Jemaah haji Indonesia tak usah khawatir ancaman virus corona
Merdeka.com - Mencuat kabar tentang merebaknya virus corona di Arab Saudi bersamaan dengan musim haji di Indonesia tahun ini. Namun demikian, pemerintah Indonesia sudah mengantisipasinya dengan memberikan masker kepada calon jemaah haji.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, para calon jemaah haji tidak perlu khawatir dengan adanya virus corona. Alasannya, penyebaran virus tersebut hanya di beberapa wilayah tersebut.
"Sudah tapi itu tidak perlu dikhawatirkan, karena penyebaran tidak merata hanya pada tempat-tempat tertentu saja," kata dia yang ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Di mana virus rotavirus dapat menyebar? Penularan infeksi rotavirus akan mudah terjadi di tempat umum, seperti penitipan anak dan rumah sakit.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Dimana kuman menyebar dengan cepat? 'Pada saat ini, mudahnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah membuat persebaran virus dan bakteri ke tempat lain lebih cepat terjadi,' terang Dana Hawkinson, M.D., asisten profesor di University of Kansas.
Menurut dia, saat ini jemaah haji hanya dibekali vaksin meningitis untuk menjaga kekebalan dari virus meningitis. Namun, vaksin tersebut belum bersertifikat halal.
"Sudah, soal vaksin itu, kalau ada yang mengatakan itu halal atau tidak halal itu tidak sesederhana itu, harus tahu prosesnya mengapa disebut halal, dan mengapa disebut tidak halal," ujarnya.
Apakah vaksin tersebut halal atau tidak, dia melanjutkan, harus dilakukan penelitian terlebih dahulu oleh pihak Kementerian Kesehatan.
"Kalau tidak ada sertifikat halal, belum tentu barang itu haram. Jadi harus ada penelitian bahwa barang itu halal atau tidak halal," terangnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya