Jawab Somasi Ketiga Moeldoko, Koalisi Tegaskan Rilis ICW Bukan Penelitian Sembarangan
Merdeka.com - Koalisi Masyarakat Sipil menjawab somasi ketiga Pengacara Otto Hasibuan yang mewakili Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Menurut Koalisi, tidak ada surat yang dinihilkan pihak ICW kepada Otto sebagai balasan atas somasi.
"Penting ditegaskan bahwa ICW bersama dengan kuasa hukum telah membalas dua surat-surat sebelumnya. Bahkan, surat balasan kedua, ICW tidak hanya mengirimkan ke pihak Moeldoko, namun juga ke Presiden Joko Widodo," tegas Koalisi dalam siaran pers diterima, Sabtu (21/8).
Koalisi menegaskan, bagi ICW, surat kepada Presiden Jokowi adalah penting karena persoalan tersebut terkait langsung dengan tindakan seorang pejabat publik.
-
Kenapa Soeharto copot Kemal Idris? 'Dia terlalu populer di sana. Popularitas itu diperlukannya untuk memperoleh jabatan tertinggi. Laporan itu konon ditulis oleh Ali Moertopo. 'Dulu dia berani melawan Bung Karno yang sedang dalam puncak kejayaannya. Tentu dia akan berani pula melawan Soeharto,' tulis laporan itu.
-
Siapa yang menyampaikan surat klarifikasi ke Komisi III DPR? 'Surat itu disampaikan tadi pagi, tentunya langkah ini diambil untuk membangun kembali komunikasi dengan DPR, untuk meluruskan kesalahan persepsi,' ucap Wakil Ketua KY Siti Nurdjanah saat konferensi pers di Kantor KY RI, Jakarta, Jumat (6/9).
-
Siapa yang lapor ke Soeharto tentang Kemal Idris? Laporan itu konon ditulis oleh Ali Moertopo.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang cabut laporan? Meskipun Rinoa Aurora Senduk mencabut laporan dugaan penganiayaan yang menimpa dirinya.
-
Siapa yang membuat surat pernyataan? Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : Anton SyahputraNISN : 88765463544578Kelas : XI IPS – 3Sekolah : SMA Negeri 1 MedanAlamat : Jl. Amal No. 123, Medan Dengan ini menyatakan mengakui kesalahan yang sudah saya lakukan berupa absen sekolah selama 5 hari berturut – turut tanpa pemberitahuan, terhitung dari tanggal 15 Februari 2020 s/d 19 Februari 2020.
Koalisi menambahkan, tudingan terkait cara penelitian ICW yang disebut hanya mengaitkan tidaklah benar. Koalisi meyakini, ICW menggunakan metode ilmiah dan didasarkan pula dengan data maupun fakta.
"Keliru jika kemudian ada pihak yang berupaya mendelegimitasi suatu produk penelitian tanpa dasar argumentasi ilmiah," tulis Koalisi.
Selain itu, sambung Koalisi, penelitian yang berkaitan dengan potensi korupsi pada masa pandemi juga bukan kali ini saja ICW keluarkan. Setidaknya lebih dari sepuluh produk penelitian telah disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.
"Dengan dasar ini, tudingan adanya motif politik oleh sejumlah pihak tidak terbukti," tulis koalisi.
Koalisi Masyarakat menegaskan, ICW dalam siaran pers yang diunggahnya ke situs www.antikorupsi.org, tidak pernah menuding Moeldoko mencari untung dalam peredaran Ivermectin.
"Jelas sekali dokumen ICW menyebutkan kata 'indikasi'. Maka, tuduhan pencemaran nama baik terlalu berlebihan dan tafsir subjektif Moeldoko semata," tulis Koalisi.
Menurut Koalisi, secara umum poin yang ingin ICW tegaskan dalam penelitian sebenarnya menyasar pada indikasi konflik kepentingan pejabat publik di balik peredaran Ivermectin. Berdasarkan penelusuran ICW, Moeldoko diketahui sempat memberikan arahan kepada Sofia Koswara, Wakil Presiden PT Harsen Laboratories, agar surat izin edar Ivermectin diurus sehingga kemudian bisa diproduksi di Indonesia.
"Pada waktu yang sama, berdasarkan dokumen akta perusahaan, ICW menemukan bahwa Sofia dengan anak Moeldoko ternyata memiliki saham di PT Noorpay Nusantara Perkasa," sebut Koalisi.
Tidak hanya itu, Koalisi membeberkan kronologis pada awal Juni yang diketahui Moeldoko sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani menjalin bekerjasama dengan PT Harsen Laboratories untuk memberikan bantuan 2.500 dosis Ivermectin kepada Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
"Dari sini, maka timbul pertanyaan yang mestinya dapat dijawab, yakni, apakah dorongan agar surat izin edar Ivermectin kepada Sofia didasarkan atas kedekatan anak Moeldoko dengan Wakil Presiden PT Harsen tersebut?," tanya Koalisi.
"Apa argumentasi logis yang dapat membenarkan kegiatan donasi Ivermectin oleh HKTI dan PT Harsen Laboratories ke Pemerintah Kabupaten Kudus di tengah uji klinis belum selesai dilakukan BPOM?," tanya Koalisi lagi.
Sebagai informasi, ICW sudah berulang kali melakukan klarifikasi terkait kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama pelatihan petani.
Apabila ditelusuri, dokumen resmi lembaga yang dicantumkan dalam laman website ICW menjelaskan, sejak tahun 2019, PT Noorpay Nusantara Perkara, perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Sofia Koswara, menjalin hubungan kerjasama dengan HKTI terkait program pelatihan petani di Thailand.
Koalisi melanjutkan, klarifikasi telah berulang dilakukan bahkan di beberapa diskusi publik yang dihadiri oleh Staf ICW dan disiarkan melalui televisi.
"ICW meminta kuasa hukum Moeldoko agar fokus ke persoalan utama penelitian ICW, dan tidak perlu berbicara mengenai impor beras yang dapat mengaburkan temuan utama dari penelitian ICW ini," tutup Koalisi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Otto, MK hanya sebatas menerima saja pengajuan Amicus Curiae namun tidak menjadi pertimbangan hukum beri putusan.
Baca SelengkapnyaHasto diperiksa KPK terkait Harun Masiku beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaMoeldoko pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga suasana politik agar tetap damai, dengan tidak mencampuri urusan hukum.
Baca SelengkapnyaKuasa Hukum Jokowi dan Iriana, Otto Hasibuan menyampaikan, sebenarnya ada 3 gugatan yang mengganggu kliennya.
Baca SelengkapnyaDasco menilai argumen amicus curiae Megawati sudah lebih dahulu disampaikan oleh kubu 03
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menepis jika ada arahan dari Istana ke penegak hukum terkait kasus Hasto
Baca SelengkapnyaDari 13 menteri yang direshuffle, 4 menteri dari PDIP dicopot oleh Presiden Jokowi dan satu lagi Kepala BIN Budi Gunawan yang dianggap dekat dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebut isu mundurnya sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) hanya desas-desus
Baca SelengkapnyaMoeldoko mempertanyakan Agus Rahardjo yang kembali mempersoalkan kasus yang sudah bergulir pada 2017.
Baca SelengkapnyaPuan bongkar fakta kabar Jokowi minta tiga periode ke Megawati.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan hal tersebut merupakan wewenang MK.
Baca Selengkapnya