Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Jangan terlena dengan ajang pencarian bakat musiman'

'Jangan terlena dengan ajang pencarian bakat musiman' Joy Tobing. ©2016 merdeka.com/kapanlagi.com

Merdeka.com - Pernah menyimak ajang pencarian bakat yang pernah marak di saluran televisi? Sebutlah Indonesian Idol, Akademi Fantasi Indonesia, Indonesia Mencari Bakat, Kontes Dangdut Indonesia, Mammamia, Audisi Pelawak Indonesia, Indonesia’s Got Talent dan sebagainya.

Acara tersebut disamping dilirik sebagai peluang bagi para calon entertainer muda untuk adu bakat, mempromosikan diri dan mencari popularitas; juga sebagai ajang rebutan rating antar stasiun televisi.

Dari setiap ajang pencarian bakat tentu muncul juara. Kini, bagaimana nasib mereka? Masihkan mereka menekuni dunia tarik suara? Atau, malah sudah menekuni profesi lain? Bahkan menghilang tanpa jejak?

Pengamat Musik Wendi Putranto menilai secara umum ajang seperti tidak semata-mata menjadikan seseorang menjadi selebriti, apalagi dilakukan secara instan. Sebab, hal itu akan kembali lagi bagi calon selebriti bagaimana mau mempertahankan karyanya di dunia hiburan Tanah Air.

"Kembali lagi kepada pemenang dan managemennya yang hendel. Bukan berarti dengan ajang itu seakan dapat tiket gratis menjadi artis," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (26/5).

Menurutnya, ajang pencarian bakal memang momentum yang sangat bagus menunjukkan kemampuan seseorang. Apalagi jika ingin meniti karir di dunia hiburan.

Sayangnya, ajang ini justru seperti realty show yang hanya menjadi konsumsi publik sementara. Sehingga tidak menintikberatkan pada karir seseorang.

"Hanya beberapa yang bisa panjang karirnya dari ajang ini, seperti Fatin contohnya. Harus mengeluarkan karya lainnya demi bertahan di dunia ini," jelas dia.

Untuk itu, dirinya menyarankan agar para kontestan yang ingin berlaga di ajang pencarian bakat lebih dahulu menundukkan kepala sebelum menjadi tenar. Sebab, yang sering terjadi di Indonesia mereka menyombongkan diri terlebih dahulu baru memunculkan karya-karyanya.

"Yang perlu diingat ini ajang hanya musiman, jangan terlalu terlena dengan ajang seperti ini. Harus bisa berkarya melakukan aktivitas lainnya setelah ajang ini selesai," ungkapnya.

Meski demikian, pihaknya tidak menyalahkan stasiun televisi yang menyiarkan acara seperti ini. Sebab, pihak penyelanggara memang tidak menjamin karir seseorang menjadi selebriti.

"Tidak punya kewajiban, mereka hanya fokus memikirkan dan menciptakan ajang atau acara itu bisa disaksikan di seluruh Indonesia," tutup dia. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Isyana Sarasvati dan Vidi Aldiano Jadi Juri Sekaligus Mentor di Ajang Pucuk Cool Jam 2024
Isyana Sarasvati dan Vidi Aldiano Jadi Juri Sekaligus Mentor di Ajang Pucuk Cool Jam 2024

Dua musisi muda yakni Isyana Sarasvati dan Vidi Aldiano ditunjuk menjadi juri sekaligus mentor dalam ajang Pucuk Cool Jam 2024.

Baca Selengkapnya
Psikolog Paparkan Cara agar Kita Tidak FOMO Mengikuti Berbagai Tren yang Ada
Psikolog Paparkan Cara agar Kita Tidak FOMO Mengikuti Berbagai Tren yang Ada

Perilaku FOMO atau takut ketinggalan terhadap tren merupakan salah satu kecenderungan yang muncul di saat ini. Penting untuk menjaga agar tidak terbawa arus.

Baca Selengkapnya
Menko Hadi: Anak-Anak Terpapar Judi Online Mau Isi Ulang Tidak Punya Uang Diajak Kampanye Pasti Ikut
Menko Hadi: Anak-Anak Terpapar Judi Online Mau Isi Ulang Tidak Punya Uang Diajak Kampanye Pasti Ikut

Menko Polhukam melihat ada kerawanan pengerahan anak-anak saat masa kampanye Pilkada.

Baca Selengkapnya