Jenderal polisi jujur ini diangkat jadi penasihat Bakamla RI
Merdeka.com - Sesepuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Polisi (Purn) Bibit Samad Rianto secara resmi diangkat menjadi Penasehat Bidang Pengawasan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI). Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Ari Soedewo yang mengangkatnya langsung.
"Selama ini Bibit sangat dikenal sebagai Wakil Ketua KPK masa jabatan 2007 hingga 2011," demikian keterangan pers dari Bakamla, Jumat (7/4).
Kisah perjalanan hidup Bibit Samad Riyanto cukup berliku dan inspiratif. Sebagai anak dari keluarga yang kurang mampu, Bibit berhasil menjalani hidupnya hingga menjadi seorang jenderal di kepolisian dan bahkan pimpinan KPK.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Mengapa Kapolda Banten kagum dengan Ridho? Video viral tersebut memperlihatkan momen polisi bernama Ridho yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan suara yang begitu merdu. Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim pun dibuat kagum dengan suara merdu Ridho.'Belajar di pesantren, apa di sekolah, apa diajari orang tua?' tanya sang jenderal.
-
Siapa yang lolos seleksi Bintara Polri? 'Kini dinyatakan lulus seleksi bintara Polri,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Bagaimana Briptu Mustakim menjadi terkenal? Dengan lebih dari 290 ribu pengikut, ia menjadi seorang selebgram yang semakin terkenal. Endorsement dari berbagai merek serta peran sebagai brand ambassador skincare menandakan popularitasnya yang terus naik.
-
Bagaimana Dhimas bisa menjadi anggota Polri? “Terus waktu SMK banyak fasilitas olahraga yang bagus jadinya mendukung. Dididik juga secara fisik dan mental semua dapat di sekolah sampai akhirnya daftar (polisi) sekali langsung masuk,“ katanya.
Kehidupan sebagai kuli tenun dijalaninya demi bisa menyelesaikan pendidikan SMA di tanah kelahirannya di Kediri Jawa Timur. Karena kondisi ekonomi, orang tua Bibit hanya mampu membiayai sampai SMP saja.
Seusai menyelesaikan pendidikan SMA, Bibit kemudian memilih untuk bergabung di Akademi Kepolisian (Akpol), selain karena alasan ekonomi, juga karena cita-citanya untuk menjadi penegak hukum yang baik sesuai dengan fungsinya untuk masyarakat.
Setelah lulus dari Akpol pada tahun 1970, Bibit mengabdikan dirinya selama 30 tahun di Kepolisian RI. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya, diantaranya Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur.
Selama menjadi Kapolda Kalimantan Timur di penghujung tahun 1990-an, Bibit dikenal tegas terhadap kasus illegal logging. Selama itu pula dia sering digoda suap menyuap oleh para cukong kayu. Kala itu dia pernah ditawari uang suap puluhan miliar. Tapi tegas-tegas Bibit menolak suap tersebut dan selama masa tugasnya setidaknya berhasil menangani 234 kasus illegal logging.
Setelah pensiun dari dinas Kepolisian pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal, Bibit tak ingin aktivitasnya berhenti begitu saja. Bibit mengajar manajemen di sejumlah kampus, mulai jenjang S-1 hingga S-3. Di antaranya Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Indonesia.
Atas dedikasi dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara, pensiunan jenderal bintang dua bergelar Doktor dan pernah menjadi Rektor Universitas Bhayangkara selama tiga tahun ini telah dianugerahi banyak penghargaan atau tanda jasa antara lain Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Bhayangkara Pratama.
"Karakter, pengalaman, dan pengabdian Bibit Samad Rianto kepada bangsa dan negara yang sangat mengagumkan itu kini diharapkan untuk dapat memberikan sumbangsih dan perubahan bagi Bakamla RI ke arah yang lebih baik," kata Laksdya TNI Ari Soedewo.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak kisah inspiratif Bintara Polri anak yatim, sampai bikin kagum dua jenderal polisi.
Baca SelengkapnyaBerikut pengakuan Kompol Syarif yang ternyata anak dari seorang Kowad.
Baca SelengkapnyaBuah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tampaknya kiasan tersebut dirasakan oleh Jenderal Polri satu ini.
Baca SelengkapnyaKisah Irjen (Purn) Fakhrizal ketika bertugas di kepolisian.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Kompol Syarif cium tangan jenderal bintang 4 Polri selengkapnya.
Baca SelengkapnyaPutra bungsu dari enam bersaudara itu harus menjalani kehidupan pahit manakala sang ayah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi ini pernah memiliki senior yang mendoakannya tak jadi Kapolsek Lubuk Batu Jaya saat masih sama-sama Bintara. Namun kini yang terjadi justru sebaliknya.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah haru Tito yang berhasil menjadi polisi dan mengangkat derajat orang tua.
Baca SelengkapnyaLulus pendidikan Bintara Polri, sosoknya langsung disapa jenderal bintang dua.
Baca SelengkapnyaMeski berprofesi sebagai pedagang tahu keliling, sang anak berhasil menyelesaikan pendidikan Bintara.
Baca SelengkapnyaGanjar menceritakan, ayahnya yang bernama Parmudji Pramudi Wiryo, seorang anggota polisi purnawirawan berpangkat Inspektur Polisi Satu (Iptu) Korps Polri.
Baca Selengkapnya