Jaminan RS Hosana Bekasi meleset, orang tua vaksin palsu kecewa
Merdeka.com - Ketua Satgas Vaksin Palsu Kota Bekasi, Pusporini, mengatakan berdasarkan data dari Satgas Vaksin Palsu Kementerian Kesehatan ternyata ada bayi terpapar vaksin palsu di RS Hosana Medica, Bekasi pada 2009 lalu.
"Setelah kami cocokkan, benar ada yang terpapar vaksin palsu pada 2011, bahkan ada juga yang kena pada tahun 2009. Kami menyarankan vaksin ulang," kata Pusporini, Selasa (2/8).
Sebelumnya, pihak rumah sakit menjamin bahwa bayi yang lahir sebelum September 2015 aman dari vaksin palsu. Soalnya, rumah sakit di Jalan Pramuka, Bekasi itu membeli vaksin jenis ATS dan Tuberculin pada periode September 2015 hingga April 2016 dari CV Azka Medika.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Dimana bayi-bayi ini dirawat? Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
-
Dimana nama-nama bayi ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (1/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
Rupanya, jaminan itu tidak berlaku bagi sejumlah orang tua pasien. Salah satunya, Suwandi (42). Dia mengaku terkejut mendapatkan tiba-tiba mendapatkan undangan vaksin ulang dari Satgas Kementrian Kesehatan.
Padahal anaknya divaksin pada 2011 silam ketika masih berusia dua bulan. Suwandi yang awalnya tidak cemas setelah mendapatkan jaminan dari rumah sakit kini khawatir terjadi masalah dengan anaknya karena vaksin yang disuntikkan palsu.
"Saya sudah konsultasi ke Puskesmas, katanya tidak masalah divaksin ulang," kata Suwandi.
Berdasarkan data dari Satgas, ada 17 bayi di RS Hosana yang terpapar vaksin palsu mendapatkan vaksin ulang di Puskesmas Rawalumbu sejak 25 Juli lalu.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
RSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKeluarga berharap upaya mereka mencari keadilan akan membuahkan hasil manis.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaSang ibu sempat curiga dengan perbedaan rambut anak diberi ASI dengan dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaSudah setahun kasus ini berjalanan, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pertanggungjawaban.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca Selengkapnya