Jenderal Gatot: Sekarang neokomunis dianggap paham demokrasi

Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri acara doa dan zikir bersama untuk memperingati hari pemberontakan G 30S, di Monumen Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/9). Dalam acara tersebut, Gatot mengingatkan pentingnya untuk menjaga fakta otentik tentang sejarah G 30S agar tidak dikaburkan atau diputarbalikan.
"Di sini kita mengenang gugurnya pahlawan revolusi yakni dengan pengkhianatan 1 Oktober 1965 dini hari. Ini agar generasimu yang akan mendatang sekaligus menggugah hati kita semua agar ke depan tidak terulang kembali kejadian seperti ini," kata Gatot, usai acara doa bersama mengenang para pahlawan yang gugur, Selasa (30/9).
Menurut Gatot, Komunis adalah merupakan pengkhianatan yang sangat biadab terhadap pahlawan kita. Gatot juga menambahkan, bahaya laten paham komunisme menurutnya bisa memecah belah bangsa Indonesia seperti 49 tahun lalu.
"Ini harus dihayati bahwa pemberontakan ideologi komunis terhadap pancasila. Pengkhianatan yang sangat biadab terhadap pahlawan kita. Komunis adalah bahaya laten, musuh bersama agar kita tidak terpengaruh ideologi lain," jelas Gatot.
Dia melanjutkan, ideologi komunis saat ini bermetamorfosa dengan melalui kaum-kaum muda yang dibelokkan pemahamannya terhadap ideologi komunisme, yang dibungkus seolah-olah komunis adalah bentuk implementasi dari paham demokrasi.
"Bahkan aliran kiri (komunisme) yang cenderung otoriter ini kini melahirkan neokomunis yang dianggap paham demokrasi," ujarnya.
Jendral bintang empat TNI ini melanjutkan, sebagai bangsa yang memiliki sejarah kental dengan ideologi komunisme, sudah selayaknya Indonesia memerangi paham tersebut dengan menjunjung tinggi ideologi pancasila.
"Sehingga bangsa yang paham sejarah, kita harus selalu waspada terhadap komunisme. Oleh karena itu dg mengenang, yang dilandasi oleh jiwa dan tekad kepahlawanan yang ditunjukkan pahlawan revolusi. Maka kita wajib melestarikan agar menjaga keutuhan NKRI," tandas Gatot.
Acara Tahlilan dan doa bersama ini dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral Gatot Nurmatyo, Wakasad Letjen TNI M Munir, Pangkostrad, Pangdam Jaya Mayjen Agus Sutumo, dan segenap pejabat TNI AD, AL, dan AU serta keluarga besar pahlawan revolusi, saksi pelaku sejarah, dan pejabat pemerintahan daerah.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya