Jihad Sesat Penyerang Anggota Polsek Wonokromo
Merdeka.com - Sore itu, Aiptu Agus, tengah piket di Polsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu (17/8). Bertugas menunggu setiap laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Sekitar pukul 16.45 WIB, seorang warga mendatangi Polsek Wonokromo. Kedatangannya langsung disambut Aiptu Agus.
Alih-alih memberi laporan, warga bernama Imam Musthofa alias IM itu justru mengeluarkan sebilah celurit bermaksud menyerang Aiptu Agus. Serangan itu membuat punggung Aiptu Agus robek. Beruntung peristiwa tersebut juga dilihat rekan Aiptu Agus yang tengah piket dari Reskrim bernama Briptu Febian. Pelaku itu pun langsung ditembak Briptu Febian hingga tersungkur di lantai Polsek Wonokromo.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
Polisi bergerak cepat menyelidiki kasus pembacokan anggotanya ini. Selain menguak identitas, polisi juga menemukan kertas yang bergambarkan lambang ISIS. Tersangka diduga kuat terlibat dalam jaringan teroris. Hal itu didapatkan dari hasil interogasi sementara dilakukan polisi.
"Inisialnya IM, dari interogasi sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Sabtu (17/8).
Berdasarkan identifikasi kepolisian, para teroris yang berhasil ditangkap ini memiliki beberapa perilaku identik.
Mereka seorang yang pendiam sejak semula atau seorang yang ceria, tetapi tiba-tiba berubah pendiam. Imam Musthofa pun demikian, di benak teman-teman masa kecilnya, yang terkenang dari pemuda 31 tahun itu adalah sosok pendiam yang religius.
Seorang teman masa kecil Imam ingat betul, bila pulang sekolah, karibnya itu memilih pulang sendiri dan jarang terlihat pulang bersama teman-teman. Imam juga anak rumahan yang tak terlalu suka bermain.
"Tapi sikapnya baik, cuma irit bicara, oh ya dia juga religius," kata Maktum, nama teman kecil Imam, warga Desa Bilaporah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Desa ini bertetangga dengan Desa Talaga, tempat tinggal Imam Musthofa, di Kecamatan Ganding.
Maka, pada Sabtu malam, 17 Agustus 2019 lalu, Maktum terkaget-kaget, ketika membaca berita di media sosial tentang penyerangan Kantor Polsek Wonokromo Surabaya. Pelakunya disebut asal Desa Talaga bernama Imam Musthofa. Dia tak mengira bocah yang pendiam bisa berbuat nekat, terlebih peristiwa itu dikaitkan dengan terorisme.
"Enggak nanggung-nanggung, bukan kriminal biasa, langsung terorisme, nyerang Polsek Wonokromo," ungkap dia.
Berubah Sejak Merantau ke Surabaya
Lahir 1988, Imam anak desa yang beruntung, di Dusun Karang Jati yang tandus, pendidikannya terbilang tinggi. Ia menamatkan sekolah dasar dan menengah di Bilaporah. Untuk jenjang Sekolah Menengah Atas ia tamatkan di sebuah pondok pesantren besar di Sumenep.
Imam tak kuliah. Dia pulang kampung selepas nyantri. FZ, gadis dan kembang Desa Talaga, dipersunting Imam pada 2014. Keluarga ini merantau ke Surabaya setelah anak pertama lahir setahun kemudian. "Kabarnya dia usaha kerupuk gitu," ujar Maktum.
Lama merantau, Imam dan istrinya langsung jadi omongan warga begitu pulang. Penampilan mereka berubah. Imam bercelana cingkrang dan si istri menutup wajahnya dengan cadar.
Sebuah kamar kos di daerah Sidosermo Gang I Surabaya ditempati keluarga Imam sejak 2015. Dia mencari nafkah dengan menjajakan makaroni renteng ke warung-warung. Dua tahun lalu, anaknya masuk ke MI Baiturrahman tak jauh dari tempat tinggalnya.
Imam juga kerap ikut pengajian di masjid sekolah itu. Sejak itu, tak hanya penampilan yang berubah. Keluarga ini juga menjadi tertutup, jarang berinteraksi dengan warga.
Penyerangan Terekam CCTV
Puncaknya, Sabtu petang (17/8) lalu, Imam mendatangi kantor Polsek Wonokromo. Polisi tak mencurigainya karena celurit untuk menyerang disimpan dalam sebuah ransel.
Terhalang oleh sebuah meja besar, polisi tak menyadari Imam yang berpura-pura melapor masalah lalu lintas, membuka ransel dan mengambil sebilah celurit dan kemudian membacokkan ke polisi di depannya.
Imam berhasil dilumpuhkan setelah dua polisi datang membantu. Selain celurit, dalam ransel juga ditemukan pisau, ketapel, anak panah, airsoft gun, kerupuk dan beberapa stiker ISIS, sebuah organisasi teroris di Timur Tengah. Temuan inilah yang membuat Imam diduga terlibat terorisme.
Polri menyimpulkan serangan nekat Imam sebagai self terorism alias jihad seorang diri. Imam disebut terpapar radikalisme di internet. Dia sering menonton ceramah-ceramah Aman Abdurrahman.
Pelaku Memahami Jihad Sesat dari Internet
Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan evaluasi sistem keamanan di Polsek, Polres, Polda maupun pos-pos kantor polisi yang tersebar di Indonesia. Perintah ini merupakan buntut atas penyerangan Polsek Wonokromo, Jawa Timur, Sabtu (17/8) lalu.
Menurut Tito, penyerang anggotanya itu melakukan self radicalism atau radikalisasi diri sendiri dengan melihat internet. "Sementara info yang saya dapat dari Densus 88 maupun Polda Jatim, tersangka ini self radicalism, radikalisasi diri sendiri karena melihat online, dari gadget, internet," kata Tito di Jakarta, Minggu (18/8).
Berbekal melihat internet, pelaku kemudian meyakini pemahaman interpretasi jihad versi dirinya sendiri dengan mendatangi Polsek Wonokromo dan menyerang petugas.
"Polisi dianggap thogut karena bagi mereka polisi selain thogut juga dianggap kafir harbi karena sering melakukan penegakan hukum kepada mereka, sehingga bagi pelaku melakukan serangan kepada kepolisian dianggap bisa mendapat pahala," ujar Tito.
Pernyataan itu hampir senada dengan Staf Khusus Kedeputian I bidang Deradikalisasi dan Pencegahan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suaib Tahir. Di mana Suabi mengatakan, penyerangan yang dilakukan IM adalah penyerangan tunggal alias 'lone wolf'.
"Dia belajar sendiri, senang mempelajari sendiri, akhirnya terpapar dan melakukan. Melakukan tindakan terorisme secara individu," katanya dalam diskusi dan peluncuran buku 'Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan', di Hotel Atlet, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).
Menurutnya, tipe ini bukanlah lawan yang sulit ditaklukkan. Sebab, lone wolf turun ke jalan hanya untuk ajang uji coba.
"Ini biasanya sebenarnya tingkat kekuatannya sangat sederhana. Akhirnya saat melakukan semacam uji coba, kita perhatikan di jalan ya kaya ragu-ragu kan," katanya.
Sementara itu, Lembaga riset, The Habibie Center (THC) menyebutkan, trend penyerangan yang dilakukan oleh teroris di Indonesia kini telah berubah. Di mana sebelum 2018 lebih banyak menyerang ke masyarakat kini kepolisian.
"Kalau sebelumnya kerap menyerang masyarakat, keramaian, 2018 mulai berubah," kata Direktur Program dan Riset THC, Muhammad Hasan Ansor.
Dia mengatakan, dari data yang dimiliki 74 persen teroris lebih banyak menyerang kepolisian. Hal ini dikarenakan para teroris memiliki dendam yang besar kepada polisi karena banyaknya teroris yang ditangkap.
"Target serangan terorisme di Indonesia sejak 2017 hingga 2018, paling tinggi polisi 74 persen, warga Indonesia 11 persen, 5 persen fasilitas agama, dan 10 persen lagi baru yang lainnya," ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPria itu petantang petenteng membawa dua senjata itu di depan kantor perusahaan sawit.
Baca SelengkapnyaDi sana tampak beberapa kilatan cahaya kuning yang diduga letusan dari tembakan pelaku dari dalam mobil VRZ.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota polisi melepaskan tembakan usai diancam golok orang tak dikenal. Ini kronologinya.
Baca SelengkapnyaSebelum menyerang, pelaku dan korban ternyata sempat berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban penyerangan pelaku wanita yang mengalami di punggung.
Baca SelengkapnyaPeristiwa penganiayaan dan pengeroyokan bermula ketika korban APS dan AP sedang duduk-duduk di area masjid.
Baca SelengkapnyaSaat proses penangkapan, polisi terpaksa menembak kedua kaki pelaku karena berusaha melawan serta membahayakan petugas.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaPeristiwa penembakan itu diawali dengan aksi kejar-kejaran sebuah mobil yang masuk ke halaman Markas Polda Lampung
Baca SelengkapnyaSeorang warga tewas ditembak KKB yang menyerang Polsek Homeyo di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Selasa (30/4).
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca Selengkapnya