Jangan mati di Jakarta
Merdeka.com - Hidup di Jakarta perlu banyak biaya, begitu pula ketika meninggal dunia. Tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk prosesi kematian dan lahan. Untuk orang kaya mungkin tidak masalah. Namun untuk orang miskin? Tentu memberatkan. Beredarlah pameo 'jangan mati di Jakarta'.
Sesuai Perda No 1 tahun 2006 tentang Retribusi, sewa lahan atau retribusi pemakaman untuk tiga tahun pertama paling murah Rp 0 (Blok AIII) dan termahal Rp 100.000 (blok AAI). Sewa berlaku tiga tahun dan dapat diperpanjang lagi dengan membayar retribusi. Biayanya sebesar 50 persen dari retribusi untuk tiga tahun kedua serta 100 persen dari retribusi untuk tiga tahun ketiga.
Tapi, angka retribusi itu hanya ada di atas kertas. Hasil penelusuran merdeka.com di beberapa TPU yang berada di Ibukota, tarif berlaku sesuai permintaan petugas pemakaman. Seenaknya saja mereka menentukan tarif pemakaman.
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Di mana eksekusi lahan terjadi? Kericuhan terjadi saat eksekusi lahan 1 hektare dan ruko enam pintu di Jalan Baru, Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12).
-
Bagaimana cara Ay mendapatkan makam yang lebih besar? Aliaa Ismail, seorang ahli Mesir kuno, berbicara dalam film dokumenter 'Harta Karun Mesir yang Hilang'. Dia melihat petunjuk yang menunjukkan bahwa orang yang sama memilih apa yang dimasukkan ke dalam setiap makam. Dia menjelaskan: 'Baik Tut dan Ay memilih adegan yang sama, hampir seperti orang yang sama yang memilih apa yang ada di setiap makam,' dan 'ini sangat mirip dengan makam Tutankhamun - gayanya, karya seninya, sarkofagusnya, tapi, ini jauh lebih besar.'
-
Siapa yang memimpin penggalian? Helm tersebut ditemukan dalam struktur batu di dalam gundukan kuburan, menurut Hrvoje Potrebica, seorang profesor arkeologi di Universitas Zagreb yang memimpin penggalian, terjadi antara akhir abad keenam SM dan awal abad keempat SM.
-
Dimana biasanya tanah kavling ditawarkan? Namun, kebanyakan pengembang properti menawarkan tanah kavling siap pakai alias tanah matang di suatu perumahan yang dikembangkan.
-
Siapa yang memulai proyek penggalian? Tim peneliti dari Universitas Agri Ibrahim Cecen (AICU) dan Universitas Teknik Istanbul (ITU), Turki Desember lalu sudah memulai proyek penggalian di lokasi yang disebut-sebut peninggalan bahtera atau kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat, Agri, Turki.
Seperti, di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, untuk kelas AAI sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, tergantung negosiasi. Sementara, TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, tarifnya mencapai Rp 4,5 juta. Di TPU Joglo, Jakarta Barat dan TPU Petamburan, Jakarta Pusat tarifnya mencapai Rp 5 juta.
Seorang petugas di TPU Joglo menyebut angka Rp 5 juta untuk biaya pemakaman di blok AAI. Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang petugas di TPU Petamburan. Bahwa biaya pemakaman untuk lubang baru sekitar Rp 5,5 juta.
Biaya ini sudah termasuk untuk pemasangan rumput, nisan, dan tenda untuk prosesi penguburan. Tetapi, kalau ingin dimakamkan di lokasi yang strategis dan mesti membongkar makam lama, biayanya membengkak hingga Rp 10 juta.
Memang ada juga biaya pemakaman yang masih di bawah Rp 1 juta, terutama untuk lokasi makam yang tidak strategis dan berada di Blok AI atau AII. Tetapi, lokasinya tak terawat, kotor, dan ditumbuhi rumput yang tinggi-tinggi.
Kemudian TPU di Menteng Pulo Jakarta Selatan. Menurut seorang petugas TPU yang tidak mau disebutkan namanya, kuburan di TPU terbagi menjadi enam kelas. Yang paling mahal adalah kelas A1. Harganya mencapai Rp 3 juta. Orang sekitar menyebutnya kelas eksekutif, karena aksesnya paling dekat dengan jalan raya dan pintu gerbang makam.
Selanjutnya adalah kelas AA1. Harga sewanya antara Rp 2,5 sampai Rp 2,8 juta. lokasinya lebih ke dalam. Habis itu kelas B1, harganya Rp 2 juta. Sedang kelas BB1 harga sewanya sekitar Rp 1,5 juta.
Untuk kelas C1 dipatok harga antara Rp 1 sampai Rp 1,2 juta. Dan yang paling murah adalah kelas CC1 dengan harga sewa Rp 700 ribu, terletak paling ujung atau hampir 1 km dari pintu makam.
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menilai karut-marutnya pemakaman di Jakarta sudah terjadi sejak lama. Terlalu banyak preman yang disebut rekanan menguasai lahan-lahan pemakaman di Jakarta. Akibatnya pungli pun merajalela. Dinas Pemakaman dan Pekuburan hanya bisa mengimbau agar tak berurusan dengan calo dan menghubungi petugas resmi. Tapi kenyataannya tentu tak segampang itu.
"Mereka juga menawarkan lahan dengan membongkar lahan lain. Kadang membongkar aspal untuk lubang baru. Semuanya amburadul," kata Yayat kepada merdeka.com, Jumat (15/6).
Karena itu pula orang-orang kaya memilih kawasan pemukiman elite seperti Al Azhar dan San Diego Hills. Lebih nyaman, aman dan teratur. Mereka dilayani dengan ramah dan profesional, tanpa harus berdebat dengan calo makam atau preman.
"Makam di Jakarta itu ibarat ada yang rumah petak hingga kelas apartemen. Kalau orang kaya ya berpikir lebih baik membeli kelas apartemen sekalian," beber Yayat.
Pertanyaannya, orang miskin mau dikubur di mana? (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabel-kabel semrawut di Jakarta akhirnya mulai ditertibkan setelah menelan korban.
Baca SelengkapnyaLokasi pekerjaan JPO berada di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat sisi Barat dekat Citywalk Sudirman, Jakarta.
Baca SelengkapnyaRekayasa lalin akan dilakukan hingga Desember 2024 sesuai tahapan pekerjaan
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan juga akan ditutup secara bertahap hingga 2 Januari 2024.
Baca Selengkapnyapembangunan polder jadi sumber masalah atas kemacetan di Jalan TB Simatupang-Tanjung Barat.
Baca SelengkapnyaPengerjaan saluran air berpotensi membuat Jalan Ciledug Raya sejak 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaTujuannya, untuk memanfaatkan aset-aset tertentu milik Pemerintah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaKabel semrawut yang menjuntai hingga jalanan kerap menjadi momok menakutkan bagi pengendara di Jakarta.
Baca Selengkapnya