Jemaat Ahmadiyah Indonesia minta pelaku penyerangan di Lombok Timur diproses hukum

Merdeka.com - Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyesalkan peristiwa penyerangan dan pengusiran yang dilakukan sekelompok orang terhadap jemaat Ahmadiyah di Kecamatan Sakra, Lombok Timur, NTB, pada Sabtu (19/5) dan Minggu (20/5) kemarin. Akibat penyerangan dan pengusiran itu, saat ini 21 perempuan dan 3 pria dewasa kehilangan tempat tinggal.
Korban saat ini masih mengungsi di Mapolres Lombok Timur. Atas kasus ini, JAI meminta dilakukan langkah penegakan hukum oleh pihak kepolisian.
"Kami sebagai warga negara yang sah di NKRI ini meminta hak kami yaitu langkah penegakan hukum dari Kapolri melalui Kapolda NTB dan Kapolres Lombok Timur agar pelaku kriminal penyerangan diproses hukum secara adil untuk menunjukkan hukum ditegakkan dan memberi kepastian pada masyarakat," kata Juru Bicara JAI, Yendra Budiana saat menggelar jumpa pers di Kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/5).
Yendra juga mengingatkan Gubernur NTB, M Zainul Majdi dan semua pihak bahwa aksi kebencian dan kekerasan terhadap kelompok yang berbeda dapat berdampak pada pariwisata NTB. Apalagi saat ini sektor pariwisata di NTB khususnya Lombok sedang berkembang pesat.
"Ini tentunya merugikan rakyat Indonesia sendiri," ujarnya.
Yendra menyampaikan peristiwa penyerangan dalam dua hari terakhir (19 dan 20 Mei) terjadi tiga kali. Penyerangan pertama terjadi hari Sabtu pukul 11.30 WITA dan pukul 21.00 WITA. Selanjutnya terjadi Minggu pada pukul 06.30 WITA.
Dia menyebut akibat peristiwa itu 8 unit rumah milik jemaat Ahmadiyah hancur. "Ada 24 orang yang dievakuasi ke Mapolres Lombok Timur. Saat ini masih di Mapolres Lombok Timur. Tapi kami belum update lagi," tambahnya.
Yendra mengatakan sampai saat ini pihaknya juga belum mendapat informasi dari kepolisian terkait tindakan terhadap pelaku perusakan termasuk juga belum ada tersangkanya. Dari puluhan korban ada juga ibu hamil dan lansia yang butuh penanganan khusus.
Kondisi rumah jemaat ini disampaikan Yendra rusak berat dan diduga ada pihak yang ingin meratakan rumah-rumah tersebut sehingga jemaat Ahmadiyah tak bisa kembali ke rumahnya.
Dia menyebut sebelum insiden perusakan terjadi, telah dilakukan dialog jemaat Ahmadiyah dengan aparat serta pihak terkait. Dalam dialog itu, warga Ahmadiyah diminta keluar dari ajaran Ahmadiyah, jika tidak maka akan dilakukan pengusiran.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya