JK soal Ketua KY tersangka: Semua bisa selesai dengan duduk bersama
Merdeka.com - Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki mendatangi kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Namun dirinya dengan diam-diam meninggalkan kantor Wapres tersebut.
Jusuf Kalla mengaku kedatangan Suparman untuk membicarakan status tersangka dirinya atas kasus pencemaran nama baik Hakim Sarpin. Dia mengatakan, masalah antara Suparman dan Sarpin sebenarnya bisa diselesaikan dengan duduk bersama.
"Iya (bicarakan) tentang masalah-masalahnya, ya tentu saya bahas masalahnya karena itu semua bisa diselesaikan dengan duduk bersama," kata Jusuf Kalla, Senin (13/7).
-
Kapan pertemuan Ridwan Kamil dan Jusuf Kalla? Pertemuan yang di gelar di kediaman JK di Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan ini berlangsung selama hampir satu jam.Dalam pertemuan itu, mantan Gubernur Jawa Barat ini mengaku, jika dirinya akan memuliakan semua program gubernur Jakarta sebelumnya.
-
Kenapa Ridwan Kamil bertemu Jusuf Kalla? 'Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,' sambungnya.
-
Apa yang Ridwan Kamil sampaikan ke Jusuf Kalla? 'Saya sudah sampaikan saya memuliakan semua program gubernur sebelumnya, siapapun itu selama baik kita lanjutkan,' kata RK kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/9).
-
Apa yang membuat Jusuf Kalla bingung tentang kasus Karen Agustiawan? 'Saya juga bingung kenapa dia jadi terdakwa, bingung karena dia menjalankan tugasnya,' kata JK.
-
Kenapa Jokowi tidak salami Try Sutrisno? Meskipun Try Sutrisno dan istrinya sudah berusaha untuk berdiri dari kursi mereka, Jokowi tidak memberikan salaman kepada keduanya.
-
Kenapa Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
Dia mengaku dirinya belum mengetahui secara rinci soal laporan Hakim Sarpin terhadap Suparman. Namun, dia yakin persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan kepala dingin lantaran keduanya sama-sama penegak hukum.
Jusuf Kalla berpesan kepada semua pihak untuk menyikapi segala persoalan secara proporsional, berkomentar seperlunya dan menjaga ucapan.
"Pokoknya harus proporsional semuanya lah supaya aman negeri ini. Jangan berlebihan semua. Kalau tidak perlu ngomong, jangan suka ngomong lah di luar yang tidak perlu. Jangan saling menghujat sesama. Tapi juga proporsional juga, kepolisian saya yakin juga harus proporsional juga," tuturnya.
Jusuf Kalla pun belum berencana menjadi juru damai antara kedua kubu yang berseteru tersebut. "Nantilah, nantilah," tutup JK.
Sebelumnya, Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan Komisioner KY Taufiqurahman Sauri telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan pencemaran nama baik, yang dilaporkan Hakim Sarpin Rizaldi.
Sarpin melaporkan Suparman ke Bareskrim Polri pada 30 Maret 2015. Dia menganggap kedua terlapor telah mencemarkan nama baiknya soal putusan praperadilan yang diajukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Alat bukti yang menguatkan penetapan tersangka itu ialah tulisan di media massa yang menurut pelapor telah mencemarkan nama baiknya dan keterangan saksi ahli bahasa serta ahli pidana. Menurut Kaberskrim Komjen Budi Waseso, alat bukti sudah cukup menetapkan terlapor menjadi tersangka.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla mengakui membahas perpolitikan Tanah Air dengan Puan Maharani.
Baca SelengkapnyaRK bertemu JK selama kurang lebih 1 jam sejak pukul 17.00 WIB.
Baca SelengkapnyaHarapannya tidak adanya perpecahan atau memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengingatkan jadi pemimpin tidak boleh emosional
Baca SelengkapnyaPuan Maharani akan bertamu ke kediaman Jusuf Kalla hari ini.
Baca SelengkapnyaPuan menyebut pertemuannya dengan JK merupakan pertemuan kekeluargaan.
Baca SelengkapnyaJK menilai Prabowo merupakan bagian menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaGerindra menghargai proses yang berjalan dalam dinamika Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, ia tetap menghargai pilihan politik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Baca SelengkapnyaGanjar menampik kedatangannya menemui JK dalam rangka undangan mengajak bergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Anies Baswedan menyebut pertemuan antara Jusuf Kalla dengan Megawati Soekarnoputri telah direncanakan sejak lama.
Baca SelengkapnyaNana mengaku dirinya hanya menyampaikan undangan pernikahan putrinya kepada Jokowi.
Baca Selengkapnya