Jika KS Tubun tak ditembak G30S, Polri tak punya pahlawan
Merdeka.com - Dari 156 pahlawan nasional yang ada di Indonesia, hanya satu orang yang berasal dari Polri. Pria itu bernama Brigadir Karel Satsuit Tubun yang tewas ditembak saat peristiwa G30S tahun 1965.
Sejarawan Asvi Marman Adam mengatakan, jika Karel tak tewas ditembak saat itu, maka tak ada pahlawan nasional yang berasal dari kalangan Polri.
"Padahal banyak nama-nama lain yang seharusnya layak jadi pahlawan nasional," kata Asvi kepada merdeka.com, Rabu (12/9).
-
Siapa yang memimpin pasukan G30S/PKI? Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Siapa aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Siapa pemimpin utama G30S/PKI? Para perwira militer utama G30S adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri.Komandan Brigade I Djaja Sakti yang bertugas sebagai Pengamanan Ibukota, Kolonel Latief, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan, Mayor Udara Sujono.Ada juga Panglima Komando Tempur dari Kalimantan Brigjen Soepardjo.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
Karel lahir di Rumadian, Tual, Maluku Tengara, pada 14 Oktober 1928. Pendidikan umum yang diperolehnya hanya sampai Sekolah Dasar dan tamat pada 1941. Ketertarikannya menjadi polisi membawanya untuk mengikuti pendidikan pada Sekolah Polisi Negara di Ambon pada 1951.
Setelah tamat, Karel langsung dilantik sebagai agen Polisi Tingkat II dan ditugaskan di kesatuan Brigade Mobil (Brimob) di Ambon. Selang berapa lama, dia lantas dipindahkan ke Jakarta pada kesatuan Brimob Dinas Kepolisian Negara.
Pada 1955 ia dipindahkan ke Sumatera Utara. Tiga tahun kemudian ia dipindahkan ke Sulawesi. Saat pemberontakan PRRI/Permesta terjadi, Karel bertugas di Sumatera Barat selama enam bulan. Setelah itu Karel dipindahkan ke Dobo. Selang berapa lama, Bung Karno melancarkan pembebasan Irian Barat dari Belanda dan Karel tetap bertugas di Dobo.
Karel meninggal setelah dua tahun dinaikkan pangkatnya menjadi Brigadir Polisi. Saat itu, 1 Oktober 1965, pagi, gerombolan Gerakan 30 September, hendak menculik Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab), Jenderal A.H. Nasution.
Posisi rumah Nasution kala itu bersebelahan dengan rumah Wakil Perdana Menteri II Dr J. Leimena. Namun rupanya, gerombolan itu tak hanya melumpuhkan penjagaan di rumah Nasution, penjagaan di rumah Leimena pun berusaha dilumpuhkan mereka agar penculikan berjalan mulus.
Saat itu, Karel bertugas menjaga kediaman Leimena. Pria asal Maluku Tenggara itu mendapat giliran piket pagi. Dia pun menyempatkan diri untuk tidur sejenak.
Namun, tiba-tiba sejumlah orang berbadan tegap membangunkannya secara paksa. Karena wajah mereka asing, Karel langsung tahu mereka memiliki niat jahat. Karel langsung mengambil senjata dan langsung menembakannya ke arah mereka.
Nahas, gerombolan tersebut langsung memuntahkan timah panas ke arah Karel. Polisi itu pun roboh bersimbah darah dan meninggal seketika.
Pemerintah kemudian memberinya gelar pahlawan nasional sekaligus pahlawan revolusi. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Ajun Inspektur Polisi Kelas II. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok anggota polisi pertama di Indonesia yang dinobatkan jadi pahlawan revolusi.
Baca SelengkapnyaBerkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.
Baca SelengkapnyaJenazah anggota Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad itu sudah dievakuasi ke kampung halaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaBrigadir AKS, anggota Polresta Palangka Raya diduga terlibat kasus pembunuhan sekaligus pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban A meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaKapolda Kalteng Irjen Djoko Poerwanto meminta maaf atas kasus anggota Polresta Palangkaraya Brigadir AKS yang diduga menembak seorang warga berinisial BA.
Baca SelengkapnyaPraka Mohammad Sugeng adalah nama prajurit TNI yang gugur dalam pertempuran di Papua. Namanya dikenang untuk lapangan tembak di Bandung.
Baca SelengkapnyaKontak tembak bermula saat KKB melakukan gangguan tembakan terhadap pasukan gabungan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaBriptu Rudi Agung merupakan anggota Brimob Polda Sulawesi Selatan bertugas di Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 di Papua.
Baca SelengkapnyaBrigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Baca Selengkapnya