Jembatan Siak I Pekanbaru bergetar, Warga Pekanbaru panik
Merdeka.com - Jembatan Siak I atau yang kerap disebut jembatan Lekton di kecamatan Rumbai kota Pekanbaru mencemaskan pengendara yang kerap melintasinya. Sebab, jembatan yang dibangun sekitar tahun 1973 dan selesai pada 19 April 1977, pada masa Presiden Soeharto itu, kerap bergetar dan goyang jika kemacetan terjadi.
Jembatan ini sempat menjadi verboden dari Kota Pekanbaru menuju kecamatan Rumbai yang dipisahkan sungai Siak, karena dibangun jembatan Siak III sebagai akses sebaliknya, dari Rumbai ke Kota Pekanbaru. Warga sempat merasa senang dengan berdirinya jembatan Siak III yang menggunakan anggaran negara hingga Rp 135 miliar itu.
Namun, jembatan Siak III yang diresmikan pada 3 Desember 2011, akhirnya ditutup pada bulan Desember 2013, sebab pemerintah menyatakan tidak layak pakai lantaran besi penyanggahnya bengkok-bengkok dan membahayakan pengendara. Akibatnya, jembatan Siak 1 menjadi pilihan sebagai akses dari Pekanbaru menuju Rumbai dan sebaliknya.
-
Siapa yang takut lewat jembatan rusak itu? 'Setiap hari harus lewat sini,' kata salah seorang warga Nangklak, Rumsah, mengutip Youtube SCTV Banten, Rabu (10/7).
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Kenapa jembatan bambu rapuh? Sayangnya, akses satu-satunya yang menghubungkan antara Desa Katulisan dengan Desa Panyabrangan ini kondisinya memprihatinkan karena sudah rapuh.
-
Bagaimana warga melintas jembatan rusak itu? Warga harus bertaruh nyawa saat melintas di jembatan penghubung dua kecamatan itu.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
"Karena jembatan siak III rusak, jalan warga dialihkan ke jembatan siak I, akibatnya sering macet khususnya pada pagi dan sore hari, bahkan kemacetan panjang sering terjadi, mulai dari jalan yang memasuki jembatan sampai dengan di atas jembatan itu sendiri," ujar Hadi warga Rumbai, saat diwawancarai merdeka.com di rumahnya, Rabu (12/11).
Bahkan, lanjut Hadi, kalau sedang padat-padatnya, jembatan siak I ini sering terasa bergetar apalagi bagi pengendara roda 2. "Itu sangat terasa bergetar, malahan di setiap pemisah jembatan, terdapat ruang yang lebar, di mana pengendara harus mengurangi kecepatan kendaraan saat melewati itu," ketusnya.
Kadang jika kemacetan mulai parah, waktu tempuh yang harusnya beberapa menit, bisa bertambah menjadi puluhan menit. "Kadang jika posisi di atas jembatan dan mengalami macet, kami warga khawatir jika jembatan tak kuat menahan beban dan khawatir akan runtuh," ujar Hadi.
Perlu diketahui, sejarah nama jembatan Lekton ini berasal dari kontraktor yang membuat bangunan adalah perusahaan jembatan dari Australia. Saat itu perusahaan dari Australia ini mungkin bermaksud Promosi perusahaannya yang masih baru, dibuatlah spanduk besar-besar dengan nama perusahaan LEICHTON, di depan gerbang proyek pembuatan jembatan Sungai Siak.
"Sejak itu masyarakat Pekanbaru menyangka jembatan baru tersebut bernama Lekton," terang Hadi.
Selain itu, di pinggir sungai Siak tepat di bawah jembatan Lekton itu, berdiri sebuah perusahaan pabrik Karet yang menimbulkan bau yang sangat tidak enak dinikmati pengendara dan warga sekitar, perusahaan itu bernama PT Rikri.
Warga sudah tak asing lagi dengan aktivitas perusahaan ini. Bahkan, warga sekitar sempat mendapati limbah pabrik perusahaan industri pengolahan getah yang ditampung dari petani karet dan toke karet.
"Sudah biasa, ya memang kita bisa lihat bersama, mau dibuang kemana lagi limbahnya kalau tidak ke Sungai, kan lebih mudah bagi mereka," ujar Anto, warga Rumbai lainnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dan Kapolsek Tebing Tinggi Barat bersama anggotanya lari berhamburan saat jembatan Sungai Perumbi di Kepulauan Meranti, Riau ambruk.
Baca SelengkapnyaKondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.
Baca SelengkapnyaJalur arteri Karawang yang mulai dipenuhi oleh pemudik yang didominasi dengan kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaSaat ada kereta api yang akan lewat, sudah seharusnya kendaraan lain berhenti. Namun belum lama ini, yang terjadi justru kereta api yang mengalah.
Baca SelengkapnyaJalan Sitinjau Lauik tersohor di media sosial. Jalur sepanjang 15 kilometer ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok terkenal ekstrem.
Baca SelengkapnyaBerhenti di jembatan bisa memicu kemacetan hingga kecelakaan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaJalan lintas Sumatera terpantau macet parah sepanjang 12 kilometer pada Jumat (5/4) sore.
Baca SelengkapnyaKeberanian pengendara tersebut sekaligus menyoroti pentingnya perhatian terhadap infrastruktur dan keselamatan di jalan raya.
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaBanjir parah menggenangi kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, setelah hujan lebat mengguyur Ibu Kota sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang merekam jembatan ekstrim di Serdang Bedagai viral di media sosial. Jembatan itu terlihat sangat rapuh dan berbahaya bila dilewati kendaraan.
Baca Selengkapnya