Janjikan Lolos Tes, Polisi di NTT Tipu Calon Bintara Polri Hingga Rp130 Juta
Merdeka.com - Seorang oknum anggota Polri berinisial TT (47) ditetapkan sebagai tersangka. Dia melakukan penipuan dan penggelapan uang milik orang tua calon bintara Polri di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata mengatakan, modus pelaku ialah menjanjikan kepada masyarakat atau orang tua dari anak calon bintara Polri. Bahwa calon siswa bisa lulus tes jika memberikan sejumlah uang kepadanya.
"Tindak pidana penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh oknum anggota Polres Nagekeo inisial TT, di mana modusnya yaitu menjanjikan kepada masyarakat dengan iming-iming anak mereka pasti lulus anggota bintara Polri dengan jaminan memberikan suatu materi yang tidak sedikit jumlahnya," jelasnya, Selasa (7/3).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
Yudha Pranata menjelaskan, atas iming-iming tersebut pelaku akhirnya berhasil mengelabui atau menipu korban. Calon pertama atau korban pertama dengan jumlah Rp130.000.000 dan korban kedua sejumlah Rp55.000.000.
"Untuk calon pertama atau korban pertama dengan jumlah Rp130 juta dan untuk korban kedua sejumlah Rp55 juta, dengan iming-iming bahwa kedua korban tersebut lulus bintara Polri namun ternyata dalam tahap seleksi, kedua korban tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat atau TMS," ungkapnya.
Kabur ke Kampung Halaman
Orang tua dari calon bintara Polri tersebut kemudian menuntut kepada pelaku agar mengembalikan uang mereka. Akan tetapi, pelaku justru berdalih dan tidak mengakui perbuatannya dan melarikan diri ke kampung halamannya di Maluku.
"Karena merasa telah ditipu, para orang tua dari calon bintara Polri ini pun akhirnya menuntut agar uang mereka dikembalikan oleh pelaku, tapi yang bersangkutan berdalih dan tidak mengakui kemudian kabur ke kampung halamannya yaitu di Desa Wonreli di Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku," kata Yudha Pranata.
Atas perbuatannya, pelaku dijatuhi dua sanksi yakni pidana dan kode etik. Sanksi pidana, pelaku disangkakan pasal 372 KUH Pidana Subsider pasal 378 KUH Pidana juncto pasal 64 ayat (1) KUH Pidana.
"Penangkapan terhadap yang bersangkutan dan dibawa ke Polres Nagekeo pada tanggal 1 Maret 2023 kemarin. Yang jelas yang bersangkutan kita berikan dua sanksi baik sangsi pidana dan sanksi kode etik. Sekarang sudah dilakukan sanksi pidana umum dan sudah dilakukan penangkapan serta penahanan di rumah tahanan Polres Nagekeo," tambah Yudha Pranata.
Sanski Etik dan Pidana
Terkait sanksi kode etik pelaku akan diserahkan kepada Propam untuk diproses sesuai PP nomor 1 tentang Kode Etik. Sementara untuk sanksi pidana, yang bersangkutan disangkakan pasal 372 KUH Pidana Subsider pasal 378 KUH Pidana jo pasal 64 ayat (1) KUH Pidana.
Yudha Pranata mengimbau para orang tua di Nagekeo yang menginginkan anaknya menjadi anggota Polri, untuk sedini mungkin mempersiapkan kesehatan maupun intelektual anak masing-masing, agar nantinya bisa mengikuti seleksi dengan baik dan bisa menjadi anggota bintara Polri.
"Jangan mudah percaya dengan oknum yang tidak bertanggung jawab yang menjanjikan kelulusan bagi anak yang ingin menjadi anggota Polri. Oleh karena menurut Kapolres, yang menjamin kelulusan adalah anak itu sendiri melalui hasil tes dan juga doa dari orang tua," tutup Yudha Pranata.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu melaporkan dua orang yakni pria berinisial MMT dan wanita berinisial FA alias Syarifah.
Baca SelengkapnyaUang segitu banyak nyatanya langsung ludes terpakai. Salah satunya dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKorem 162 Wira Bhakti berhasil menangkap IL, TNI gadungan yang meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaModus pelaku adalah menjanjikan korban masuk menjadi anggota TNI
Baca SelengkapnyaMenurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
Baca SelengkapnyaIptu Supriadi ditangkap karena diduga terlibat penipuan dan penggelapan Rp1,2 miliar dengan modus iming-iming bisa meloloskan calon taruna Akpol.
Baca SelengkapnyaSeorang pria di Banyuasin dilaporkan ke polisi karena penipuan Rp2,1 miliar. Namun dia belum dapat diproses karena berstatus caleg.
Baca SelengkapnyaDY diamankan di rumahnya di Solo, Jawa Tengah. DY dijerat Pasal 378 dan atau 372 KUHP.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus yang menjerat anak petani terkait penipuan untuk masuk anggota Polri tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban K telah mentransfer uang sebesar Rp.3.000.000 yang awalnya diyakinkan pelaku untuk mengurus surat cerai.
Baca SelengkapnyaPolisi mengiming-imingi korban bisa bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca SelengkapnyaSebuah video viral yang dinarasikan kisah pemuda yang tertipu tes menjadi polisi.
Baca Selengkapnya