Jokowi diminta pilih KaBIN yang kompeten, bukan karena eks timses
Merdeka.com - The Indonesian Intelligence Institute (TIII) meminta Presiden Jokowi untuk memilih calon Kepala BIN tidak berdasarkan kedekatan politis semata melainkan sosok yang benar-benar untuk mengabdi pada kepentingan bangsa dan negara. Calon-calon tersebut menurut TIII, harus orang yang kompeten, berintegritas dan punya kemampuan intelijen yang mumpuni.
"Yang pertama jelas kami tidak menyebutkan nama. Kami bukan tim sukses dari kandidat siapa pun. Yang kita harapkan ke depan KaBIN itu benar-benar orang yang kompeten, punya integritas dan punya kemampuan intelijen. Jangan sampai Kabin hanya punya kedekatan politik dengan presiden. Atau karena berjasa pernah memenangkan pemilu presiden. Ini yang harus digarisbawahi, sebab kepentingan intelijen adalah kepentingan negara bukan kepentingan satu dua orang," kata Analis intelijen dari TIII Ridlwan Habib di Kafe Ladang Kopi, Jl Paso, Jagakarsa, Jaksel, Selasa (27/4) setelah mengadakan diskusi yang bertajuk 'Mencari Sosok Kabin yang Ideal'.
Lanjut dia, calon Kabin yang nanti diusul kemudian dipilih presiden haruslah lebih memahami dunia intelijen dengan segala perkembangannya. Kabin tersebut, kata Ridlwan, juga harus punya integritas dan mampu bekerja sama dengan lembaga negara lainnya.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng pihak lain? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
"Presiden harus memilih orang yang memahami intelijen karena bagaimana pun juga dunia intelijen sudah sangat berubah. Butuh orang yang update bukan yang hidup di masa lalu. Juga punya integritas pribadi dan tidak memanfaatkan institusi intelijen untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongan. Selain itu, orang yang bisa diterima oleh lembaga-lembaga yang lain karena BIN itu berkoordinasi dengan lembaga yang lain. Dia mesti figur yang ramah dan bersahabat sehingga lembaga yang lain bisa bekerjasama deng baik," lanjut Ridlwan.
Di sisi lain, Ridlwan menambahkan, jika tidak tutup kemungkinan adanya calon dari parpol atau politisi. Namun, Ridlwan mengingatkan agar calon tersebut harus mampu meninggalkan kepartaiannya dan mengenakan baju negarawan.
"Dari parpol juga bisa tapi apakah dia sudah meninggalkan baju partainya, ini sangat penting. Kalau dia sudah meninggalkan itu dan memakai baju negarawan merah putih, maka di situlah dia layak jadi KaBIN. Tapi kalau dia masih pertahankan sebagai orang partai atau petugas partai itu tidak layak. Sebab KaBIN itu untuk kepentingan negara, bukan orang per orang," pungkasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai pemerintah, Anies mengaku harus mendengar banyak masukan, bukan diputuskan karena menyesuaikan selera sepihak.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan tidak ingin mempermasalahkan dikotomi profesional dan orang partai untuk mengisi jabatan menteri.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga menyinggung soal netralitas ini untuk BIN.
Baca SelengkapnyaTerlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaRomo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.
Baca SelengkapnyaAndi Gani memastikan Jokowi tak ikut campur dalam kisruh internal Kadin.
Baca SelengkapnyaPKS berharap, agar data-data yang dimiliki Presiden Jokowi tidak disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu buntut pernyataan Presiden Jokowi memiliki data intelijen partai politik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Ujang Komarudin menilai, Jokowi tidak perlu untuk cawe-cawe
Baca SelengkapnyaKepada seluruh anggota Polri, Jokowi berpesan agar tidak tebang pilih dalam penegakan hukum
Baca Selengkapnya