JK sentil aktivis antikorupsi yang ngadu ke Jokowi tak sportif
Merdeka.com - Menyusul dilaporkannya sejumlah aktivis antikorupsi dan sejumlah pimpinan KPK, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar mereka tidak takut menjalani pemeriksaan polisi.
Menurut JK seharusnya tidak perlu para aktivis antikorupsi mengadu kepada presiden, ketika mereka diperiksa polisi seperti yang dilakukan Denny Indrayana, Bambang Widjojanto, dan Yunus Husein yang mendatangi Istana Negara beberapa waktu lalu.
"Kriminalisasi itu jika sesuatu dibuat-buat. Tapi kalau proses itu fakta, orang diperiksa itu bukan kriminalisasi. Apalagi teman penggiat korupsi. Jangan takut diperiksa. Biasanya periksa itu, periksa itu, tahan itu, tahan itu, periksa BG, masukkan BG. Ketika akan diperiksa jangan saya. Fair tidak?" katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saat meresmikan gedung Pascasarjana UMY-JK School of Goverment, Yogyakarta, Sabtu (7/3).
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Kenapa Dewas KPK sidang etik mantan Kamtib dan Karutan? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar sidang etik buntut dari kasus pungli di rumah tahanan (Rutan) KPK.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
-
Siapa yang ditetapkan tersangka dalam korupsi Bansos Jokowi? Pada kasus ini, satu orang telah ditetapkan menjadi tersangka yakni Direktur Utama Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada tahun 2020, Ivo Wongkaren, alias IW.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
Dia meminta para aktivis antikorupsi harus sportif. Menurutnya mereka juga harus bisa menjelaskan jika mereka tidak melakukan korupsi seperti halnya suara lantang tolak korupsi.
"Itu tidak sportif. Jangan begitu, jelaskan masalahnya. Jangan karena penggiat korupsi terus tidak mau diperiksa," tambahnya.
Selain itu dia meminta para aktivis antikorupsi bersikap jantan. Karena sama seperti kasus-kasus lainnya, setiap pemeriksaan yang dilakukan diawali dengan dugaan, setelah itu diperiksan dan baru bisa menemukan bukti.
"Yang ditangkap KPK apa bukan dugaan. Selalu dugaan awalnya. Nanti diperiksa ada bukti. Jelaskan dulu, sportif dan harus jantan," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlawanan balik dari pihak-pihak tertentu ditujukan melemahkan nyali Kejagung dalam memberantas korupsi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi ingatkan tegas para jaksa, termasuk Polri dan KPK, agar tidak ada lagi anggotanya mempermainkan hukum.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kejaksaan Agung memanfaatkan kewenangan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaKejagung siap pecat anggota yang terbukti bersalah
Baca SelengkapnyaJokowi juga meminta aparat Kejaksaan tidak bermain proyek.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Jaksa Agung yang tidak memberikan toleransi terhadap jaksa yang diduga terlibat korupsi.
Baca SelengkapnyaJohanis Tanak disoraki para penyidik KPK saat melakukan audiensi dan mengaku mendapat intimidasi.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan tindak nepotisme.
Baca SelengkapnyaKetua MKMK Jimly Asshiddiqie pun bertanya lebih lanjut tentang Bara JP saat masing-masing Pelapor memperkenalkan diri.
Baca SelengkapnyaCivitas akademika Universitas IBA Palembang turut menyampaikan keprihatinan pada kondisi negara menjelang Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya