Jenazah Orang Tua Guru Besar UMI Makassar Hilang setelah Dikubur 31 Tahun
Merdeka.com - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassar, Prof Sufirman Rahman takjub sekaligus kaget saat menggali kembali makan ayahnya, Rahman alias Galla Ramang di Kampung Bonia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Kamis (1/7). Betapa tidak, kain kafan yang membungkus jasad ayahnya itu terlihat putih bak kapas namun jasad di dalamnya menghilang.
"Memang ini di luar akal sehat ya. Bahwa ada seseorang meninggal, kemudian menghilang jazadnya," kata Sufirman kepada Luputan6.com, Senin (5/7).
Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sufirman bersepakat dengan keluarganya untuk memindahkan makam ayahnya ke pekuburan keluarga. Keputusan itu diambil lantaran makam Galla Ramang yang berada di dekat kandang ternak dan saluran pembuangan limbah rumah tangga.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Pemakaman ini diyakini menjadi kuburan bagi kaum bangsawan kaya raya dan tokoh penting berkuasa di zaman Romawi.
-
Siapa yang dikuburkan dalam makam itu? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa yang dikuburkan di makam itu? Arkeolog menemukan makam seorang wanita di antara belasan kuburan laki-laki.
-
Siapa yang menemukan kuburan tersebut? Arkeolog dari Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) berhasil menemukan kuburan bangsa Maya yang tersembunyi di dalam gua di kompleks arkeologi di Tulum, Quintana Roo.
-
Siapa yang dikuburkan di makam? Dia juga menduga orang yang dimakamkan di dua kuburan itu mungkin adalah orang Romawi yang datang ke daerah ini selama penjajahan Romawi.
-
Siapa yang dikubur di gundukan itu? Dalam pernyataannya, para arkeolog menyebutkan bahwa gundukan kuburan dibangun sebagai objek penguburan yang monumental, yang berisi kuburan sentral yang diyakini milik orang-orang penting yang menjadi tujuan pembuatan gundukan tersebut.
"Menurt kepercyaan kita itu, kalau ada najis di dekatnya itu tidak bagus buat mayat di alam kubur. Dan itu jadi alasan keluarga sepakat untuk memindahkan ke pekuburan keluarga," jelasnya.
Sufirman pun menyiapkan penggali kubur berpengalaman dan tiga orang tim medis untuk membantu merapikan jasad ayahnya yang dimakamkan sejak 23 April 1990 itu. Namun keajaiban kemudian terjadi usai makam Galla Ramang berhasil dibongkar.
"Sama sekali tidak ada apa-apa di dalam kafan. Padahal ini yang bongkar ini memang ahlinya. Sudah 40 tahun menjadi penggali kubur dan sudah biasa membongkar makam," jelasnya.
Tiga orang tim medis yang ikut serta dalam pembongkaran makam Galla Ramang juga ikut heran dengan kejadian tersebut. Pasalnya tak ada satupun anggota tubuh yang tersisa di dalam bungkusan kain kafan milik ayah kandung Prof Sufirman itu.
"Tim medis tiga orang kita persiapkan, untuk antisipasi tulangnya. Ini semua tim medis merasa heran krena tulang belulang tidak ada. Menurut pengalamannya, rambut manusia itu tidak di makan tanah. Ini jangan kan rambut, kain kafan saja masih utuh. Putihnya seperti kapas. Nanti berubah cokelat ketika terkena saluran air," Sufirman menceritakan.
Setelah memindahkan makam ayahnya, Sufirman pun berkonsultasi dengan pemuka agama. Ia meminta pandangan para kiai terkait raibnya jasad ayahnya itu dari dalam kubur.
"Setelah kita bongkar, kita konsultasi dengan kiai dan menurutnya memang ada riwayat seseorang bisa hilang jasadnya," ucap dia.
Sufirman pun hanya bisa memasrahkan kejadian ini kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Menurut dia seluruh yang ada di muka bumi ini memang milik-Nya dan akan kembali pada-Nya.
"Oleh karena itu, keluarga hanya bisa menyampaikan La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Allah Maha Kuasa," dia memungkasi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
Baca SelengkapnyaMayat itu bernama Dg Rala (71), yang dilaporkan warga menghilang satu hari sebelumnya dari rumah.
Baca SelengkapnyaKabar duka datang dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Rektor UGM periode 1998-2022 Prof Ichlasul Amar meninggal dunia, Kamis (14/11).
Baca SelengkapnyaJasad Arsyad pertama kali ditemukan dalam kondisi tertelungkup.
Baca SelengkapnyaAyah Irjen Krishna Murti Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dimakamkan secara militer.
Baca SelengkapnyaSaat pemakaman, turut hadir juga perwakilan dari kampus Universitas Indonesia (UI) dan sejumlah rekan-rekam korban.
Baca SelengkapnyaDosen Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Makassar, Remigius Tandioga (61) meninggal dunia di ruang kerjanya, Jumat (31/5).
Baca SelengkapnyaSeorang pria renta, SM (70) di Musi Rawas, Sumsel, diduga nekat mengakhiri hidupnya karena sakit hati diusir anak semata wayangnya.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan mengambang oleh warga yang sedang mencari ikan pada 12 Mei 2024 sekitar pukul 12.25 WIB.
Baca SelengkapnyaSebuah foto berpigura hitam menjadi pengingat sosok mendiang yang kini telah tiada itu.
Baca SelengkapnyaKisah karomah Kiai Abbas Buntet, doa dan keikhlasannya menyelamatkan nyawa seorang santri.
Baca SelengkapnyaSaat masih hidup, Marchia dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia rela belajar hingga larut malam untuk mewujudkan mimpinya.
Baca Selengkapnya