Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jepang Ingin Buang Limbah Nuklir ke Laut, Bagaimana Sikap Indonesia?

Jepang Ingin Buang Limbah Nuklir ke Laut, Bagaimana Sikap Indonesia? Kantor PRFN. ©2023 Merdeka.com/batan.go.id

Merdeka.com - Jepang ingin membuang limbah radioaktif lebih dari satu juta ton dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut. Hal ini memicu protes dari beberapa pihak. Termasuk nelayan, negara tetangga, serta aktivis anti-nuklir.

Bagaimana sikap Indonesia?

Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) Batan, Mohammad Dhandhang Purwadi mempertanyakan kemana limbah tersebut dibuang. Termasuk soal pertimbangan keselamatan dan keamanan.

"Kalau membuangnya di luar teritorial mereka, tentu saja mereka berlaku tidak benar. Apakah keselamatan dan keamanannya sepenuhnya dipertimbangkan?" ujar dia dalam siaran persnya, Jumat (14/4).

Dhandhang melanjutkan, kedua, air laut dapat mengencerkan radioaktif. Alam, kata dia, juga memiliki radioaktivitas.

"Kalaupun naik jumlah pembuangan, sejujurnya jumlahnya lebih dari satu juta ton itu memang sangat besar, harus sesuai dengan standar keselamatan," imbuhnya.

Strategi Batan

Dhandhang mengatakan, dengan memiliki data dan kinerja, PRFN dapat mengetahui aliran dan perhitungan dari radioaktif. Peneliti dapat mengetahui dispersi radioaktivitas di alam. Tidak hanya dampak di perairan, tetapi juga di udara.

Dispersi merupakan penyebaran radioaktivitas di alam. Pada saat kecelakaan terjadi dan menyebabkan dispersi di darat maupun udara, fasilitas untuk mencegah dampak nuklir diperhitungkan, dimodelkan, dan dicek dengan pengukuran-pengukuran lapangan. Sehingga modelnya terverifikasi dan benar.

Dia meyakini, model yang Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir miliki merupakan model yang kompleks dan sangat sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Dengan upaya tersebut, baru bisa disimpulkan strategi apa yang dibutuhkan dan sesuai aturan.

Strategi tersebut dapat berupa tindakan evakuasi personel, makhluk hidup, penduduk, dan sebagainya. Badan Pengawas Tenaga Nuklir pun telah meletakkan sensor-sensornya dan alat pengukurnya pada titik-titik yang dipercaya sebagai tempat radioaktif berbahaya.

Pengawasan di sekitar instalasi dan alat-alat pengukur nuklir juga sudah diletakkan pada titik-titik tersebut.

"Untuk efek pada pengairan, paparan radiasi yang mirip dengan radioaktif pada alam tetaplah ada. Contohnya kecelakaan kapal selam, padahal radioaktivitas tidak sangat mayor atau terkena efek pengenceran," kata dia.

Daerah Terdeteksi Radioaktif

Jika paparan radiasi semakin tinggi, periset dapat menyampaikan kekhawatiran ini secara langsung pada Jepang. Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) akan selalu mengawasi kondisi tersebut.

Menurut Dhandhang, di Sulawesi, ada daerah yang memiliki radioaktif melebihi rata-rata. Kemungkinan, di bawahnya mengandung mineral-mineral, seperti uranium, thorium, dan sebagainya.

Di Bangka Belitung, juga mengandung mineral seperti itu. Sehingga radiasinya sudah ada. Bahkan, ketika menggunakan handphone, bisa terpapar radiasi dari gelombang elektromagnetik. Sama dengan radioaktif nuklir, tidak ada yang benar-benar 0, tapi juga tidak boleh dianggap enteng.

Harapan untuk Kondisi di Masa Depan

Dhandhang berharap, kondisi yang akan datang, semua institusi pengamatan, pengawasan, teknologi, dan metode-metodenya harus segera dilengkapi. Indonesia harus mandiri untuk mengadakan alat-alatnya sendiri. Pihak internasional juga membantu negara yang ingin selamat dari nuklir.

"Jika nuklir bukan untuk maksud-maksud militer, pasti akan dibantu," simpul kepala PRFN tersebut.

Dengan perkembangan zaman, nuklir telah banyak digunakan. Pemerintah harus mengumumkan penggunaan nuklir secara safety di laut. Dampak nuklir memang berbahaya dan badan penanganan nuklir bersama-sama dapat mengatasinya.

Rencana Jepang

Jepang, tahun ini, akan melepaskan lebih dari satu juta ton air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang hancur ke laut.

Operator mengungkapkan bahwa setelah perawatan, tingkat sebagian besar partikel radioaktif telah memenuhi standar nasional.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan langkah tersebut aman, tetapi negara-negara tetangga menyuarakan keprihatinan.

Bencana Fukushima 2011 adalah kecelakaan nuklir terburuk sejak Chernobyl. Penonaktifan sudah dimulai tetapi bisa memakan waktu empat dekade, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/1).

"Kami memperkirakan waktu rilis akan memakan waktu sekitar musim semi atau musim panas ini," kata kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno pada Jumat, menambahkan bahwa pemerintah akan menunggu 'laporan komprehensif' dari IAEA sebelum rilis.

Setiap hari, pabrik menghasilkan 100 meter kubik air yang terkontaminasi, yang merupakan campuran air tanah, air laut, dan air yang digunakan untuk menjaga reaktor tetap dingin. Kemudian disaring dan disimpan dalam tangki.

Dengan lebih dari 1,3 juta meter kubik di lokasi, ruang hampir habis.

Air disaring untuk sebagian besar isotop radioaktif, tetapi tingkat tritium di atas standar nasional, kata operator Tepco. Para ahli mengatakan tritium sangat sulit dihilangkan dari air dan hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis besar.

Namun, negara-negara tetangga dan nelayan lokal menentang proposal tersebut, yang disetujui oleh pemerintah Jepang pada tahun 2021. Forum Kepulauan Pasifik telah mengkritik Jepang karena kurangnya transparansi.

"Masyarakat Pasifik adalah masyarakat pesisir, dan lautan terus menjadi bagian integral dari kehidupan subsisten mereka," ungkap Sekretaris Jenderal Forum Henry Puna kepada situs web berita Stuff.

"Jepang melanggar komitmen yang telah dicapai oleh para pemimpin mereka ketika kami mengadakan KTT tingkat tinggi kami pada tahun 2021.

"Disepakati bahwa kami akan memiliki akses ke semua bukti ilmiah independen dan dapat diverifikasi sebelum pelepasan ini terjadi. Sayangnya, Jepang belum bekerja sama.

Jepang bagian timur laut diguncang gempa berkekuatan 9,0 skala Richter pada 11 Maret 2011, yang kemudian memicu tsunami raksasa.

Gelombang menghantam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, membanjiri tiga reaktor dan memicu bencana besar.

Pihak berwenang mendirikan zona pengecualian yang tumbuh semakin besar ketika radiasi bocor dari pabrik, memaksa lebih dari 150.000 orang untuk mengungsi dari daerah tersebut. Zona tetap di tempatnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Warga Korsel Takut Konsumsi Ikan
Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Warga Korsel Takut Konsumsi Ikan

Banyak konsumen merasa ketakutan ikan yang akan dikonsumsi tercemar limbah nuklir buatan Jepang.

Baca Selengkapnya
Usai Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut, Begini Kondisi Langit di Jepang
Usai Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut, Begini Kondisi Langit di Jepang

Meski di satu sisi langit tampak gelap, di sisi lain langit tampak biru dengan cahaya senja yang mewarnai langit kala itu.

Baca Selengkapnya
Dampak Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut bagi Lingkungan, Rusak Rantai Makanan
Dampak Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut bagi Lingkungan, Rusak Rantai Makanan

Dampak pembuangan limbah nuklir ke laut dapat ancam keselamatan hewan dan manusia.

Baca Selengkapnya
Imbas Pembuangan Limbah Nuklir, Saham Perusahaan Jepang Anjlok Akibat Diboikot China
Imbas Pembuangan Limbah Nuklir, Saham Perusahaan Jepang Anjlok Akibat Diboikot China

Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023).

Baca Selengkapnya
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini

Jokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Buang Limbah Nuklir ke Laut, Ini Jenis Ikan yang Wajib Diwaspadai Terkontaminasi Merkuri
Buang Limbah Nuklir ke Laut, Ini Jenis Ikan yang Wajib Diwaspadai Terkontaminasi Merkuri

Limbah nuklir yang dibuang oleh Pemerintah Jepang bisa saja memiliki kandungan merkuri yang akan membahayakan manusia jika terlalu banyak dikonsumsi ikan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Pilih Lokasi Ini untuk Bangun Pembangkit Listrik Nuklir Pertama di Indonesia
Pemerintah Pilih Lokasi Ini untuk Bangun Pembangkit Listrik Nuklir Pertama di Indonesia

Harris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.

Baca Selengkapnya
Dibanding Pulau Sampah, Pramono Pilih Bangun PLTS di Kepulauan Seribu
Dibanding Pulau Sampah, Pramono Pilih Bangun PLTS di Kepulauan Seribu

Hal itu karena sampah di Jakarta tidak hanya bisa di tampung di Bantar Gebang. Meski begitu, Pramono meminta agar rencana tersebut tidak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Sampah Plastik Cemari Sungai Ciliwung
FOTO: Potret Sampah Plastik Cemari Sungai Ciliwung

Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tuntut Hentikan Ekspor Sampah, Aktivis Lingkungan Geruduk Konsulat Australia dan Jepang di Surabaya
FOTO: Tuntut Hentikan Ekspor Sampah, Aktivis Lingkungan Geruduk Konsulat Australia dan Jepang di Surabaya

Aktivis lingkungan mendesak kedua negara untuk berkomitmen menghentikan dan menangani permasalahan ekspor sampah ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jepang Siap Kucurkan Dana Buat Transisi Energi di Indonesia
Jepang Siap Kucurkan Dana Buat Transisi Energi di Indonesia

Ada proyek pengolahan sampah menjadi sumber daya energi, proyek pengembangan lahan gambut.

Baca Selengkapnya
Aturan Disahkan, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032
Aturan Disahkan, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032

Rencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.

Baca Selengkapnya