Jelang penggusuran Rawajati, warga yang menolak berkumpul di jalanan
Merdeka.com - Pemukiman di Rawajati, Jakarta Selatan bakal dibongkar pada pagi ini. Pembongkaran itu sesuai permintaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyebut warga tinggal di atas lahan negara.
Jelang pembongkaran, Kamis (1/9), warga yang menolak ramai berkumpul di jalanan dekat rumah mereka. Bahkan anak-anak ikut menggelar aksi penolakan dengan mengibarkan bendera merah putih.
Arus lalu lintas di sekitar lokasi juga ditutup dan dialihkan. Polisi berjaga-jaga untuk mengatur lalu lintas dan mengawal jalannya penggusuran.
-
Siapa yang ikut serta dalam Rembug Anak? Kegiatan ini digelar selama dua hari, 2-3 Mei 2024, diikuti 50 pelajar setingkat SMP/SMA dari berbagai wilayah se-Banyuwangi. Mereka adalah perwakilan forum anak tingkat kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
-
Kenapa bocah itu protes? Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Siapa yang mengibarkan bendera? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Dimana bendera diibarkan? Aksi ini dilakukan di kawasan Bukit Teras Pass, Jalur Bukanagara.
-
Kenapa anak mulai mengumpat? Terkadang anak mengumpat karena mereka kekurangan keterampilan hidup penting. Misalnya, mereka mungkin merasa canggung secara sosial, kesulitan berkomunikasi, atau ingin diterima oleh kelompok teman baru. Dalam hal ini, penting untuk mengajarkan anak cara menghadapi situasi menantang dengan percaya diri dan akal sehat.
-
Bagaimana reaksi anak perempuan itu? Dia membelalakkan mata sembari mengangkat kedua tangan. Gadis cilik itu seolah tak percaya atas momen langka yang baru saja dilaluinya kala itu.
Ratusan Satpol PP dikerahkan dalam penggusuran itu. Hingga pukul 07.20 WIB penggusuran masih belum dimulai.
Ahok sebelumnya minta warga Rawajati tidak perlu heboh karena akan dipindahkan ke Rumah Susun Marunda. Karena fasilitas penunjang untuk mereka telah disiapkan Pemprov DKI Jakarta.
60 Kepala keluarga Rawajati yang menempati lahan negara di bantaran rel kereta api akan direlokasi. Baru 6 KK yang bersedia direlokasi. Sisanya masih menolak karena berpendapat relokasi ke Rusunawa Marunda terlalu jauh dari tempat tinggal mereka sebelumnya.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, puluhan warga yang menolak tidak perlu ambil pusing dengan jarak. Pihaknya akan menyediakan bus warga untuk menunjang mobilitas dan fasilitas lain.
"Itu kita pindahin bukan ke Belitung loh, masih di Jakarta Juga. Mereka kita kasih bus tidak bayar, anak sekolah juga dapat KJP," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, warga telah melanggar aturan dengan mendirikan bangunan di atas lahan milik negara. Sehingga Pemprov DKI Jakarta memiliki keharusan melakukan penertiban, tentu dengan memberikan kompensasi Rusunawa.
"Kita kasih mereka, pelayanan kesehatan, transportasi, dan lingkungan yang baik. Karena tentu negara juga harus menjamin mereka punya kesempatan untuk berubah nasib," tutupnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaMereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaPawai Global Climate Strike di Taman Menteng dilakukan untuk menangani krisis iklim dan kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaSelama ada pemblokiran tersebut, pengguna jalan lintas Sarolangun yang akan menuju ke Jambi belum bisa melintas.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA sudah melakukan koordinasi dan pemantauan penanganan peserta unjuk rasa berusia anak di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaMassa berhasil berhasil menggeruduk halaman gedung MK, Jakarta Pusat.
Baca Selengkapnya