Jika Ada Unsur Pidana, Insiden Peluru Nyasar ke Mahasiswa akan Diproses Hukum
Merdeka.com - Propam Polda Lampung masih mendalami insiden peluru nyasar melukai mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL), Rahmat Herianto. Personel polisi sebagai pemilik senjata itu sudah diperiksa secara etik, namun akan dikembangkan untuk mencari tahu ada tidaknya unsur pidana terkait insiden tersebut.
"Kita akan proses setelah itu (pemeriksaan) selesai di Propam. Begitu selesai, pelanggaran pidananya juga diproses, bila terbukti melanggar hukum," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Mohammad Iqbal, di Mabes Polri usai melaksanakan salat Idul Adha, Jakarta, Minggu (11/8).
Iqbal menjelaskan, kepolisian memastikan seluruh anggota secara rutin mengikuti evaluasi psikologi. Tujuannya, memastikan psikologis anggota tersebut dalam keadaan normal tidak ada tekanan.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Luka apa yang ditemukan di tubuh RAJS? Kemudian pihak keluarga mendapati beberapa bagian tubuh korban mengalami luka lebam, luka tusuk di bagian dada, perut sebelah kanan dan punggung sebelah kiri.
-
Kenapa pria disabilitas itu mengalami luka? Semua kondisi tersebut tak lain disebabkan oleh kekejaman militer Israel terhadap para tawanan perang.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
-
Apa yang terjadi pada Purwanto? Anggota DPRD DKI F-Gerindra Purwanto Meninggal
Seperti diberitakan sebelumnya, Rahmat Herianto mengalami luka akibat tertembak peluru nyasar dari senjata milik anggota Polres Lampung Selatan, Bripka Duansyah. Saat ini Rahmat masih menjalani perawatan di RS Urip Sumoharjo, Bandar Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan kejadian tersebut berawal saat dua anggota Polres Lampung Selatan Brigpol Patiko Jayadi dan Bripka Duansyah janjian bertemu di pelataran UBL. Keduanya janjian ketemu ingin mengembalikan senjata api milik Bripka Duansyah.
"Mungkin, kayaknya di antara mereka (diduga pelaku) kuliahan. Mereka itu kuliah, karena UBL itu kampus yang diperuntukan oleh para pegawai negeri sipil, tni, polri kuliah untuk menambah ilmu. Jadi tak menutup kemungkinan, biasanya brigadir-brigadir di Polda itu atau di Polres itu mereka kuliah," kata Pandra saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (10/8).
Dia menambahkan Bripka Duansyah sebelumnya meminta tolong kepada Brigadir Patiko untuk memperbaiki senjata api miliknya. Namun, sebelum dikembalikan ternyata tertinggal satu peluru di dalam senjata api tersebut.
"Lalu waktu saya ke Maluku, bertemu masyarakat. Saya tanya udah sarapan belum katanya, baru makan roti, belum makan, lalu akan makan nasi. Ternyata kalau makan nasi belum makan. Loh itu belum kenyang. Kalau makan itu makan apa, makan sagu. Hebat ya, roti iya, sagu iya, sagu iya," ungkap Mega sembari tertawa.
"Maka itu saya apreasi pemerintah dan DPR RI terkait UU Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi," sambungnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaSelain GRO ada dua orang murid dari sekolah yang sama turut menjadi korban berinisial A dan S.
Baca SelengkapnyaPeluru nyasar menembus asbes ruangan dapur saat korban tengah memasak.
Baca SelengkapnyaTim itu saat ini sudah bekerja untuk mengumpulkan data-data kronologi kejadian sesungguhnya.
Baca SelengkapnyaInsiden perwira polisi menembak rekannya sendiri terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaSebelum menyerang, pelaku dan korban ternyata sempat berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota KKB yang menembak Bripda Norman Rumabar tewas akibat luka tembak.
Baca SelengkapnyaKapolsek Sako belum dapat menjelaskan secara gamblang kronologi kejadian dan penyebabnya.
Baca SelengkapnyaAkibat penyiraman ini NH yang berasal dari Kalimantan Barat ini mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAlumni IPDN Lampung diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum ASN.
Baca SelengkapnyaAnggota Brimob diduga lepas tanggung jawab karena hanya bayar biara pengobatan 2 juta. Sementara luka korban sangat serius.
Baca Selengkapnya