dakwaan, tidak ada satu huruf atau kata-kata yang bertuliskan fitnah," ujar jaksa.
"Dakwaan tersebut adalah rangkaian fakta sebagaimana alat bukti yang ada," tegas jaksa.
Sebagai informasi, berikut poin eksepsi Rizieq yang dimaksud jaksa:
"Anak dan menantu Jokowi saat Pilkada 2020 di Solo dan Medan telah melakukan belasan kali pelanggaran prokes, tapi tidak diproses hukum oleh Kepolisian maupun Kejaksaan. Apa karena mereka keluarga presiden sehingga mereka kebal hukum?" tanya Rizieq saat membacakan eksepsinya 26 Maret lalu.
"Paling fenomenal, 23 Februari 2021, Presiden Jokowi menggelar kerumunan ribuan massa tanpa prokes. bahkan lempar bingkisan yang sudah direncanakan dan disiapkan di Maumere. Alih-alih diproses hukum oleh Kepolisian dan Kejaksaan, tanpa punya rasa malu Mabes Polri menyatakan tidak ada pelanggaran prokes. Mengapa? Apa karena pelakunya adalah seorang presiden, sehingga boleh langgar hukum secara terang-terangan yang disaksikan jutaan rakyat?" tanya Rizieq lagi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muhadjir membela Jokowi yang lebih sering mengunjungi Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaRizieq diwakili kuasa hukumnya dari Tim Advokasi Masyarakat Anti Kebohongan (TAMAK)
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mencecar Ridwan Kamil dengan puluhan pertanyaan terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaMenurut Kholid hal itu hanya sebuah ekspresi sebagian warga yang belum mengenal Ridwan Kamil secara langsung
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaKetua MKMK Jimly Asshiddiqie pun bertanya lebih lanjut tentang Bara JP saat masing-masing Pelapor memperkenalkan diri.
Baca Selengkapnyahakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.
Baca SelengkapnyaDini menyampaikan selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir juga menjelaskan alasan keterlibatan kementeriannnya dalam pembagian bansos.
Baca SelengkapnyaJimly Asshiddiqie mengatakan, kejadian itu sangat tidak beradab dan membuat citra pemerintahan menjadi buru
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil (RK), merespons Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang menyebut debat cagub-cawagub Jakarta masih terlalu normatif.
Baca Selengkapnya