Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jenderal Gatot ngaku pernah ditawari Rp 500 M untuk rayu menteri

Jenderal Gatot ngaku pernah ditawari Rp 500 M untuk rayu menteri Gatot Nurmantyo jalani fit and proper test. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku pernah ditawari Rp 500 miliar untuk merayu Mentan Amran Sulaiman dan Mendag (saat itu) Rahmat Gobel agar menerima impor beras dari negara lain. Namun, Gatot menolak keras tawaran eksportir asing yang juga mengiming-imingi Rp 1 triliun untuk Amran.

"Saya coba bercanda, bilang sama Pak Mentan ada tawaran nih Rp 1 triliun biar terima impor, tapi Mentan nggak mau. Lalu sama dengan Pak Rahmat tetap menolak juga," kata Gatot tanpa menyebut asal negara eksportir.

Hal itu dikatakan Gatot saat memberi kata sambutan acara di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (26/8). Gatot sedianya sedang sedang berbicara soal program swasembada pangan yang sedang digalakkan pemerintah.

Orang lain juga bertanya?

Soal swasembada pangan, Gatot juga punya cerita sendiri terhadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dia mengisahkan, saat menjabat Kasad dulu, dia pernah mengadakan rapat di tengah hutan bersama Amran serta Babinsa TNI membahas swasembada dan ketahanan pangan.

"Waktu itu Presiden Joko Widodo datang saat kami rapat itu, Presiden Jokowi mengatakan 3 tahun kita wajib swasembada pangan. Kalau tidak Mentan akan dicopot, dan memerintahkan kepada TNI untuk membantu," ujarnya.

"Saya bilang ke Presiden, saya tidak rela menteri dicopot, kalau tidak swasembada pangan tiga tahun Kasad juga dicopot sama Mentan," imbuh dia.

Petani, kata dia, hanya dijadikan alat kepentingan oleh sekelompok tertentu. Sebab, petani yang sudah berhasil panen hanya dinikmati segelintir sekelompok tertentu karena impor beras membuat harga murah.

"Percaya sama omongan saya, antara tahun ini dengan 28 tahun lagi, usaha paling menguntungkan adalah usaha pertanian karena jumlah penduduk di dunia ini 6 tahun tambah 1 miliar," ujarnya.

"Perkebunan sawit sudah melirik ke usaha pertanian karena hanya kerja tiga bulan, empat bulan sudah panen, sedangkan sawit minimal 5 tahun panen," kata dia.

Lebih jauh, dia pun mengutip pidato Presiden Soekarno saat meletakkan batu di Universitas Pertanian Bogor pada tahun 1957 silam.

"Perlu ciptakan swasembada pangan, bahkan kalau perlu revolusi. Pak Soekarno bilang negara-negara lain akan iri dengan Indonesia dan itu sudah mulai," kata dia.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: 'Hadiah' Kejutan Capres Ganjar Untuk Emak-Emak yang Meminta Uang Saat Kampanye
VIDEO: 'Hadiah' Kejutan Capres Ganjar Untuk Emak-Emak yang Meminta Uang Saat Kampanye

Capres Ganjar Pranowo melanjutkan kampanye di daerah Magelang, Jawa Tengah

Baca Selengkapnya
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo

Hal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi kasus dugaan korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).

Baca Selengkapnya
SYL Pernah 'Ngemis' Minta Uang Rp50 Juta ke Anak Buah Untuk Beli iPhone
SYL Pernah 'Ngemis' Minta Uang Rp50 Juta ke Anak Buah Untuk Beli iPhone

SYL pernah meminta uang sejumlah Rp50 juta untuk pembelian iPhone

Baca Selengkapnya
Warga Minta Bantuan Modal Usaha, Ganjar: Enggak Boleh, Nanti Dimarahi Bawaslu
Warga Minta Bantuan Modal Usaha, Ganjar: Enggak Boleh, Nanti Dimarahi Bawaslu

Ganjar mengatakan, saat ini ia hanya bisa membantu dengan program

Baca Selengkapnya
SYL Minta Anak Buah di Kementan Bayar Permata Senilai Rp120 Juta
SYL Minta Anak Buah di Kementan Bayar Permata Senilai Rp120 Juta

Saksi diminta menyelesaikan pembelian permata tersebut.

Baca Selengkapnya
Kala Tingkah Laku Anak SYL Bikin Kelimpungan Pejabat Kementan Patungan Rp111 Juta Buat Bayar Aksesoris Mobil
Kala Tingkah Laku Anak SYL Bikin Kelimpungan Pejabat Kementan Patungan Rp111 Juta Buat Bayar Aksesoris Mobil

Permintaan tersebut disampaikan langsung anak SYL kepada pejabat Kementan saat ayahnya sedang meninjau perkebunan di Makassar.

Baca Selengkapnya