Jeritan petani kecil, diberi Kartu Tani tapi tak tahu ada program pupuk bersubsidi
Merdeka.com - Program distribusi pupuk melalui Kartu Tani belum maksimal. Sebanyak 60 persen petani di Kabupaten Bandung Barat ternyata tidak mengetahui program tersebut.
Seorang petani, Kartiwa (37), mengaku tidak mendapatkan sosialisasi dari pemerintah dan belum mengetahui kegunaan Kartu Tani.
"Saya tidak tahu bentuknya seperti apa, kegunaannya untuk apa. Tapi kalau memang untuk memperoleh pupuk bersubsidi, segera disalurkan dong karena Desember ini sudah masuk masa tanam," ujar petani asal Cibodas itu, Selasa (19/12).
-
Kenapa petani di Tanah Karo kesulitan dengan pupuk? 'Sekarang petani mengeluh harga pupuk mahal. Itu sebabnya yang memicu petani mengeluh. Harganya tidak sesuai dengan barang yang diproduksi,' ucap Joy di kanal Youtube CapCapung.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Bagaimana cara mendapatkan pupuk subsidi sekarang? Cara mengambilnya kami permudah. Yang tidak punya kartu tani, cukup pakai KTP itu cukup.
-
Apa program Kementan yang membantu petani di Sukabumi? Program Kementerian Pertanian saat ini menggalakan salah satunya program pompanisasi, program ini bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan Perluasan Areal Tanam (PAT).
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Mengapa distribusi pupuk subsidi sulit? Dalam dialog tersebut, Ganjar mengulas kendala distribusi pupuk bersubsidi dikarenakan masalah data masyarakat yang masih tumpang tindih, sehingga berpotensi mengalami kekeliruan. Dengan menggunakan KTP Sakti, persoalan tersebut diyakini dapat teratasi.
Dia yakin petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi. Selama ini, Kartiwa dan petani lain kerap membeli pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal.
Namun, jika tidak mempunyai uang yang cukup, para petani mengoplos pupuk kandang dengan pupuk nonsubsidi untuk menyuburkan tanah.
Terpisah, petani lain, Ujang (46), menyebut sosialisasi penyaluran kartu tani tidak merata. Pemerintah hanya memperhatikan petani yang sudah eksis.
"Kartu tani justru dimiliki oleh warga yang bukan petani dan kehidupannya sangat berkecukupan. Padahal banyak petani dari keluarga miskin yang tidak tercover kartu tani yang mestinya berhak mendapat pupuk bersubsidi," jelasnya.
Menurutnya, bila memang pemerintah peduli dan mau memajukan kesejahteraan petani, seharusnya bantuan diberikan secara merata. Apalagi, Lembang merupakan daerah lumbung sayuran terbesar di Jabar dan pemasok kebutuhan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya hingga merambah Singapura.
"Pemerintah lebih memperhatikan petani yang sudah punya nama, kita petani kecil hanya bermodal kemandirian," keluhnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bandung Barat, Dadan Supardan, membenarkan jika sosialisasi kartu tani belum disampaikan merata kepada seluruh petani di Bandung Barat.
"Perkiraan kami, sekitar 60 persen petani belum mengetahui ada program kartu tani, terutama mereka yang berada di daerah perkampungan atau pinggiran," ungkap Dadan.
Dia meminta pemerintah memaksimalkan sosialisasi agar kartu tani ini bisa sampai ke tangan yang berhak. Apalagi kegunaan kartu ini penting untuk meminimalisir terjadinya penyelewengan penggunaan pupuk bersubsidi.
Kalau pun kendalanya adalah kurangnya penyuluh, Dadan berharap, tenaga penyuluh bisa memanfaatkan peran pemerintah desa.
"Sosialisasi ini juga tidak harus melulu lewat rapat atau pertemuan, tetapi bisa dengan memanfaatkan media sosial, karena saya rasa petani juga sudah melek teknologi, bisa dengan jaringan WhatsApp maupun media sosial lainnya," terangnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaMentan SYL menegaskan, petani penerima pupuk bersubsidi harus terdaftar sebagai penerima subsidi
Baca SelengkapnyaDi hadapan petani, Ganjar mengungkit momen debat perdana capres 2024.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungannya, Ganjar mengatakan bahwa Kartu Tani penting bagi para petani.
Baca SelengkapnyaCapres Ganjar menanggapi pernyataan capres Prabowo soal kesejahteraan masyarakat
Baca SelengkapnyaTim terdiri dari Hotman Tambunan Ketua Tim, Herbert Nababan Wakil Ketua Tim, anggota Yudi Purnomo Harahap, Yulia Anastasia Fuada, Waldy Gagantika dan Erfina.
Baca SelengkapnyaPupuk bersubsidi ini hanya bisa disalurkan kepada petani yang memenuhi syarat atau kriteria yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaLuthfi mengklaim, petani banyak yang mengeluhkan Kartu Tani kurang praktis
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut dua, bertemu ratusan petani Kabupaten Sukoharjo, Selasa (26/12). Dia berjanji akan memprioritaskan penambahan pupuk bersubsidi.
Baca SelengkapnyaKelangkaan pupuk terjadi kerena ada salah sasaran pemberian subsidi pupuk.
Baca SelengkapnyaStok Pupuk di Gudang PKT Capai 7 Kali Lipat dari Ketentuan, tapi Petani Masih Teriak Pupuk Langka
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap biang kerok penyaluran pupuk subsidi langka buat petani.
Baca Selengkapnya