Jokowi dianggap berjudi jagokan Komjen Tito jadi calon Kapolri
Merdeka.com - Proses pemilihan pengganti Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri penuh dengan kejutan. Sebab, Presiden Joko Widodo yang mengajukan Komjen Tito Karnavian kepada DPR RI kontroversial.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi, menyatakan keputusan Presiden Jokowi mengajukan nama Tito sebagai pengganti Badrodin dianggap rawan. Malah dia menyatakan hal itu bisa menimbulkan masalah baru.
"Menurut saya Jokowi tengah berjudi. Bisa jadi problem internal," kata Muradi kepada merdeka.com, Rabu (15/6).
-
Siapa yang diusulkan Jokowi jadi Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Murad, Tito yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dianggap masih junior ketimbang jenderal bintang tiga lainnya. Sebut saja Budi Waseso, Budi Gunawan, Putut Eko Bayuseno, Syafruddin, dan Suhardi Alius.
"Saya bilang bahwa ini bisa jadi masalah kejenjangan dalam Polri. Pemilihan kapolri tentu harus lihat dari segi senioritas. Mungkin Tito ahli di bidangnya tapi bukan senior. Itu potensi besar di dalam Polri kalau bergulir. Ini luar biasa serius. Saya enggak tahu ke depan akan seperti apa," ujar Muradi.
Muradi menilai Presiden Jokowi terjun terlalu jauh mempolitisasi Polri. Dia khawatir penolakan dari kalangan dalam itu terlalu kuat terhadap jenderal pilihan Jokowi.
"Sebab bukan tidak mungkin penolakan akan hadir di tubuh Polri, yang ada senioritas yang jauh lima angkatan, kemudian dia potensi besar ketika memimpin, eh sekarang Tito yang ditunjuk. Tito itu pensiun baru tahun 2022 nanti. Jadi masih lama," ucap Muradi.
Muradi juga risau dengan calon Kapolri pilihan Jokowi. Sebab dia merasa partai pengusung akan kecewa dengan pilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Ini enggak perlu terjadi. Banyak pekerjaan presiden. Ini bukan sesuatu hal yang besar. Hubungan dengan partai khawatir rusak. Partai akan kehabisan kesabaran karena presiden tidak mengikuti alur gerak. Jadi ada dua yang terdampak, partai dan internal Polri," tutup Muradi. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.
Baca SelengkapnyaReaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaFaldo meyakini Adian juga pernah berbeda pendapat dengan pimpinan partainya.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan indikasi ancaman ketika Agus naik menjadi Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, politik adu domba tersebut sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDi mata Connie, sosok Agus mempunyai kedekatan dengan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSigit merupakan Kapolres Solo saat Jokowi menjadi wali kota. Ia juga merupakan mantan ajudan Jokowi.
Baca SelengkapnyaMu’ti meminta jangan ada pemaksaan kehendak atau manuver untuk menjadikan pilpres hanya satu putaran
Baca SelengkapnyaJuri menambahkan, kabar tak benar itu hanya menciptakan ketidakstabilan dan merusak fokus pada agenda pemerintah yang sedang berlangsung.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, dia menilai lebih Ganjar mengalah mundur sebagai capres dan bergabung dengan Prabowo.
Baca Selengkapnya