Jenderal polisi di Badan Intelijen Negara
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon Kepala BIN. Budi Gunawan akan menggantikan posisi Sutiyoso.
Umumnya, Kepala BIN selama ini berasal dari unsur TNI. Dengan ditunjuknya Komjen Pol Budi Gunawan, maka tercatat ada dua jenderal polisi yang akan dan pernah menempati posisi tersebut.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Kapolri Jenderal Purn Sutanto pernah menjabat sebagai kepala di badan telik sandi negara itu. Saat itu, jenderal polisi itu diangkat SBY pada 2009.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Bagaimana proses pemilihan Panglima TNI? 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
-
Siapa Komandan KNIL keturunan Indonesia? Johan Berenschot adalah salah satu letnan jenderal dan Komandan KNIL yang menjabat rentang tahun 1939-1941 yang merupakan satu-satunya orang yang memiliki darah asli Indonesia.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI? “Koper yang dibawa anggota staf Athan itu dibuka dan digeledah lagi oleh pihak Soviet saat anggota itu keluar kamar,“ kisah Sayidiman.
Namun, selang dua tahun, yakni 19 Oktober 2011, SBY mencopot teman satu angkatannya di Akmil 1973 itu dari posisi KaBin. Mengenai alasan pencopotan, SBY tak mengungkapkannya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, saat itu menduga Sutanto dicopot karena jenderal polisi itu tidak berhasil memimpin agen-agen intelijen berlatar belakang TNI, sehingga muncul ketidakkompakan dengan agen dari kalangan Polri di dalam internal BIN.
Menurutnya, konsolidasi agen-agen BIN saat Sutanto menjadi pimpinan BIN sangat rapuh dan terjadi gap antara dua kubu yakni intel berlatar belakang polisi dan TNI. Langkah Sutanto membenahi BIN dengan memasukkan 16 jenderal polisi untuk mengisi posisi-posisi elite di BIN, mulai deputi hingga koordinator wilayah (korwil), juga dinilai tak cukup berhasil membenahi dan menghilangkan gap tersebut.
"Tapi, penataan Sutanto ini tidak berhasil," katanya saat itu.
Sementara itu, pengamat intelejen, Mardigu, menilai Sutanto dicopot SBY karena kinerjanya buruk. Sutanto dinilai kecolongan saat terjadinya bom Cirebon, Solo dan sejumlah peristiwa lainnya. SBY akhirnya lebih memilih mengembalikan pucuk pimpinan BIN kepada orang yang berasal dari unsur TNI, yakni Letjen (TNI) Marciano Norman.
Saat itu, dia mendukung langkah Presiden SBY memilih KaBin dari unsur militer. Sebab, pengelolaan informasi intelijen mengacu pada keutuhan NKRI tidak semata isu lokal.
"Saya satu bulan lalu pernah menyampaikan di DPD, Komisi I dan III. Waktu itu, mereka bahas RUU intelejen. Saya bilang, kalau Kepala BIN dari polisi, antisipasinya kurang. Mereka kan biasanya urus cyber crime. Jadi, bisa-bisa Kepala BIN-nya dipintari. Mereka pada tepuk tangan. Mungkin kata-kata itu lah yang mendukung pergantian dari militer. Jadi, UU intelejen itu sebenarnya untuk menjaga NKRI," katanya, Rabu (26/10/2011).
Kini, lima tahun berselang pasca dicopotnya Jenderal Pol Sutanto, BIN bakal kembali memiliki pemimpin dari unsur Polri. Adalah Komjen (Pol) Budi Gunawan yang bakal memimpin badan telik sandi negara itu, menggantikan Letjen TNI (purn) Sutiyoso.
Akankah Komjen Pol Budi Gunawan berhasil memimpin BIN? Peneliti Intelijen Universitas Indonesia, Ridlwan Habib menilai penunjukan Komjen Pol Budi Gunawan akan menimbulkan perpecahan internal BIN. Namun demikian, dia menyatakan seluruh anggota BIN harusnya patuh kepada Kepala BIN karena ditunjuk langsung oleh Presiden.
"Kepala BIN adalah mata dan telinga presiden, kalau pak BG yang ditunjuk, seyogyanya anggota BIN mendukung," ujar Ridlwan dalam keterangannya kepada merdeka.com, Jumat (2/9).
Alumni S2 Kajian Intelijen UI itu menyebut, Komjen Pol Budi Gunawan belum mempunyai latar belakang intelijen yang formal. Sebab, selama berdinas, Komjen Budi Gunawan memang belum pernah di bidang intelijen.
"Bagi sebagian kalangan di dalam, ini agak membingungkan. Tapi, bagaimanapun ini kan sudah pilihan presiden," kata Ridlwan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menjamin TNI tak akan cemburu dengan keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Pol Budi Gunawan sebagai pimpinan BIN. Sebab, dia menilai, gesekan antara TNI dan Polri sudah tak pernah terjadi lagi dalam hal apapun.
"Problem angkatan TNI dan Polri sudah semakin hilang karena kepemimpinan sudah generasi baru yang tidak berkonflik," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/9).
Fahri mencontohkan hubungan adem ayem antara TNI dan Polri dapat terlihat dari hubungan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang mampu bersinergi dengan baik. Keduanya juga, kata dia, berasal dari generasi yang mampu menjaga hubungan baik antara TNI dan Polri.
"Pak Gatot dan Tito itu generasi baru yang sudah tidak terlibat," ujarnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Brigjen Toto sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Provinsi Sultra.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok para Jenderal Intel yang dimutasi Panglima TNI dan ditugaskan di BIN.
Baca SelengkapnyaSosok penggantinya bukan orang sembarangan dan sudah mengenal baik Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMutasi dan promosi diberikan kepada perwira yang bertugas di internal TNI, Kemenhan hingga BIN.
Baca SelengkapnyaHerindra sendiri merupakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan yang telah diberhentikan oleh Presiden Joko Widodo dan mengusulkan nama Herindra.
Baca SelengkapnyaHerindra menggantikan posisi Budi Gunawan yang diberhentikan dari jabatan Kepala BIN oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaQodari mengungkapkan, setidaknya ada empat alasan mengapa penunjukkan Herindra merupakan langkah tepat.
Baca SelengkapnyaDalam rapat, Komisi I DPR mengingatkan BIN agar menjadi koordinator dari seluruh aparat intelijen
Baca SelengkapnyaMutasi berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/683/VI/2024.
Baca SelengkapnyaMutasi, rotasi dan pemberian promosi berlaku kepada 256 perwira tinggi (pati) di lingkungan Mabes TNI, TNI AD hingga BIN
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memutasi 18 perwira tinggi
Baca Selengkapnya