Jokowi di depan ratusan ulama: Islam radikal bukan Islam Indonesia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, agama Islam mengajarkan untuk saling menghormati satu sama lain meski pun hidup di tengah perbedaan. Islam juga mengajarkan setiap umat untuk hidup damai. Jokowi mengatakan, Islam yang radikal bukan Islam Indonesia.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (13/7).
"Tuntutan umat Islam yang modern bukan yang keras, radikal. Islam radikal bukan Islamnya MUI, bukan Islamnya Indonesia," kata Jokowi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Jokowi berpesan kepada ratusan ulama yang hadir dalam acara tersebut untuk saling bekerjasama dalam menjaga keberagaman di Tanah Air.
"Sudah jadi kodrat Indonesia selalu ditantang mengelola keberagaman, kemajemukan dan kebhinekaan kita," ujarnya.
Dalam pidatonya, Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia beruntung memiliki dasar negara Pancasila. Menurut Jokowi, Pancasila sarat akan nilai-nilai Ketuhanan. Pancasila berdampingan dengan nilai-nilai agama Islam mau pun agama-agama lain yang ada di Indonesia.
"Dan saya mengajak majelis alim ulama untuk kembali ke semangat kerjasama, tolong menolong dalam segala aspek kehidupan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berkepribadian adil dan makmur," tukasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, muktamar ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia bukan lagi Islam pinggiran.
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya muktamar sufi di Indonesia bukti bahwa Islam Indonesia ini bukanlah pinggiran.
Baca SelengkapnyaJokowi dengan tegas mengingatkan, jangan tidak boleh tidak saling menyapa karena adanya perbedaan pendapat saat pemilu.
Baca SelengkapnyaTeguran ini lantaran Teddy tidak menulis lengkap masa jabatan Muhadjir Effendy sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada naskah pidato Prabowo.
Baca SelengkapnyaUmat katolik sangat bersuka cita lantaran perayaan Misa tahun ini langsung bersama pemimpin Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaSelama Paus di Indonesia, Grace mengungkapkan, masyarakat begitu santun, toleran dan bersahabat.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca Selengkapnya