Jalan alternatif Bogor-Sukabumi ditutup, warga ancam gugat Pemkab
Merdeka.com - Penutupan total jalur alternatif Bogor-Sukabumi tepatnya di Jalan Citrus-Cigombong, Kabupaten Bogor karena ada pengerjaan proyek peningkatan jalan oleh PT Taksaka Marina Nusantara, selaku pemenang proyek Rp 3,4 miliar menuai protes dari warga dan aparat desa setempat.
Hal ini karena penutupan jalan secara total oleh pelaksana proyek sepanjang 1.100 meter itu, menghambat aktivitas warga dan merugikan pengusaha setempat.
Yayan Royani (45) warga Kampung Neglasari, RT 02/02, Desa/Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor menyatakan, penutupan yang dilakukan pelaksana proyek ini, jelas sangat merugikan dan menghambat aktivitas warga.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Dimana jalan rusak itu berada? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
"Kami tidak setuju dan menolak keras penutupan total jalan ini," tegasnya di Cijeruk, Rabu (12/8).
H Nurdin (60), warga Cijeruk yang juga sebagai pengelola perusahaan air curah di wilayah tersebut mengaku dirugikan dengan penutupan akses jalan tersebut. Parahnya lagi, penutupan jalan alternatif yang juga jalan utama kendaraan melintas menuju Jalan Raya Bocimi (Bogor, Ciawi, Sukabumi) ini, dilakukan sepihak tanpa musyawarah kepada pihak perusahaan.
"Terus terang saja, kami benar-benar dirugikan oleh pihak pelaksana proyek. Kami tidak bisa beroperasi selama jalan ini ditutup, sedangkan pajak setiap bulan tetap harus kami bayar," jelasnya.
Hal senada diungkapkan Indra Sukarna (40) tokoh masyarakat Cijeruk. Menurutnya wajar warga menolak keras penutupan jalan total itu sudah melumpuhkan perekonomian warga sekitar.
Dia menjelaskan, sebelumnya pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Cijeruk bersama unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) telah mengundang tokoh masyarakat serta perwakilan perusahaan yang disaksikan anggota Polsek Cijeruk serta anggota Koramil, untuk mensosialisasikan tentang adanya penutupan jalan tersebut tanggal 7 Agustus 2015.
Hal itu dilakukan, mengingat di wilayah Cijeruk terdapat beberapa perusahaan yang nantinya akan terkena dampak, karena berada di jalan yang ditutup seperti, PT Tirta Alam Semesta, PT Vania dan PT Nikara perusahaan AMDK (air minum dalam kemasan) serta empat perusahaan air curah," ungkapnya.
Di berita acara sosialisasi itu, lanjutnya, warga menolak dan minta untuk sementara penutupan jalan secara total tidak bisa dilakukan. Bahkan, warga juga minta landasan hukum tentang penutupan jalan itu.
"Pelaksana kami minta memperbaiki bahan material harus grade A. Untuk pengecoran sendiri agar jalan tidak ditutup total, pelaksana melaksanakan pengecorannya secara zig-zag," paparnya.
Adanya penutupan jalan yang sudah dilakukan pelaksana, Indra menegaskan, warga akan melayangkan surat penolakan kepada Bupati Bogor agar jalan dibuka kembali. Sebab, pengecoran bisa dilakukan secara bertahap dengan menutup jalur atau jalan bergiliran.
"Itu bisa dikerjakan sebelah-sebelah tanpa harus menutup jalan total. Kalau surat penolakan kami tidak didengar bupati, maka kami akan lakukan class action (gugatan publik) terhadap pelaksana sebagai tergugat satu dan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor sebagai tergugat dua," ancamnya.
Mengetahui penolakan warga, Kepala Unita Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan DBMP Kabupaten Bogor wilayah Ciomas, Asep Suryana mengungkapkan, pihaknya akan segera memanggil pihak pelaksana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. "Secepatnya kami akan panggil pelaksana proyek, yang jelas prosedur peningkatan Jalan dengan cara menutup jalan total itu tidak dibebaskan," jelasnya saat dihubungi melalui telepon selulernya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaSudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.
Baca SelengkapnyaDemo buruh di Cibitung menyebabkan jalan arteri dari arah Jakarta ke Cikampek dan sebaliknya lumpuh total. Kemacetan mengular berkilo-kilometer.
Baca SelengkapnyaTidak jauh dari rumah presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), warga Cikeas nekat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaRombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
Baca SelengkapnyaLalu lintas truk angkutan material proyek pembangunan di wilayah Pantura, Kabupaten Tangerang memicu kemarahan warga.
Baca SelengkapnyaIshak sebagai salah seorang perwakilan warga Parung Panjang meluapkan perasaannya kepada Mulayadi selaku pimpinan Komisi V DPR.
Baca SelengkapnyaKondisi jalan begitu parah, yakni berlubang dan bergelombang besar. Akibat kerusakan ini, beberapa pengguna roda dua yang melintas sampai mengalami kecelakaan.
Baca Selengkapnya