Jembatan ambruk, siswa SD di Sragen bertaruh nyawa saat ke sekolah
Merdeka.com - Puluhan siswa dan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jetis III, Dukuh Kembang, Sambiroto, Sragen, Jawa Tengah, harus berjuang melawan bahaya lantaran mesti menerjang sungai berarus deras buat mencapai sekolah. Penyebabnya, satu-satunya jembatan biasa mereka lalui roboh diterjang banjir sejak setahun lalu, dan belum diperbaiki hingga saat ini.
Buat mencapai sungai dan sekolah, para siswa dan guru masih harus melewati jalan setapak terjal dan curam sejauh tiga kilometer. Namun saat musim hujan seperti ini, lagi-lagi bahaya mengintai. Banjir yang sewaktu-waktu datang, bisa menyeret mereka. Para siswa pun terpaksa memilih tidak masuk sekolah.
Aris Sugiyanto, salah satu guru di sekolah itu mengatakan, ada sekitar 20 siswa yang selama ini kesulitan mencapai lokasi sekolah. Mereka tinggal di Dukuh Sejeruk, Desa Musuk. Padahal sekolah mereka berada di Dukuh Kembang, Desa Jetis. Kedua desa dipisahkan oleh Sungai Sejeruk, yang saat ini jembatannya ambruk.
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Dimana saja jembatan di Banyuwangi dibangun? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
-
Kenapa pembangunan jembatan ini dilakukan? Hadirnya pembangunan jembatan ini menjadi keluhan masyarakat karena kondisi sering terjadi kemacetan parah di jembatan ini.
-
Di mana jembatan gantung di Lebak yang rusak itu? Akses jembatan gantung di Kampung Nangklak, Desa Margatirta, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak tampak memprihatinkan.
-
Bagaimana proses perbaikan jembatan di Banyuwangi? Hingga saat ini, telah 47 jembatan yang rampung proses pengerjaannya. Termasuk sejumlah jembatan yang putus akibat banjir pada akhir 2022 lalu, telah selesai proses pengerjaanya dan bisa digunakan oleh masyarakat.
-
Siapa yang membangun jembatan ini? Jembatan Kudung Kendeng Lembu dibangun oleh perusahaan swasta Belanda yang bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).
"Ada sekitar 20 siswa yang berangkat dan pulang sekolah selalu menyeberangi Sungai Sejeruk. Sudah setahun ini jembatannya ambrol terkena banjir," kata Aris, Rabu (30/3).
Aris menambahkan, warga sebenarnya sudah membangun jembatan alternatif buat penyeberangan warga. Namun, jembatan selalu roboh diterjang besarnya arus saat banjir datang. Menurut dia, ada dua jembatan yang sudah dibangun warga, yakni jembatan beton dan terakhir jembatan bambu.
"Dua jembatan yang kita bangun secara swadaya sudah roboh semua, karena banjirnya besar. Sehingga terpaksa kita menyeberangi Sungai Sejeruk ini," ucap Aris.
Aris melanjutkan, buat memastikan keamanan para siswa, para guru dibantu warga biasanya mengawasi siswa saat menyeberang. Meski berbahaya, menyeberangi sungai menjadi pilihan terakhir. Sebab, jika melewati jalan umum, mereka harus memutar sampai sejauh 15 kilometer.
"Kalau memutar jauh mas, bisa 15 kilometer, di sini tidak ada angkutan umum. Kita mau naik apa?," ujar Anis.
Siswa seberangi sungai di Sragen ©2016 merdeka.com/arie sunaryo
Salah satu siswa kelas VI SDN Jetis III, Muhammad Hariyanto, mengaku sebenarnya dia takut saat menyeberangi sungai. Apalagi saat ini musim hujan dan permukaan air sedang tinggi. Jika turun hujan, kata dia, dipastikan air sungai akan meluap sehingga tidak bisa dilewati.
"Kalau hujan terus kita enggak bisa nyeberang, gimana nanti. Sebentar lagi kita kan mau ujian nasional (UN). Apa nanti saya menginap di sekolah saja pas ujian," kata Hariyanto.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Jetis, Priyono mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat supaya membangun jembatan darurat.
"Awal bulan Maret warga dua desa mulai membangun jembatan sesek (bambu) secara swadaya. Semoga cepat selesai dan tidak diterjang banjir lagi seperti jembatan sebelumya," kata Priyono.
Priyono menambahkan, pemerintah desa sebenarnya sudah mengajukan permohonan pembangunan jembatan permanen ke Pemerintah Kabupaten Sragen. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian. Pihak Pemkab Sragen, kata dia, beralasan terkendala pengadaan lahan.
"Pemerintah desa sempat beberapa kali dipanggil oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen. Bahkan, petugas teknis dari DPU sudah melakukan survei lokasi tetapi. Namun, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," ujar Priyono.
Sementara itu Bupati Sragen, Agus Fatchurahman, beralasan kesulitan membangun jembatan Sungai Sejeruk. Sejumlah kendala dihadapi di antaranya tanah di lokasi sangat labil dan rawan longsor. Dia pun menyatakan pihaknya tidak akan membangun kembali jembatan itu.
"Lokasinya tidak bagus. Tanahnya labil dan rawan longsor. Ini berbahaya kalau kita bangun jembatan. Atas pertimbangan itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen juga tidak memasukkan dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kabupaten tahun 2015-2016," kata Agus.
Kendati demikian, Agus hanya berjanji akan mencari lokasi jembatan baru yang tepat. Namun, dia memastikan jembatan belum akan dibangun tahun ini.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaBahkan dikabarkan pernah ada warga yang meninggal dunia usai terjatuh dari atas jembatan saat menyeberangi sungai tersebut.
Baca SelengkapnyaBangunan lapuk, dindingnya terkelupas dimana-mana, atapnya bocor
Baca SelengkapnyaKondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang merekam jembatan ekstrim di Serdang Bedagai viral di media sosial. Jembatan itu terlihat sangat rapuh dan berbahaya bila dilewati kendaraan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaBangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaSejak didirikan pada 1993, bangunan sekolah ini tak tersentuh renovasi hinga kondisinya mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaWarga dan Kapolsek Tebing Tinggi Barat bersama anggotanya lari berhamburan saat jembatan Sungai Perumbi di Kepulauan Meranti, Riau ambruk.
Baca SelengkapnyaProyek senilai Rp830 juta itu disebut dikerjakan oleh pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaDari video detik-detik jembatan roboh, terlihat tali seling pada jembatan mendadak putus.
Baca SelengkapnyaMeski sudah tak layak pakai, masih banyak kendaraan roda empat yang nekat lewat karena jembatan merupakan akses penghubung antara dua kabupaten.
Baca Selengkapnya