JK: Negara yang hancur pasti mudah dimasuki ideologi radikal
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku bersyukur kehidupan beragama di Indonesia harmonis. JK berkaca pada kondisi negara-negara dominasi muslim di Timur Tengah.
"Kita tonton setiap hari perang di Yaman, perang sesama di Libya, saling menghancurkan. Alhamdulillah kita di Indonesia tidak begitu, kita bisa hidup harmonis," kata JK di Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6).
Oleh karena itu, lanjut JK, kondisi ini harus terus dijaga. Pemikiran-pemikiran radikal, menurut JK tidak bisa dilawan dengan senjata.
-
Bagaimana Kemendagri menangani radikalisme? Penanganan radikalisme dan terorisme harus melibatkan semua elemen dan unsur masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya,“ ujarnya.
-
Bagaimana Jahja Datoek Kajo melawan kolonialisme? Ia tetap konsisten menggunakan Bahasa Melayu dalam pertemuan Volksraad, bahkan saat dirinya berpidato.
-
Bagaimana kita bisa menghadapi orang jahat? 'Tersenyumlah di hadapan hinaan. Orang yang menghina orang sabar adalah orang hina yang sesungguhnya.'
-
Kata-kata bijak Soekarno apa yang bisa membakar semangat perjuangan? “Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.“
-
Apa cita-cita Jenderal R Hartono? Menjadi perwira di korps baret merah adalah impian setiap Taruna Akademi Militer sejak dulu. Begitu juga dengan Taruna R Hartono dan kawan-kawan akrabnya. Mereka bercita-cita masuk Korps Infanteri dan masuk ke Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus) setelah dilantik menjadi perwira muda di Lembah Tidar.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
"Kalau ada orang yang radikal, maka harus di lawan oleh pemikiran, oleh ideologi. Seberapa besar senjata polisi tentara tidak akan mempan kalau tidak ada lewat ideologi. Makanya harus dengan Islam moderat, jalan tengah. Negara yang hancur pasti mudah dimasuki ideologi yang radikal," jelas JK.
JK menilai, yang terjadi di Yaman dan beberapa negara yang kini sedang berkonflik, lantaran perangkat negara hampir gagal menjalankan negaranya.
"Kenapa di Nigeria, Yaman, karena negaranya hampir gagal. Karena itu pemerintah memutuskan membangun pendidikan Islam tinggi. Untuk membuat Indonesia sebagai pencari ilmu. Banyak orang pergi belajar ke Saudi tapi di Saudi orang saling bom. Apalagi di Yaman, Syria," tutur JK.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai isu Palestina menjadi pintu gerbang kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik.
Baca Selengkapnya