Jika ada bukti, polisi jerat pembakar pemukiman Gafatar di Mempawah
Merdeka.com - Pembakaran pemukiman mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, terus diusut pihak kepolisian. Jika ditemukan fakta-fakta hukum, polisi memastikan akan menjerat pihak yang ikut terlibat dalam aksi pembakaran itu.
"Untuk penanganan masalah tersebut tentu kemarin yang dilakukan mengutamakan penyelamatan warga dari perlakuan yang kurang tepat. Untuk tim penyelidik berjalan, apabila ada fakta hukum, dimana keterlibatan, apa keterlibatan akan diproses," kata Kabagpenum Polri, Kombes Pol Suharsono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/1).
Suharsono mengungkapkan, saat ini polisi sudah menyaring beberapa barang bukti terkait aksi pembakaran. Bahkan, barang bukti itu sedang didalami untuk menjerat pihak-pihak yang terlibat.
-
Apa yang dibakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
"Saat ini barang bukti sudah mulai dipilah, kemudian dilakukan pendalaman dan pendataan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan anarkis tersebut," jelas dia.
Pada kesempatan itu, Suharsono juga menanggapi kabar adanya Kartu Keluarga (KK) Gafatar. Kabar beredar, KK ini bakal digunakan untuk mendirikan sebuah negara.
Menurut Suharsono, sejauh ini polisi masih mendalami kabar tersebut. Dia tidak mau berspekulasi lebih jauh. Dia meminta semua pihak sabar dan memberi waktu kepada polisi untuk bekerja.
"Itu pendalaman, sekarang terlalu dini. Biarkan teman-teman kami bekerja," pungkas Suharsono.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Baca Selengkapnya28 mobil pemadam kebakaran dikerahkan memadamkan api.
Baca SelengkapnyaPenyidik yang menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan hari ini menyita sejumlah barang bukti.
Baca SelengkapnyaAda 12 unit mobil pemadam atau 36 personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di lokasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaSepekan terakhir, kobaran api terjadi di sejumlah titik di Papua. Mulai dari bangunan kantor pemda hingga area komplek DPR Papua.
Baca SelengkapnyaAgung menyampaikan saat beraksi pelaku menutup diri menggunakan selimut.
Baca SelengkapnyaAgung belum mengetahui, sumber api yang menghanguskan ratusan rumah warga.
Baca SelengkapnyaPenyidik dan tim resmob numbay sedang melakukan proses penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaPembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaAda tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaRazia narkoba kerap dilakukan di Kampung Pulau Pandan. Namun demikian, masih saja ditemukan aktivitas di lokasi meskipun sudah berulang kali ditertibkan.
Baca Selengkapnya