Jasad perempuan pendaki Gunung Rinjani tewas tenggelam dievakuasi
Merdeka.com - Jenazah seorang perempuan pendaki gunung, Ike Suseta Adelia (26 tahun), asal Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, yang tewas di lokasi Aik Kalak (Air Panas) Gunung Rinjani, pada Minggu (8/5), berhasil dievakuasi. Tim Basarnas menurunkan jasad Ike dari gunung itu pada Selasa (10/5), sekitar pukul 22.18 WITA.
"Korban berhasil kami evakuasi pada Selasa (10/5), pukul 22.18 WITA, di Pos Pintu Senaru, di Kabupaten Lombok Utara," kata Humas Basarnas Mataram, Putu Cakra Ningrat, di Mataram, Rabu (11/5).
Putu mengatakan, jasad Ike dievakuasi setelah tim menempuh perjalanan panjang dan melelahkan selama dua hari, dari Posko Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, menuju lokasi penemuan Ike di Air Panas tepi Danau Segara Anak, Gunung Rinjani.
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
-
Bagaimana proses evakuasi dilakukan? 'Enggak ada pakai alat berat, kita pakai tali mantel aja untuk melakukan proses evakuasi, kalau kesulitan Alhamdulillah tidak ada kesulitan sama sekali,' ucapnya.
-
Kenapa pendaki lari menyelamatkan diri saat erupsi? Mereka hanya memikirkan bagaimana cara selamat dari abu erupsi.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Bagaimana pendaki turun dari Gunung Dempo saat erupsi? Dalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan diri turun ke bawah dan selamat hingga ke kaki gunung.
"Proses evakuasi sempat terkendala cuaca dengan hujan lebat, ditambah medan yang cukup terjal, sehingga menyulitkan tim evakuasi membawa jenazah korban menuju Pos Senaru di Kabupaten Lombok Utara," tambah Putu, seperti dilansir dari Antara.
Setelah berhasil dievakuasi, menurut Putu, tugas Basarnas selesai.
Saat ini jasad Ike sudah diserahkan oleh Basarnas Kantor SAR Mataram kepada polisi, di Puskesmas Anyar, Lombok Utara. Selanjutnya jenazah itu dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB buat diautopsi.
Ike tewas tenggelam di pemandian air panas Gunung Rinjani. Jasadnya baru ditemukan mengapung keesokan harinya, Senin (9/5) sekitar pukul 10.00 WITA. Dia mendaki Gunung Rinjani bersama rekan-rekannya sejak Jumat (6/5).
Ike tenggelam dan sempat dinyatakan hilang, setelah sebelumnya mandi di lokasi air panas, tidak jauh dari Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, yang memiliki ketinggian 2.008 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang mengalami hipotermia dan ditolong oleh pendaki lain.
Baca Selengkapnyahipotermia menyebabkan otot kaki kiri Gigih kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal
Baca SelengkapnyaEvakuasi dimulai pada tanggal 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, dari pemeriksaan luar tubuh korban, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi ketika korban bersama rekannya melakukan pendakian di Bukit Anak Dara.
Baca SelengkapnyaPadahal, di hari ini ada larangan pendakian ke Gunung Agung karena ada upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
Baca SelengkapnyaNaila tak bisa melanjutkan perjalanan. Dia pun dievakuasi oleh Tim SAR setempat
Baca SelengkapnyaSebelumnya ia ditemukan tak sadarkan diri dengan mulut berbusa di Pos 4.
Baca SelengkapnyaSaat dievakuasi kondisi korban masih sadar namun tak tertolong saat tiba di Puskesmas
Baca SelengkapnyaSulitnya medan dan tingginya intensitas erupsi Gunung Marapi membuat upaya evakuasi tidak bisa berjalan baik.
Baca SelengkapnyaPengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki.
Baca Selengkapnya