Janji Mayjen Benny Moerdani pada AS sebelum TNI gempur Dili
Merdeka.com - 6 Desember 1975, Presiden Soeharto menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat Gerald Ford. Salah satu yang mendapat pembahasan utama adalah kekalahan AS dalam perang Vietnam.
Saat itu dunia meyakini adanya 'efek domino'. Jika satu negara non-komunis jatuh ke tangan komunis, maka negara di sekitarnya akan ikut pula menjadi komunis. Hal ini terbukti setelah Vietnam, Kamboja pun jatuh ke tangan Khmer Merah.
Presiden Soeharto memaparkan kondisi di Timor Portugal. Sejumlah partai kiri menguasai negara bekas jajahan Portugis tersebut. Indonesia mengisyaratkan akan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah negara itu jatuh ke tangan komunis dan menjadi pangkalan Uni Soviet di Asia Tenggara.
-
Apa prestasi Soeharto dalam operasi militer 1 Maret 1949? Serangan serentak tersebut ditujukan pada posisi tentara Belanda di Kota Jogjakarta. Serangan itu membuktikan pada dunia internasional bahwa TNI masih ada, tidak seperti klaim Belanda yang mengatakan TNI telah dihancurkan seluruhnya.Letnan Kolonel Soeharto dan pasukan TNI berhasil menguasai Kota Jogja selama enam jam sebelum mundur kembali ke hutan-hutan.
-
Bagaimana Soeharto menyingkirkan jenderal? Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
-
Siapa yang bertanggung jawab mengamankan rumah Mayjen Soeharto? Kapten Eddie adalah perwira Kujang Siliwangi yang merupakan pasukan elite dan dikenal tangguh di medang perang. Jenderal Soemitro langsung oke mendengar asal kesatuan dan pengalaman tempur perwira muda itu saat menyeleksi Kosatgas.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Bagaimana Soeharto selamat dari bombardir? Soeharto Ternyata Berinisatif Turun Bukit & Melanggar Perintah Kolonel Gatot Dia memperkirakan bukit ini akan jadi sasaran pengeboman Belanda. Karena itu dia memilih meninggalkan bukit. Dugaannya ternyata tepat dan mereka selamat.
-
Bagaimana cara Soeharto mengatasi preman? “Tindakan tegas Bagaimana? Ya Harus Dengan Kekerasan,“ Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan. “Dor, dor, dor!“ Tetapi yang melawan ya, mau tidak mau harus ditembak. Karena melawan mereka ditembak. Kata Soeharto.
Tidak ada sanggahan dari Presiden Gerald Ford. Demikian ditulis dalam buku Hari H 7 Desember 1975, Reuni 40 Tahun Operasi Lintas Udara di Dili, Timor Portugis yang disunting Atmadji Sumarkidjo dan diterbitkan Kata.
Namun Menlu AS Henry Kissinger meminta agar Indonesia tak menggunakan alutsista buatan AS. Termasuk pesawat C-130 Hercules yang menjadi andalan TNI AU untuk menerjunkan satu brigade pasukan elite Angkatan Darat.
"Kalau tidak ada Hercules, apa ada alternatif lain?" balas Menlu Adam Malik.
Di tempat lain Istana Merdeka, Kepala National Security Council Letnan Jenderal Brent Scowcroft menggelar pertemuan dengan Asisten Intelijen Hankam/ABRI Mayor Jenderal Benny Moerdani. Masalah yang dibahas sama, pertanyaan Jenderal Scowfort pun sama.
"Do we have other choice?" jawab Benny, sama seperti jawaban Adam Malik pula.
Saat itu kekuatan TNI AU memang sangat terbatas. Pesawat canggih era 1960an seperti MiG dan TU-16 tak bersisa satu pun gara-gara Indonesia memutuskan hubungan dengan Blok Timur.
Selesai pertemuan sekitar pukul 11.30 WIB, Presiden AS meninggalkan ruangan. Menlu Kisinger berbicara pada Benny.
"Timor adalah masalah kalian, tapi lakukan penyerbuan setelah pesawat kepresidenan AS meninggalkan wilayah udara Indonesia," pesan Kisinger.
Benny menyanggupinya. Penyerbuan itu memang direncanakan kurang dari 24 jam setelah Presiden AS meninggalkan Indonesia.
Di bandara yang sama dengan pesawat AS tinggal landas, Pasukan Nanggala dari Grup I Kopassus sudah bersiap naik Hercules. Mereka akan terbang ke Madiun untuk bergabung dengan Batalyon 501 Linud Kostrad.
Benny sempat memberikan briefing pada para perwira yang akan berangkat.
"Para perwira, saya serahkan perebutan Dili pada kalian. Saya percaya kalian akan berhasil, tetapi saya tahu di antara kalian ada yang akan gugur besok," kata Benny dingin.
7 Desember 1975, pasukan gabungan Nanggala dan Batalyon 501 Linud Kostrad diterjunkan di atas Kota Dili. Operasi Lintas Udara itu tercatat sebagai penyerbuan terbesar di Asia Tenggara.
Benny benar. Dili bisa direbut hari itu juga. Namun 19 anggota Kopasandha dan 35 prajurit Yonif Linud 501 gugur pada invasi hari pertama. Perang gerilya di Timor Timur terus berlanjut hingga puluhan tahun kemudian.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaUnit kapal selam dikenal sebagai pasukan elite. Salah satu misi rahasia yang pernah dijalani adalah menyelundupkan senjata ke daerah konflik.
Baca SelengkapnyaDjamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Baca SelengkapnyaPerintah itu langsung dari Presiden RI. Satuan elite TNI diperintahkan membawa senjata lewat laut.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.
Baca SelengkapnyaJenderal, Kolonel, Letnan kolonel tak ada yang berani mengacungkan tangan. Pilihan jatuh pada seorang kapten baret merah.
Baca SelengkapnyaKerap disapa Bang Nolly, pria asal Temanggung ini merupakan salah satu tokoh militer dan politik yang patut untuk dikenang jasa-jasanya.
Baca SelengkapnyaMemakai seragam militer saja nyaris sudah tidak pernah. Tapi kenapa Jenderal ini yang dipilih?
Baca SelengkapnyaKesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca Selengkapnya""Sudah tugasnya TNI, membantu Polri dalam pengamanan dan keterlibatan masyarakat," kata Panglima TNI.
Baca Selengkapnya