'Jangan anggap remeh perkembangan ISIS di Indonesia'
Merdeka.com - Pengamat terorisme asal Universitas Indonesia (UI), Nasir Abbas mengatakan, Pemerintah Indonesia diharapkan jangan menganggap remeh gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang sudah berhasil menyebarkan pahamnya di negara ini, bahkan mengajak sejumlah warga negara Indonesia untuk bergabung bersama gerakan mereka secara ideologis.
Nasir juga meminta agar pemerintah selalu mewaspadai masih banyaknya kelompok-kelompok, yang masih bersikeras menginginkan agar Indonesia menjadi negara Islam.
"ISIS tidak hanya berhasil mengajak individu dalam melancarkan aksi jihad, tapi juga sudah berhasil mengajak keluarga-keluarga di Indonesia. Dan jika ISIS sudah berhasil mengajak keluarga dengan iming-iming kesejahteraan dan surga, maka bisa dibilang ISIS kian sukses secara ideologi," kata Nasir dalam diskusi BNPT bertajuk "Bincang Damai", di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/3).
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
Nasir menjelaskan, tertangkapnya 16 WNI oleh otoritas Turki, merupakan bukti bahayanya potensi para WNI yang ingin melakukan jihad ala mereka ke Suriah, jika mereka nantinya kembali ke tanah air.
Mantan petinggi Jamaah Islamiah ini juga menegaskan, selain melalui Turki, ternyata banyak juga WNI beserta keluarganya yang berpura-pura berangkat umroh, namun melanjutkan perjalanannya ke Suriah atau Irak.
"10 tahun lagi, mereka yang sudah berhasil ke Irak atau Syam pasti kangen sama kampungnya Indonesia. Akhirnya mereka bergerak untuk selamatkan Indonesia dan menjadikannya negara Islam. Ini sangat mungkin terjadi," kata Nasir.
"Sejak NKRI berdiri sampai hari ini, masih ada banyak kelompok yang ingin agar Indonesia menjadi negara Islam. Salah satu yang dilakukan mereka adalah melemahkan pemerintahan Indonesia, agar terjadi chaos dan krisis ekonomi, sehingga peluang mereka dalam menyebarkan gerakannya juga semakin terbuka," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaRamadhan belum bisa mengungkap terkait detail penangkapan dan kronologi belasan tersangka teroris.
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca Selengkapnya