Jayapura Diguncang 406 Kali Gempa, Warga Diminta Pantau Informasi BMKG
Merdeka.com - Gempa bumi berulang kali mengguncang Jayapura sejak Senin (2/1) hingga Kamis (5/1). Warga diminta tidak panik serta memantau informasi hanya dari sumber resmi sehingga tidak termakan hoaks atau berita bohong.
Gempa pertama kali mengguncang Kota Jayapura dengan magnitudo 4,9 pada Senin (2/1) dini hari. Keesokan harinya terjadi gempa dengan magnitudo 5,2, dan terus diikuti gempa susulan dengan skala yang lebih kecil.
Berdasarkan data BMKG, sejak 2 hingga 5 Januari 2023 tercatat terjadi 406 kali gempa susulan di wilayah Kota Jayapura. Gempa bumi yang terjadi terus menerus ini menimbulkan kepanikan bagi warga Kota Jayapura.
-
Berapa kali gempa susulan terjadi di Tuban? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Jawa Timur mencatat masih terjadi 193 kali gempa susulan di laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
-
Apa pengumuman berbahaya dari Bumi? Peringatan risiko keselamatan tinggi diumumkan kepada para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini disampaikan setelah ditemukannya 50 area yang harus diwaspadai oleh astronot.
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
Forkopimda Gelar Rapat
Merespons kondisi ini, Pemerintah Kota Jayapura menggelar rapat koordinasi penanganan gempa bersama Forkopimda. "Rapat yang digelar saat ini bertujuan untuk membicarakan langkah-langkah kontigensi, serta sosialisasi kepada publik, sehingga meredakan kepanikan yang terjadi di tengah-tengah warga Kota Jayapura," ujar Pj Wali Kota Frans Pekey saat membuka rapat di Aula Sian Soor, kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (5/1).
Frans menyebut, situasi seperti ini membuat pemerintah kota serta stakeholder perlu melakukan langkah-langkah antisipasi jika terjadi bencana.
“Ada langkah-langkah cepat yang harus kami lakukan bersama, di antaranya, pembentukan tim terpadu siaga bencana, kemudian ada posko terpadu, yang melibatkan semua stakeholder. Yang berikut, kita harus melakukan sosialisasi melalui berbagai media, sehingga masyarakat tidak termakan isu-isu yang menyesatkan," kata Pekey.
Dia menambahkan, terkait sifat gempa yang fluktuatif dan belum ada sinyal dari BMKG bahwa akan ada gempa susulan yang berpotensi membahayakan, maka Pemerintah Kota Jayapura belum mengeluarkan status tanggap darurat. Dirinya berharap gempa akan segera berakhir.
"Mudah-mudahan tren ini dia turun, sampai dengan habis. Karena itu, kita tidak mengeluarkan status tanggap darurat atau siaga bencana, karena memang belum memenuhi syarat. Karena belum ada kerusakan parah bahkan korban jiwa yang ditimbulkan akibat gempa ini." tuturnya.
Data BMKG
Sementara itu, Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Juztuz memaparkan, gempa kali ini belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. "BMKG akan terus melakukan pemantauan perkembangan gempa, untuk disampaikan kepada pemerintah daerah," sebutnya.
Sesuai catatan BMKG, pada 2 Januari 2023 terjadi 10 gempa yang dirasakan di Kota Jayapura dan sekitarnya. Pada 3 Januari, terdapat 13 kali gempa dirasakan. Pada 4 Januari, 17 kali gempa dirasakan. Sementara pada 5 Januari, ada sekali gempa terasa.
"Gempa yang terjadi akibat adanya sesar aktif yang saling bergesekan. Selain itu, bebatuan di dasar laut Jayapura, yang rapuh, menjadi salah satu pemicu terjadinya patahan dan menyebabkan gempa," tutur Juztuz.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Jayapura Abisai Rollo mengatakan, sesuai penyampaian dari BMKG, gempa yang terjadi selama tiga hari ini tidak berpotensi tsunami. Dengan demikian, dirinya meminta masyarakat tetap tenang, serta tidak terpancing dengan informasi hoaks yang berkembang di masyarakat.
"Masyarakat tetap tenang, serta terus mengikuti informasi resmi dari BMKG. Saya meminta anggota DPRD Kota Jayapura, untuk turun ke dapil masing-masing, memberikan sosialisasi kepada masyarakat," ucap Abisai Rollo
Polisi Buru Penyebar Hoaks
Sementara Wakapolresta Jayapura Kota AKBP Supraptono menegaskan, pihaknya akan menelusuri pihak penyebar informasi hoaks terkait gempa yang terjadi di Kota Jayapura.
"Upaya penelusuran sedang kami lakukan, bagi penyebar informasi hoaks ini. Dan jika kedapatan, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Supraptono juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Warga diminta mengikuti berita-berita resmi dari BMKG.
"Sesuai anjuran Kapolresta Jayapura Kota, agar masyarakat tetap tenang, tetap mengikuti berita-berita dari BMKG. Dan kita tetap optimistis bahwa gempa ini akan segera berakhir," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kalau ada berita-berita jalan rusak berat, rumah tingkat roboh, sampai ada gelombang laut naik ke daratan, dipastikan itu hoaks dan tidak benar.
Baca SelengkapnyaBeberapa warga sempat berhamburan keluar rumah karena guncangan gempa yang cukup kuat selama beberapa detik.
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat sebanyak 26 kali gempa susulan pasca-gempa bermagnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGempa yang mengguncang Kabupaten Bandung berlokasi di titik koordinat 7.19 LS - 107.67 BT.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,3 mengguncang Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Rabu (11/9)
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaWarga mengungsi karena masih trauma gempa susulan yang hingga kini masih terjadi.
Baca Selengkapnya