Janin meninggal dunia diduga karena dokter puskesmas salah diagnosa
Merdeka.com - Pasangan suami istri, Rizky Turnip (26) dan Tutri Indrayani (41), berduka setelah janin buah cinta mereka meninggal dalam kandungan. Warga Jalan Kesehatan Gang Yusuf, Medan, ini pun menyalahkan pihak puskesmas yang dinilai salah dalam memberikan diagnosa.
Rizky menjelaskan, awalnya istrinya yang tengah hamil merasa mulas sehingga periksa ke bidan setempat, Senin (26/3). Sang bidan menyatakan perempuan bertubuh tambun itu sedang hamil.
"Tapi kata bidan denyut nadi janinnya lemah, sehingga kami dianjurkan segera ke puskesmas untuk meminta rujukan untuk berobat ke RSU Madani," kata Rizky.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Mengapa pengantin wanita meninggal? Diketahui, pengantin wanita ini meninggal dunia lantaran kelelahan dan mengalami hipertensi.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Kenapa Marissa Nasution kehilangan salah satu janin kembarnya? Marissa Nasution dihadapkan pada kenyataan pahit di mana salah satu janinnya memiliki ukuran yang jauh lebih kecil daripada saudara kembarnya.
-
Apa yang terjadi pada pengantin wanita di Palembang? Mempelai wanita yang diketahui bernama Dwi Octaviani meninggal secara tiba-tiba usai ijab kabul.
Hari itu juga Tutri pergi ke Puskesmas Medan Denai, Jalan Jermal 15. Di sana, dokter justru menyatakan Tutri tidak hamil, melainkan mengidap tumor jinak pada rahim.
Puskesmas itu pun menerbitkan rujukan yang ditandatangani dr YRS. Dalam diagnosanya, Tutri disebutkan mengalami Leiomyoma of uterus, unspecified.
"Karena dokter menyatakan istri saya mengidap tumor jinak, kami pun pulang ke rumah," ungkapnya.
Keesokan harinya, Selasa (27/3), Tutri pun dibawa ke RSU Madani, Jalan AR Hakim. Hasil pemeriksaan di rumah sakit itu menyatakan perempuan itu memang hamil 6 bulan. Namun kondisi bayi di dalam kandungan sudah kritis. "Semalam di USG, sudah nampak bayinya berjenis kelamin perempuan. Tapi, tadi pagi sudah meninggal di dalam perut," ucap Rizky.
Menurut Rizky petugas di Puskesmas Medan Denai telah lalai. "Ini semua akibat kecerobohan dokter puskesmas saat memeriksa istriku. Sudah jelas hamil, kenapa dikatakan tidak hamil? Dibilang pula ada benjolan di perut," ucapnya.
Rizky dan keluarga sempat mendatangi Puskesmas Medan Denai. Perdebatan sempat terjadi. Dalam perdebatan itu, seorang perempuan yang bertugas di sana menyatakan saat pemeriksaan, tidak ada gerakan di rahim Tutri. "Semalam memang sudah tidak ada gerakan lagi," katanya.Rizky meminta agar pihak Puskesmas Medan Denai tidak melakukan hal serupa. "Aku minta pihak puskesmas jangan sampai seperti ini lagi," harapnya.
Sementara pihak Puskesmas Medan Denai belum bersedia memberi komentar terkait kejadian itu. "Saya konfirmasikan dulu ke pimpinan kami. Kami kumpulkan dulu petugas-petugas untuk mengetahui peristiwa sebenarnya. Kalau nanti pimpinan datang, bolehlah bapak-bapak nanti kemari," kata seorang staf mengaku bernama Roni.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rauf mengungkapkan fakta baru dalam kasus dugaan anaknya tertukar di RS Islam Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca SelengkapnyaHal ini dipastikan setelah dilakukan tes DNA yang dilaksanakan oleh Pusat Dokter Kesehatan (Pusdokkes) Polri.
Baca SelengkapnyaPria berinisial MR menjelaskan kronologi bayinya diduga tertukar dan dikembalikan dalam kondisi meninggal dunia di RS Kawasan Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaAde Ary menerangkan, pihaknya akan mengambil sampel DNA dari bayi.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rumah sakit telah melakukan mediasi namun gagal.
Baca SelengkapnyaSang ibu sempat curiga dengan perbedaan rambut anak diberi ASI dengan dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaNamun setelah sang bayi lahir, MR maupun istrinya, tidak diperkenankan melihat bayinya oleh pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKorban berinisial TA (22) melayangkan laporan dugaan pencabulan itu ke Polda Sumatera Selatan pada pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaKejadian ini terungkap, setelah seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di rumah sakit tersebut dan dalam kondisi meninggal dunia
Baca SelengkapnyaOrang tua bayi diduga tertukar di RS Cempaka Putih yang dikembalikan dalam kondisi meninggal tidak diperbolehkan melihat sang anak sejak lahir.
Baca Selengkapnya