Janur Kuning, kisah Letkol Soeharto yang ganteng dan berwibawa
Merdeka.com - Iring-iringan prajurit TNI yang menandu Panglima Besar Soedirman turun naik bukit. Setelah susah payah, akhirnya Panglima Besar tersebut mau kembali ke Yogyakarta. Soedirman sempat ragu akan tindakan Belanda yang berkali-kali melanggar perjanjian dengan Republik Indonesia.
Namun seorang perwira muda meyakinkan Soedirman untuk mau kembali. Sosok pemuda ganteng dengan pembawaan tenang nan berwibawa itu adalah Letkol Soeharto , Komandan Brigade X sekaligus Komandan Wehrkreise III.
Adegan selanjutnya, Soedirman memeriksa barisan pasukan. Saat itu pula ingatan Soeharto melayang. Secara flash back adegan mundur saat Agresi Militer Belanda II berlangsung. Pesawat tempur Belanda meraung-raung di atas langit Yogyakarta membombardir lapangan udara Maguwo.
-
Siapa yang membawa Supersemar kepada Soeharto? Sebagai jenderal paling senior, Basuki dipercaya membawa surat keputusan tersebut dan diperintahkan menyampaikannya kepada Soeharto.
-
Siapa yang memimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
-
Siapa yang makan habis ikan goreng Soeharto? Akhirnya setelah didesak, Paspampres tersebut mengaku sudah memakan habis ikan yang kemarin dibungkus.
-
Bagaimana Soeharto memandang tanggung jawab? “Saya tidak begitu peduli dengan batas waktu, sebagai pejabat, yang lebih diperhatikan adalah tanggung jawab. Bekerja dengan kesungguhan hati.”
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
Demikian cuplikan pembuka Film 'Janur Kuning', salah satu film yang menggambarkan serangan umum 1 Maret 1949. Film yang disutradarai Alam Rengga Rasiwan Surawidjaja ini dibuat tahun 1979. Biayanya lebih dari Rp 300 juta. Cukup besar di masa itu. Konon biaya terbesar digunakan untuk membiayai pembuatan ratusan baju seragam dan ribuan baju untuk figuran.
Secara detil film ini cukup baik. Kostum pemain dan gaya bicara para pemainnya natural. Tidak kelihatan baru dan selalu rapi tersetrika seperti dalam Film Trilogi Merah Putih. Padahal trilogi itu baru diproduksi tahun 2010, atau 30 tahun kemudian. Beberapa panser, tank bahkan pesawat terbang melengkapi setting film perang 'Janur Kuning'.
Banyak fakta sejarah di dalamnya juga tersusun cukup baik. Penggambaran Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1949, jalannya Serangan Umum 1 Maret, hingga penyerahan kedaulatan di Yogyakarta.
Namun yang terasa mengganggu adalah terlalu dominannya peran Soeharto sebagai tokoh sentral film ini. Sosok Soeharto yang diperankan Kaharuddin Syah, mengisi hampir seluruh film ini.
Di sini pula terlihat Soeharto menggagas Serangan Umum 1 Maret. Di satu adegan, warga juga tampak bersuka ria dengan kedatangan Soeharto ke sebuah desa.
"Film itu tidak obyektif. Peran Soeharto terlalu ditonjolkan. Film itu hanya berisi bagaimana sosok Soeharto yang begitu teguh. Berjuang sekuat tenaga, dan sebagainya. Sosok lain dikecilkan dalam film ini," ujar sejarawan Asvi Warman Adam kepada merdeka.com.
Asvi berharap ada film lain yang dibuat untuk mengoreksi film ini. Dia berharap film bertema sejarah bisa bebas dari kepentingan politik.
"Peran Sultan Hamengkubuwono IX hampir tidak terlihat dalam film ini. Padahal saat itu Sultan punya empat fungsi. Sebagai Gubernur, Sultan Yogya, Menteri Pertahanan dan diplomat yang dipercaya melakukan perundingan. Jadi bukan Soeharto ," beber Asvi.
Sejarawan LIPI itu menjelaskan setelah Soeharto lengser, buku-buku yang mengkritisi peran Soeharto dalam peristiwa serangan umum 1 Maret sudah cukup banyak. Dia berharap sejarah bisa diluruskan.
"Kalau buku sudah banyak, tapi sayangnya kalau film belum ada," kata Asvi.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini foto lawas jenderal marinir saat tugas di dalam hutan. Gayanya bikin pangling bak rambo.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.
Baca SelengkapnyaRencana mereka adalah membawa Soekarno ke markas KKO di Surabaya.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaWingky Harun mengawali kariernya dari dunia teater dan kemudian merambah ke film dan sinetron.
Baca SelengkapnyaKeterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya
Baca SelengkapnyaSosok jenderal TNI dari korps Kavaleri yag pernah menjabat sebagai kasad.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSelama 32 tahun menjabat sebagai presiden, Soeharto juga pernah menyampaikan kata indah bermakna.
Baca SelengkapnyaIntip rekomendasi film biopik Indonesia yang angkat kisah hidup tokoh-tokoh terkenal Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca Selengkapnya