Jokowi didesak buat TPF kasus Novel, Polri minta masyarakat percaya
Merdeka.com - Kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih berselimut misteri. Desakan masyarakat sipil agar Presiden Joko Widodo membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) mengusut kasus ini mulai bermunculan.
Menanggapi hal itu, Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul berpendapat agar masyarakat bisa mempercayakan penuntasan kasus ini terhadap korps Bhayangkara.
"Kami sedang bekerja, kami bentuk tim kami lakukan proses penyelidikan berdasarkan undang-undang. Kami bisa lakukan pemanggilan, kami diberikan kewenangan untuk itu," ujar Martinus seusai menghadiri acara diskusi, Sabtu (15/4).
-
Bagaimana Polri tingkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Kenapa Polri mendapatkan kepercayaan masyarakat? 'Alhamdulillah Polri mendapatkan 73,1% dari 1.200 responden di seluruh tanah air dari Sabang sampai Merauke di 38 provinsi,' ucap Khusniyati. Menurut Khusniyati, angka tersebut membuktikan bahwa Polri dekat dengan masyarakat. Hal ini tak lepas dari kerja keras Polri dibawah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
-
Siapa yang menggugat Polda Jawa Barat? Pegi diketahui menggugat Polda Jawa Barat yang menetapkannya sebagai tersangka pembunuhan Vina dan Eky.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
"Bukan masalah setuju atau tidak setuju (pembentukan TPF), percayakan saja ke kami. Kami kerja profesional," pungkasnya.
Sebelumnya, Wadah Pegawai KPK melaksanakan aksi solidaritas untuk Novel pasca mendapat aksi teror orang tak bertanggung jawab, Selasa (11/4) pagi di dekat kediamannya seusai menunaikan ibadah salat Subuh di masjid Al Ihsan yang tidak jauh dari kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pegawai WP KPK yang diwakili oleh Heri Nuruddin mengatakan aksi teror terhadap Kasatgas kasus korupsi e-KTP itu merupakan aksi keji dan harus diusut tuntas dalang penyerangan tersebut. Dia juga meminta Presiden Joko Widodo membentuk TPF atas kasus itu.
"Kami akan terus meminta terhadap presiden untuk terus mendorong mengusut tuntas kasus ini melalui tim gabungan pencari fakta," kata Heri, Kamis (13/4).
Usulan adanya tim gabungan dari masyarakat sipil juga disuarakan oleh mantan wakil ketua KPK, Busyro Muqoddas. Dia mengusulkan agar tim yang mengusut kasus Novel tidak hanya berasal dari unsur kepolisian melainkan juga ada unsur masyarakat sipil. Alasannya, agar masyarakat bisa dilibatkan dalam menguak kasus tersebut dan mampu mengawasi segala informasi yang ada.
"Ini sudah kasat mata, maka tidak ada cara lain kecuali presiden selaku panglima tertinggi TNI dan Polri perlu segera membentuk tim, sama seperti SBY bentuk tim 8 dengan SK presiden," kata Busyro saat mengadakan konferensi pers di KPK.
Bukan tanpa alasan masyarakat sipil harus dilibatkan dalam pengusutan kasus tersebut, menurutnya berkali kali teror yang menimpa penyidik KPK tidak pernah bermuara secara tuntas secara hukum.
"Enam kali upaya pembunuhan gagal terus maka yang tangani tidak hanya Polri saja tapi tugas masyarakat. Kali ini bukan saat nya lagi negara basa basi kalau mau usut benar benar sampai tuntas harus tim gabungan," pungkasnya.
Saat ini, Novel sekaligus ketua WP KPK masih berada di Singapura untuk menjalani perawatan terhadap matanya akibat tersiram cairan asam sulfat. Sebelumnya mantan Kasatgas simulator SIM itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading sebelum dirujuk ke Jakarta Eye Center dan diterbangkan ke Singapura.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat anjlok karena kasus Ferdy Sambo, kini tingkat kepercayaan publik kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKinerja Kejagung membongkar kasus-kasus besar disebut membuat penilaian positif masyarakat.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan tindak nepotisme.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaNawawi mengaku mendapat tugas berat dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mempertanyakan Agus Rahardjo yang kembali mempersoalkan kasus yang sudah bergulir pada 2017.
Baca Selengkapnya"Saya justru menunggu namanya siapa ya," kata Kapolri.
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan proses penyelidikan tetap dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah.
Baca SelengkapnyaNawawi akan membicarakan kepada pimpinan KPK lain untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo menjawab usulan agar pimpinan KPK dinonaktifkan di tengah kasus dugaan pemerasan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca Selengkapnya