Jelang PTM, Pemkot Semarang Percepat Vaksinasi Pelajar
Merdeka.com - Pemerintah Kota Semarang mempercepat vaksinasi pada pelajar. Pelaksanaan vaksinasi ini dalam rangka untuk menunjang sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya bakal digelar 30 Agustus.
"Vaksinasi kita tujukan untuk usia 12 tahun ke atas bagian dari penunjang PTM. Sedangkan pasokan vaksin yang disuntikkan paling aman Sinovac," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, Jumat (27/8).
Dia menyebut pelaksanaan PTM, pihaknya hanya punya wewenang untuk memberi masukan saja.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa yang terjadi jika anak terlambat imunisasi? Jika anak tidak mendapatkan imunisasi tepat waktu, mereka akan menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin. Di samping itu, proses perlindungan maksimal melalui imunisasi akan memakan waktu lebih lama, sehingga anak akan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit yang bisa saja berbahaya bagi kesehatan mereka.
-
Kenapa imunisasi terlambat bisa membuat anak lebih rentan terhadap penyakit? Anak yang tidak menjalani imunisasi sesuai jadwal mungkin tidak mendapatkan perlindungan yang optimal dari penyakit tertentu. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, dan jika terinfeksi, durasi penyakit yang dialami bisa lebih lama dibandingkan dengan anak yang telah menyelesaikan vaksinasi.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
"Saya sudah sarankan pelaksanaan PTM paling aman yakni untuk yang ada di zona hijau. Kemudian pelajar yang boleh ikut pelaksanaan PTM, siswa yang sudah vaksin tahap dua," ungkapnya.
Vaksinasi kepada usia remaja memang tidak bisa konsisten terus dilakukan. Sebab hal ini menyesuaikan terhadap vaksin yang diberikan.
"Jadi begitu vaksin datang dari pusat ke Provinsi dibagi ke setiap daerah. Kalau kebagian Sinovac kami berikan suntikkan ke umur 12 tahun ke atas atau pelajar. Kalau adanya astrazeneca tidak bisa kami berikan," ujarnya.
Sampai saat ini dari 22 ribu pelajar, baru sekitar 156 ribu atau 15 persen yang sudah divaksin pada dosis pertama. Lalu untuk dosis kedua sudah sekitar 9 ribuan pelajar yang sudah mendapatkan vaksin.
"Tapi untuk guru sudah semua karena guru termasuk yang ikut vaksin awal masuknya pelayan publik,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaUsia anak sekolah dan remaja diharuskan mendapat informasi dan edukasi soal sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaPenyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca Selengkapnya