Jenderal Polisi Jasin, tak tergiur emas dan permata empat besek
Merdeka.com - Bukan hanya Jenderal Hoegeng yang dikenal karena kejujurannya. Ada cerita lain soal sosok polisi jujur dan berani, Komjen Pol Mohammad Jasin. Jasin bahkan tak tergiur emas dan permata rampasan perang jumlahnya berkilo-kilogram.
Ceritanya penghujung tahun 1945, berbarengan dengan Pertempuran 10 November, situasi di Surabaya panas. Persaingan antar satuan dan tokoh-tokoh militer memanas. Walau sama-sama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Republik Indonesia, saling bunuh atau saling culik biasa terjadi. Motifnya sepele, soal pribadi atau berebut pengaruh.
Saat itu Komandan Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) Karesidenan Surabaya, Mayor Sabarudin sangat ditakuti. Kelakuan Sabarudin ini ibarat koboi. Enteng saja dia menembak mati dan memenggal orang-orang yang dianggapnya mata-mata Belanda. Sabarudin juga dikabarkan mengkorupsi dana perjuangan.
-
Siapa 'Manusia Emas' itu? Jasad pria ini ditemukan selama penggalian di gundukan pemakaman Saka dekat pemukiman Issyk, sekitar 60 km sebelah timur Almaty, Kazakhstan selatan.
-
Di mana aksi pencurian emas itu terjadi? Dalam unggahan tersebut, terlihat sebuah momen ketika gerombolan ibu-ibu yang tengah membeli emas di salah satu toko perhiasan.
-
Siapa yang memakai cincin emas? Cincin emas yang dihiasi dengan motif Kristus ini berasal dari abad ke-15 dan diyakini telah dikenakan oleh seorang wanita karena ukurannya yang mungil.
-
Dimana plakat emas ditemukan? Setelah melakukan penggalian selama 10 tahun, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah plakat nazar emas saat melakukan penggalian di benteng Romawi Apsaros, Georgia.
-
Di mana emas itu ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
-
Apa itu jamasan keris? Tak hanya sekadar membersihkan keris, prosesi jamasan merupakan sebuah ritual yang penuh simbol dan makna filosofis.
Dia gemar mengumpulkan tahanan wanita-wanita Belanda untuk dijadikan sebagai gundik. Tak ada yang berani menegur apalagi menghukum Sabarudin atas kelakuannya yang beringas.
Puncaknya Sabarudin menculik Mayor Jenderal Mohammad. Seorang petinggi TKR di Surabaya. Alasannya karena Mohammad yang bertanggung jawab atas urusan dana perjuangan ini tidak memberinya uang. Mohammad berpendapat Sabarudin tidak dapat mempertanggungjawabkan dana perjuangan yang diberikan pada kesatuannya.
Maka markas besar angkatan perang merasa perlu mengambil tindakan tegas. Jenderal Soedirman sendiri yang memanggil Inspektur Polisi Jasin ke Yogyakarta. Jasin adalah Komandan P3 atau Pasukan Polisi Perjuangan, saat ini disebut Brigade Mobil atau Brimob. Soedirman memerintahkan Jasin melucuti pasukan Sabarudin dan menangkapnya. Jasin sempat bertanya mengapa tugas ini tidak dberikan pada Angkatan Darat?
"Pimpinan Divisi Tentara itu takut pada Mayor Sabarudin. Oleh karena itu saya memberikan tugas itu pada Saudara Jasin. Panglima besarlah yang bertanggung jawab," demikian jawaban Sudirman seperti ditulis dalam buku Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang: Meluruskan Sejarah Kepolisian Indonesia yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta tahun 2010.
Maka Jasin pun mengumpulkan pasukannya di Surabaya dan menggerebek Markas Mayor Sabarudin. Tanpa perlawanan Sabarudin menyerah. Pasukan Jasin pun menahan dan melucuti mereka.
"Dalam penggerebekan itu ditemukan delapan wanita Eropa yang sedang hamil dan empat besek penuh perhiasan emas dan berlian. Wanita dan emas itu diduga dirampas dari kamp-kamp tahanan bangsa Eropa," kata Jasin.
Melihat emas dan berlian yang melimpah ruah itu Jasin tak tergoda. Sebenarnya bisa saja dia mengambil benda berharga tersebut. Apalagi saat itu suasana perang, Markas Tentara pun tak tahu jika Sabarudin memiliki kekayaan berlimpah. Tapi sebagai perwira polisi, Jasin punya integritas. Dia menyerahkan semuanya pada atasannya.
"Semua itu diserahkan sebagai bukti pada Dewan Pertahanan Surabaya di Mojokerto. Bagaimana selanjutnya penanganan hasil rampasan itu saya tidak tahu," kata Jasin.
Sementara Sabarudin akhirnya diadili dan diputus bersalah. Dia dihukum penjara.
M Jasin terus berkarir di kepolisian. Sejumlah jabatan penting pernah diembannya. Jasin digelari Bapak Brimob Indonesia. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaHari Juang Polri yang jatuh pada 21 Agustus tidak bisa dilepaskan dari sosok M Jasin.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berseragam ala Korps Bhayangkara berhasil diamankan Propam Polres Sampang.
Baca SelengkapnyaBrigadir Jenderal Eddie M Nalapraya Menolak Uang Suap Ratusan Juta Rupiah.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu pelaku yang kabur setelah aksinya gagal.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin menyebut, hingga saat ini masih ada jaksa yang nakal meski persentasenya sudah turun.
Baca SelengkapnyaSumedana menegaskan permasalahan penguntitan tersebut telah diselesaikan
Baca SelengkapnyaAiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca SelengkapnyaMonumen Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso diresmikan olah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Jenderal TNI Laksamana Yudo Margono.
Baca SelengkapnyaPesan penting jenderal bintang satu untuk para anggota Polri.
Baca SelengkapnyaSosok cicit Polisi Hoegeng baru-baru ini sukses mencuri perhatian publik.
Baca Selengkapnya