Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi diminta pilih KaBIN yang kompeten, bukan karena eks timses

Jokowi diminta pilih KaBIN yang kompeten, bukan karena eks timses Jokowi bagikan Kartu Indonesia Sehat. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - The Indonesian Intelligence Institute (TIII) meminta Presiden Jokowi untuk memilih calon Kepala BIN tidak berdasarkan kedekatan politis semata melainkan sosok yang benar-benar untuk mengabdi pada kepentingan bangsa dan negara. Calon-calon tersebut menurut TIII, harus orang yang kompeten, berintegritas dan punya kemampuan intelijen yang mumpuni.

"Yang pertama jelas kami tidak menyebutkan nama. Kami bukan tim sukses dari kandidat siapa pun. Yang kita harapkan ke depan KaBIN itu benar-benar orang yang kompeten, punya integritas dan punya kemampuan intelijen. Jangan sampai Kabin hanya punya kedekatan politik dengan presiden. Atau karena berjasa pernah memenangkan pemilu presiden. Ini yang harus digarisbawahi, sebab kepentingan intelijen adalah kepentingan negara bukan kepentingan satu dua orang," kata Analis intelijen dari TIII Ridlwan Habib di Kafe Ladang Kopi, Jl Paso, Jagakarsa, Jaksel, Selasa (27/4) setelah mengadakan diskusi yang bertajuk 'Mencari Sosok Kabin yang Ideal'.

Lanjut dia, calon Kabin yang nanti diusul kemudian dipilih presiden haruslah lebih memahami dunia intelijen dengan segala perkembangannya. Kabin tersebut, kata Ridlwan, juga harus punya integritas dan mampu bekerja sama dengan lembaga negara lainnya.

Orang lain juga bertanya?

"Presiden harus memilih orang yang memahami intelijen karena bagaimana pun juga dunia intelijen sudah sangat berubah. Butuh orang yang update bukan yang hidup di masa lalu. Juga punya integritas pribadi dan tidak memanfaatkan institusi intelijen untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongan. Selain itu, orang yang bisa diterima oleh lembaga-lembaga yang lain karena BIN itu berkoordinasi dengan lembaga yang lain. Dia mesti figur yang ramah dan bersahabat sehingga lembaga yang lain bisa bekerjasama deng baik," lanjut Ridlwan.

Di sisi lain, Ridlwan menambahkan, jika tidak tutup kemungkinan adanya calon dari parpol atau politisi. Namun, Ridlwan mengingatkan agar calon tersebut harus mampu meninggalkan kepartaiannya dan mengenakan baju negarawan.

"Dari parpol juga bisa tapi apakah dia sudah meninggalkan baju partainya, ini sangat penting. Kalau dia sudah meninggalkan itu dan memakai baju negarawan merah putih, maka di situlah dia layak jadi KaBIN. Tapi kalau dia masih pertahankan sebagai orang partai atau petugas partai itu tidak layak. Sebab KaBIN itu untuk kepentingan negara, bukan orang per orang," pungkasnya. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Basawedan Bicara Cawapres Ban Serep dan Kelanjutan IKN
Anies Basawedan Bicara Cawapres Ban Serep dan Kelanjutan IKN

Sebagai pemerintah, Anies mengaku harus mendengar banyak masukan, bukan diputuskan karena menyesuaikan selera sepihak.

Baca Selengkapnya
Soal Komposisi Kabinet, Anies Ungkap Tiga Kriteria Menteri Idamannya
Soal Komposisi Kabinet, Anies Ungkap Tiga Kriteria Menteri Idamannya

Anies Baswedan tidak ingin mempermasalahkan dikotomi profesional dan orang partai untuk mengisi jabatan menteri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas

Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Disinggung Soal Netralitas Oleh Eks Kasad Dudung, BIN Dapat Perintah Tegas Jokowi
VIDEO: Disinggung Soal Netralitas Oleh Eks Kasad Dudung, BIN Dapat Perintah Tegas Jokowi

Presiden Jokowi juga menyinggung soal netralitas ini untuk BIN.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ngaku Punya Data Intelijen Arah Politik Partai, PKS Anggap Alarm Berbahaya
Jokowi Ngaku Punya Data Intelijen Arah Politik Partai, PKS Anggap Alarm Berbahaya

Terlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.

Baca Selengkapnya
Romo Magnis di Sidang Sengketa Pilpres: Presiden Seperti Bos Mafia Jika Pakai Kekuasaan untuk Untungkan Pihak Tertentu
Romo Magnis di Sidang Sengketa Pilpres: Presiden Seperti Bos Mafia Jika Pakai Kekuasaan untuk Untungkan Pihak Tertentu

Romo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.

Baca Selengkapnya
Bertemu Jokowi di Istana, Presiden KSPSI Andi Gani Yakin Tak Ada Keppres Penggantian Ketum Kadin
Bertemu Jokowi di Istana, Presiden KSPSI Andi Gani Yakin Tak Ada Keppres Penggantian Ketum Kadin

Andi Gani memastikan Jokowi tak ikut campur dalam kisruh internal Kadin.

Baca Selengkapnya
PKS Puji Presiden Jokowi soal Data Intelijen Parpol
PKS Puji Presiden Jokowi soal Data Intelijen Parpol

PKS berharap, agar data-data yang dimiliki Presiden Jokowi tidak disalahgunakan.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Panggil Jokowi dan BIN Terkait Dugaan Penyalahgunaan Data Intelijen Partai Politik
Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Panggil Jokowi dan BIN Terkait Dugaan Penyalahgunaan Data Intelijen Partai Politik

Pemanggilan itu buntut pernyataan Presiden Jokowi memiliki data intelijen partai politik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pegang Data Parpol: Saya Tahu Mereka Menuju ke Mana
Jokowi Pegang Data Parpol: Saya Tahu Mereka Menuju ke Mana

Jokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.

Baca Selengkapnya
Pengamat Sebut Jokowi Lebih Baik Titip Nama daripada Ikut Campur Penyusunan Kabinet Prabowo
Pengamat Sebut Jokowi Lebih Baik Titip Nama daripada Ikut Campur Penyusunan Kabinet Prabowo

Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, Jokowi tidak perlu untuk cawe-cawe

Baca Selengkapnya
Jokowi: Polri Harus Profesional dan Tidak Tebang Pilih dalam Penegakan Hukum
Jokowi: Polri Harus Profesional dan Tidak Tebang Pilih dalam Penegakan Hukum

Kepada seluruh anggota Polri, Jokowi berpesan agar tidak tebang pilih dalam penegakan hukum

Baca Selengkapnya