Jemaah Calon Haji Berisiko Tinggi akan Diberi Gelang Khusus, Ini Kegunaannya
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan akan memberikan gelang khusus bagi kelompok yang sangat berisiko tinggi kepada calon haji. Gelang tersebut berbentuk seperti smart watch untuk memantau kondisi kesehatannya.
"Gelang itu semacam smart watch yang akan digunakan oleh jamaah yang sangat berisiko tinggi. Kesehatan jamaah yang berisiko tinggi tahun ini akan dimonitor oleh petugas melalui sistem, mudah-mudahan ini bisa lebih efektif dalam pelaksanaan di lapangan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes Budi Sylvana dilansir Antara, Kamis (2/6).
Kemenkes menyiapkan sekitar 3.000 gelang khusus bagi jamaah haji yang masuk dalam kategori sangat berisiko, seperti penyakit jantung dan hipertensi.
-
Siapa yang berisiko Hipertensi? Hal ini sangat relevan bagi anak-anak yang pernah mengalami infeksi saluran kemih yang melibatkan ginjal atau mereka yang memiliki kelainan bawaan pada ginjal, seperti kista ginjal atau penyempitan arteri ginjal,' tambah Dalla-Pozza.
-
Siapa yang berisiko hipertensi? Faktor keturunan. Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, diabetes tipe 2, atau kolesterol tinggi lebih berisiko mengalami hipertensi.
-
Siapa yang paling berisiko terkena hipertensi? Tekanan darah tinggi memengaruhi sepertiga dari populasi dewasa di Indonesia, menurut pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang disampaikan pada Hari Hipertensi Sedunia 2023.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami serangan jantung? Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Siapa yang paling rentan terkena penyakit jantung koroner? Penyakit arteri koroner atau yang juga dikenal sebagai jantung koroner berperan pada hampir 16% dari total kematian di dunia.
Ia mengemukakan indikator yang dipantau dalam gelang khusus itu di antaranya, tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen hingga pengingat waktu untuk minum.
"Jamaah hanya tinggal memakainya saja nanti petugas kita akan memonitor kondisi mereka melalui sistem yang ada," tuturnya.
Pihaknya mengungkapkan, 35,81 persen dari total 100.051 jemaah calon haji masuk dalam kategori risiko tinggi, yakni orang lanjut usia dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
"Kalau kita filter lagi, dari 35 persen ini ada 25.481 orang yang risiko tinggi dengan komorbid," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kemenkes Budi Sylvana.
Ia mengemukakan dalam rencana operasional haji tahun ini petugas akan fokus kepada jamaah yang berisiko tinggi, namun tidak melupakan jamaah yang lain.
"Itu karena keterbatasan petugas kesehatan untuk melayani jamaah haji. Tahun ini kita ada pengurangan jumlah, tahun kemarin ada 1.832 petugas yang kita tugaskan, tahun ini 776 orang petugas kesehatan yang kita siapkan," tuturnya.
Ia menambahkan, Kemenkes juga akan menggunakan layanan kesehatan aplikasi TeleJamaah untuk memantau kondisi jamaah di kloter haji 2022 seiring cukup banyaknya jamaah dengan risiko tinggi penyakit komorbid.
"Pertama kali kita akan gunakan aplikasi TeleJamaah, kemudian tele petugas yang akan mengekseskusi layanan kesehatan untuk jamaah," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Budi Sylvana juga mengatakan bahwa Kemenkes telah mengirimkan lebih dari 18 ton obat-obatan dan perbekalan kesehatan bagi jamaah haji yang akan berangkat pada tahun 1443 H/2022 M.
"Ada 173 item obat yang digunakan dan 45 item perbekalan kesehatan, total beratnya mencapai 18 ton," paparnya.
Ia menyampaikan obat-obatan itu saat ini telah berada di pihak imigrasi Jeddah, Arab Saudi untuk dilakukan proses pemeriksaan oleh otoritas setempat.
Ia menambahkan, pihaknya juga mendistribusikan 100.000 paket tas untuk jamaah haji berisi perlengkapan kesehatan, yakni masker kain, masker medis, oralit, botol semprot, plester, tisu basah, kantung kencing, dan hand sanitizer.
"Semua jamaah mendapatkan paket tas itu sebagai bekal kebutuhan mereka di Arab Saudi," tuturnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengawasan diperketat karena 407 jemaah atau 90,6 persen masuk kategori risiko tinggi
Baca SelengkapnyaDalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar nama jemaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi sampai tanggal 25 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBanyaknya stok obat tersebut telah memperhitungkan pola penyakit dan jumlah kebutuhan obat yang diperlukan jemaah haji.
Baca Selengkapnya15 jemaah haji yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan puncak haji
Baca SelengkapnyaKemenag akan melakukan verifikasi untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan jemaah.
Baca SelengkapnyaSaat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda.
Baca SelengkapnyaIde awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Baca Selengkapnyatiga kelompok jemaah yang bisa dibadalkan hajinya.
Baca SelengkapnyaMulai 2024, KKHI Makkah mengaktifkan 158 pos kesehatan agar lebih cepat menangani jemaah yang memiliki keluhan kesehatan.
Baca SelengkapnyaAtribut unik ini juga difungsikan untuk memudahkan jemaah calon haji mengenali koper mereka.
Baca SelengkapnyaJemaah yang tidak lolos syarat kesehatan akan ditunda keberangkatannya pada tahun berikutnya.
Baca Selengkapnya