Jelang eksekusi mati, waspada cuaca ekstrem di Nusakambangan
Merdeka.com - Menjelang eksekusi tahap tiga yang akan dilaksanakan di Pulau Nusakambangan, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa.
Dari pengamatan yang dilakukan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, potensi hujan dengan intensitas sedang sampai dengan lebat disertai angin kencang terjadi di sekitar Cilacap.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG, Teguh Wardoyo mengemukakan kelembaban udara mencapai hingga 95 persen.
-
Dimana kekeringan di Cilacap terjadi? Berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa di 20 kecamatan yang rawan kekeringan pada musim kemarau.
-
Bagaimana kebakaran kapal di Cilacap terjadi? Akan tetapi berdasarkan informasi dari sejumlah saksi mata, tiba-tiba saja terlihat kobaran api di Kapal Mulia 16 GT 50 dan selanjutnya merambat ke kapal-kapal lainnya.
-
Kenapa kapal terbakar di Cilacap? Ia mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
-
Siapa korban kebakaran kapal di Cilacap? Ia mengatakan, mayat nakhoda itu ditemukan pada Jumat (26/4). Menurut Sarjono, korban meninggal dunia yang merupakan nakhoda salah satu kapal yang terbakar itu langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Cilacap.
-
Kenapa Cilacap berpotensi kekeringan? Ia menjelaskan, kekeringan meteorologis merupakan kondisi kekeringan akibat curah hujan yang kurang.
-
Apa jenis kekeringan di Cilacap? Salah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
"Angin bertiup dengan kecepatan lima hingga 15 kilometer per jam," ujarnya, Kamis (28/7).
Sementara itu, peringatan dini gelombang tinggi, dikeluarkan Stasiun Meteorologi Cilacap. Gelombang berketinggian 2,5 meter hingga empat meter terjadi di perairan selatan Cilacap.
"Suhu udara diperkirakan sekitar 20 hingga 30 derajat celcius," ujarnya.
Teguh melanjutkan, saat ini dilaporkan terjadi badai 'Mirinae' di perairan sekitar Vietnam. Selain itu, tekanan rendah di Samudera Hindia bagian barat daya Pulau Sumatera berpeluang padanya angin kenang dan gelombang tinggi di Perairan Cilacap.
"Kami keluarkan waspada gelombang tinggi yang terjadi hingga 12 jam ke depan," ucapnya.
Saat ini, angin kencang terus terjadi di sekitar Dermaga Wijayapura Cilacap. Tengah malam nanti, dikabarkan akan dilakukan eksekusi mati terhadap 14 terpidana mati. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi saat ini masih dipengaruhi adanya fenomena regional, seperti Madden-Julian Oscillisation, gelombang Rossby dan Kelvin.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBibit siklon tropis 99W di Laut Tiongkok Selatan bisa memengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana hidrometeorologi setelah cuaca ekstrem terjadi pada Selasa (3/12) hingga Rabu (4/12).
Baca Selengkapnya