Jokowi: 5 RS yang tolak bayi Dera memang lagi penuh
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mengecek meninggalnya seorang bayi kembar Dera Nur Anggraini pada Sabtu (16/2) di Rumah Sakit Zahira Jakarta Selatan. Bayi malang ini meninggal karena ditolak di beberapa rumah sakit dengan alasan penuh. Jokowi membenarkan alasan rumah sakit itu.
"Sebetulnya memang ada lonjakan pasien yang luar biasa besarnya. Hampir 70 persen lonjakannya dibandingkan sebelumnya. Sehingga kamar-kamar itu penuh. ICU juga penuh. Itu di lapangan yang kita lihat," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (18/2).
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan untuk mengatasi hal tersebut harus ada penambahan ruang rawat inap untuk kelas III maupun ICU di setiap rumah sakit rujukan. Terlebih ruang ICU khusus untuk bayi juga ditambah.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Dimana bayi-bayi ini dirawat? Di bangsal gizi buruk rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, bayi-bayi yang baru beberapa hari lahir ke dunia dan kebanyakan prematur, bertarung untuk tetap hidup.
"Di lapangan ada kondisi seperti itu, sehingga yang harus kita lakukan nambah kamar, nambah ICU. Apa lagi yang namanya bayi. Bayi itu ICU-nya khusus. NICU. Singkatannya apa saya ndak ngerti. Itu khusus dan itu juga penuh semuanya," jelasnya.
Jokowi mengaku kemarin malam telah melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit yang menolak Dera berobat. Ternyata, dalam kenyataannya memang ICU untuk bayi penuh sementara kondisi bayi memang memiliki permasalahan pada pernafasan.
"Tadi malam langsung saya cek, persoalannya apa sampai enggak diterima. Karena itu memang kondisi bayi ada problem di ini. Kemudian apanya, ICU-nya penuh, kamar juga penuh. Memang ini kondisi real yang perlu kita sampaikan," jelasnya.
Dia mengatakan sistem KJS sudah berjalan tetapi memang kondisi Rumah Sakit yang belum memungkinkan untuk menerima pasien. Untuk itu, dia meminta untuk segera mengejar pendukung dari KJS yakni ruangan rawat inap.
"Apakah KJS enggak dijalanin sehingga yang 70 persen itu sakitnya dibiarin. Kan ndak seperti itu. Sistemnya jalan, tapi pendukungnya harus dikejar agar cepet,"ucapnya.
Politisi PDIP ini mengaku solusi untuk kejadian ini dengan menambah ruangan rawat inap kelas III dan ICU. Pasalnya, tadi pagi dia telah menelepon Kepala Dinas Kesehatan Dien Emawati untuk segera menambah kamar dan ICU.
"Ya solusinya tambah, tadi pagi sudah telepon ke Kadis Kesehatan cepet tambah kamar, ruang ICU. Kalau tidak problem-problem seperti itu, lonjakannya gede sekali 70 persen. Kan gede sekali," terangnya.
Sedangkan untuk sanksi yang akan diberikan, Jokowi masih meminta untuk mengumpulkan data. Artinya, apakah memang benar ruang ICU untuk bayi penuh atau tidak.
"Saya suruh ngumpulin. Saya beri sanksi kita bertanya kalau penuh bener gimana. Ini realnya saya suruh cek," tandasnya.
Bapak tiga anak ini memastikan Rumah Sakit yang menolak tersebut memang karena ruangan ICU bayi penuh. Selain itu, takut menerima untuk pengobatan Dera karena tidak memiliki ICU khusus bayi.
Untuk ini, Jokowi mengaku akan menanggung semua pengobatan warga pemegang KJS berapa pun nilainya. Pasalnya, ada kejadian warga pemegang KJS yang habis biaya pengobatan sebesar Rp 50 juta juga ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Kemarin habis Rp 50 juta lebih pun juga kita take over kok. Memang masalah ketidaksiapan ruang dan ICU menerima pasien. Tidak hanya ini saja, tapi sistem yang lain juga berjalan," terangnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca Selengkapnya"Setiap tahun ada 78.000 bayi meninggal dari 4,6 juta yang dilahirkan," kata Budi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berharap Indonesia tidak lagi kekurangan tenaga dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaRSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.
Baca SelengkapnyaPemerintah membangun 12 rumah sakit di seluruh Indonesia yang standarnya seperti Gedung Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Sardjito.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan masih mencari informasi pasti kronologi meninggalnya Kamaluddin.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaKurangnya dokter spesialis di Indonesia, Jokowi meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
Baca Selengkapnya