Cerita Jokowi Lulusan S2 Sulit Cari Kerja: Harusnya Guru, Saat Ini jadi Tukang Sapu
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Indonesia menghadapi puncak bonus demografi pada 2030. Pada masa itu, sebanyak 68,3% dari total penduduk Indonesia berusia produktif.
"Bonus demografi itu hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara," kata Jokowi dalam Peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).
Jokowi mengatakan, bonus demografi bisa mendulang keuntungan atau sebaliknya. Bila penduduk berusia produktif tidak memanfaatkan peluang, maka bisa menimbulkan bencana.
-
Siapa yang disalami Jokowi di Selandia Baru? Ekspresi Jokowi menerima salam Maori Hongi saat upacara penyambutan di Selandia Baru.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Jokowi bantu warga? 'Tadi sudah saya sampaikan yang meninggal segera akan diberikan santunan, kemudian yang rumahnya rusak untuk menenangkan beliau-beliau masyarakat akan segera bantuannya diberikan dan dimulai pembangunannya. Tetapi sekali lagi, dengan catatan lahan untuk relokasi sudah ditetapkan dari Pak Bupati,' jelas Jokowi usai meninjau lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
Kepala Negara mencontohkan bonus demografi di negara lain. Berdasarkan berita yang dibaca Jokowi, lulusan Strata-2 atau S2 sulit mencari pekerjaan.
"Saya baca di berita, ini di negara lain saking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 yang seharusnya bisa menjadi guru, saat ini menjadi tukang sapu," ucap Jokowi.
Jokowi kemudian menceritakan kondisi bonus demografi di Afrika pada 2015. Situasi tersebut justru memicu pengangguran melonjak hingga 33,6% dalam tujuh tahun terakhir.
"Kita tidak ingin terjadi seperti itu maka kita harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini. Kita harus punya perencanaan taktis," ujarnya.
Jokowi mengajak masyarakat Indonesia mulai menyusun visi taktis untuk menyambut bonus demografi pada 2030.
"Visinya juga visi taktis. Punya strategi juga yang taktis karena kita berkompetisi dengan negara lain punya strategi besar tapi taktis," kata Jokowi.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengaku akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini. Ditegaskan juga bahwa anggaran menjadi masalah utama.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari 9 tahun menjabat, Presiden Jokowi mengaku kaget melihat angka lulusan S2 dan S3 Indonesia belum mencapai 1 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan jangan berhenti berusaha meski berkali-kali mendapat penolakan.
Baca SelengkapnyaWanita ini mengaku sudah menganggur selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaGibran meminta milenial lulusan S2 untuk menjadi pengusaha. Ketimbang kesulitan mencari pekerjaan
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca Selengkapnya"Saya kaget juga bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSeorang warga transmigrasi asal Wonogiri bekerja banting tulang demi anaknya agar bisa kuliah.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca Selengkapnya