Jasa Bung Karno, Pahlawan Islam Lawan Penjajahan Hingga Temukan Makam Imam Bukhari
Merdeka.com - Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia Zuhairi Misrawi menyampaikan keprihatinan atas sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan ini seperti pembakaran bendera PDIP dan pembahasan RUU HIP yang kemudian ada upaya mengaitkan PDIP dan Bung Karno dengan komunisme, bahkan anti Islam.
Padahal, Bung Karno sebagai proklamator bangsa tak bisa dilepaskan dari dunia umat Islam. Sebagai pemimpin di negara muslim terbesar dunia, peran Bung Karno itu tercatat dan diakui oleh sejarah dunia.
Dia menjelaskan peran penting Bung Karno dalam peradaban Islam. Salah satunya, dipaparkan Zuhairi, gelar pahlawan Islam tahun 1965 karena semangat Bung Karno melawan penjajahan.
-
Kenapa Puan Maharani ingatkan pidato Bung Karno? Puan kemudian mengingatkan apa yang disampaikan Presiden Sukarno dalam pidatonya di KAA dengan judul 'Unity in Diversity Asia-Africa'. Menurutnya, hal yang disampaikan Bung Karno disebut masih relevan saat ini.
-
Siapa yang ditugaskan PDIP untuk melobi PKB? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Apa pernyataan kontroversial Kartika Putri? Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Kartika Putri menjadi viral karena mengusulkan ide adanya adu mengaji antara calon presiden (capres).
"Bung Karno mendapatkan gelar Pahlawan Islam dan kemerdekaan dari para pemimpin negara-negara Islam Asia-Afrika pada tahun 1965 karena berjasa besar bagi gerakan melawan penjajahan. Bung Karno telah menjadi inspirasi bagi dunia Islam untuk meraih kemerdekaan, sehingga namanya sangat harum di seantero dunia Islam, khususnya di Timur-Tengah," kata Zuhairi, Sabtu (27/6).
Temukan Makam Imam Bukhari
Pria yang akrab disapa Gus Mis itu melanjutkan, Bung Karno juga tercatat dalam sejarah telah berhasil meyakinkan Pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev agar menemukan makam Imam Bukhari yang hari ini menjadi rujukan umat islam untuk mempelajari hadist Nabi Muhammad SAW.
"Membangunnya kembali semegah mungkin karena jasa Imam Bukhari bagi umat Islam sangat besar dalam melestarikan khazanah hadis Nabi Muhammad SAW. Nama Bung Karno dicatat dengan tinta emas karena umat Islam akhirnya bisa berziarah ke Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan," sebut Gus Mis.
Peran Bung Karno lainnya, di Mesir, pada tahun 1960, Bung Karno mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas al-Azhar Mesir dalam bidang filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin.
Saat itu, di depan Presiden Gamal Abdul Nasser dan para ulama al-Azhar, Bung Karno berpidato tentang Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara yang mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa.
"Sosok Bung Karno sangat harum di al-Azhar, karena berhasil meyakinkan Presiden Gamal Abdul Nasser agar tidak menutup al-Azhar, karena al-Azhar menjadi benteng moderasi Islam yang harus terus dilestarikan," tutur Gus Mis yang merupakan alumnus Universitas al-Azhar, Mesir.
Masih di Mesir, karena begitu melekatnya jasa Bung Karno, kini nama Bung Karno bakan diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Mesir.
Atas beberapa catatan sejarah itu, Gus Mis menilai sangat menyedihkan jika belakangan ini ada yang ingin melupakan jasa Bung Karno terhadap umat Islam dan dunia Islam.
"Lebih-lebih Bung Karno telah berhasil meyakinkan dunia Islam, bahwa Pancasila telah terbukti berhasil mempersatukan seluruh elemen bangsa di negeri ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Mis berpesan bahwa semua anak bangsa harus waspada terhadap pihak-pihak yang ingin memecah belah negeri ini. Dia menegaskan, Bangsa Indonesia perlu belajar dari konflik yang terjadi di Yaman, Suriah, Libya, Sudan, Mesir, dan negara Timur Tengah lainnya.
"Kita harus yakin, bahwa mereka yang benar-benar mengamalkan Pancasila pada hakikatnya mendorong pada perdamaian dan persatuan. Sebaliknya, mereka yang suka menebarkan fitnah, provokasi, dan ancaman sesungguhnya sangat jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila," tandas Gus Mis.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pramono mengatakan, Zainuddin MZ turut andil dalam mendirikan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto buka suara, usai ditetapkan sebagai tersangka penyuapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus Harun Masiku.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaKaesang berdoa dan menaburkan bunga di makam Bung Karno dengan ditemani jajaran pimpinan DPP dan DPW PSI.
Baca SelengkapnyaDjarot menyebut PDIP tidak pernah mengajarkan bahwa Bung Karno adalah milik salah satu partai saja.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tersanjung Anies Baswedan mengutip ucapan Presiden pertama RI Soekarno.
Baca SelengkapnyaCak Imin berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.
Baca SelengkapnyaDalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Baca SelengkapnyaPrabowo bersama rombongan berziarah ke makam Bung Karno.
Baca SelengkapnyaSoekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca Selengkapnya